• Posted by : sahdarullah Jumat, 11 Oktober 2013



    Pokok Bahasan ini meliputi :
    ·               Pengaruh dan pentingnya harga
    ·               Pengertian harga
    ·               Reaksi konsumen terhadap harga
    ·               Prosedur penentuan harga.


    1. PENGARUH DAN PENTINGNYA HARGA

    Pada harga berapakah tepatnya, barang-barang atau jasa itu harus dijual?” Pertanyaan ini akan terus diulang-ulang beberapa kali sehari di toko di seluruh dunia. Hal ini memperlihatkan bahwa konsumen dan organisasi akan membeli sesuatu barang dalam jumlah banyak jika harganya tepat atau layak.
    Untuk menetapkan tingkat harga tersebut biasanya dilakukan dengan mengadakan percobaan untuk menguji pasarnya, apakah menerima atau menolak. Apabila konsumen menerima penawaran tersebut, berarti harga yang ditetapkan sudah layak. Tetapi jika mereka menolak, biasanya harga itu akan diubah dengan cepat. Keputusan tentang penetapan harga tersebut perlu diintegrasikan dengan keputusan tentang barang. Hal ini disebabkan karena harga merupakan bagian dari penawaran suatu barang, seperti juga pada kemasan dan merk.
    Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh baik di dalam perekonomian maupun dalam perusahaan.

    1.      Dalam Perekonomian
    Harga pasar sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba atas pembayaran faktor-faktor produksi (tenaga kerja, tanah, capital, dan kewiraswastaan). Dalam cara tersebut harga menjadi suatu pengukur dasar pada sistem perekonomian secara keseluruhan karena mempengaruhi alokasi sumber-sumber yang ada. Suatu tingkat upah yang tinggi dapat menarik tenaga kerja lebih banyak. Begitu pula pada tingkat bunga yang tinggi, akan menarik capital lebih besar.

    2.      Dalam Perusahaan
    Harga suatu barang atau jasa merupakan penentu bagi permintaan pasarnya. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan juga mempengaruhi market share-nya. Bagi perusahaan, harga tersebut akan memberikan hasil dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih. Harga suatu barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Dalam perencanaan barang misalnya, menejemen ingin selalu meningkatkan kualitas barang yang dihasilkannya. Keputusan ini dapat dibenarkan hanya apabila pasarnya dapat menerima suatu tingkat harga yang cukup tinggi untuk menutup biaya-biaya dalam meningkatkan kualitasnya.



    2. PENGERTIAN HARGA

    Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah-istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang lain dalam pertukaran. Tetapi perekonomian kita bukan sistem barter, maka untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu barang kita menggunakan uang, dan istilah yang dipakai adalah harga. Jadi, harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.
    Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Memang sulit untuk mendefinisikan harga. Pada sebuah mobil misalnya, harga yang ditetapkan termasuk pula harga radio, kaset, atau alat pendingin udara (A.C), dan sebagainya. Tetapi dalam keadaan yang lain harga dapat didefinisikan sebagai jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa :

    Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

    Konsep yang lain menunjukkan apabila harga sebuah barang yang dibeli oleh konsumen dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka dapat dikatakan bahwa penjualan total perusahaan akan berada pada tingkat yang memuaskan, diukur dalam nilai rupiah, sehingga dapat menciptakan langganan.
    Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi diferensiasi barang dalam pemasaran.

    Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produksinya. Tujuan tersebut antara lain :

    1.      Mendapatkan laba maksimum
    Dalam praktek, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.

    2.      Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih
    Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa doperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.

    3.      Mencegah atau mengurangi persaingan
    Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijaksanaan harga, tetapi dengan servis lain. Persaingan seperti itu disebut persaingan bukan harga (non-price competition).

    4.      Mempertahankan atau memperbaiki market share
    Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan bilamana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan di bidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Dalam hal ini harga merupakan factor yang penting. Bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan sangat terbatas, biasanya penentuan harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share. Perbaikan market share kurang diutamakan, lebih-lebih apabila persaingan sangat ketat.


    3. REAKSI KONSUMEN TERHADAP HARGA

    Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Minuman keras misalnya, lebih sering dinilai dengan harga daripada dengan rasa atau bahan-bahan yang digunakannya. Minuman keras yang lebih mahal biasanya dianggap lebih baik. Begitu pula untuk beberapa macam barang konsumsi lannya.
    Orang sering memilih harga yang tinggi di antara dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
    Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai criteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi biasanya dianggap superior dan barang yang mempunyai harga rendah dianggap inferior (rendah tingkatannya). Tetapi barang-barang yang sifatnya homogin seperti bensin, tidaklah demikian. Ada kenyataan bahwa harga yang sesuai dengan keinginan konsumen belum tentu sama untuk jangka waktu lama. Kadang-kadang konsumen lebih menonjolkan kesan daripada harga itu sendiri. Barang yang sejenis yang berharga murah justru dapat dibeli oleh konsumen.

    4. PROSEDUR PENENTUAN HARGA

    Bilamana tujuan penetapan harga sudah ditentukan, maka menejemen dapat mengalihkan perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan. Tidak semua perusahaan menggunakan prosedur yang sama. Prosedur penentuan harga yang dipakai di sini meliputi enam tahap yaitu :
    n  Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut.
    n  Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan
    n  Menentukan market share yang dapat diharapkan
    n  Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar.
    n  Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan
    n  Memilih harga tertentu.

    1.      Mengestimasikan Permintaan Untuk Barang Tersebut

    Dalam tahap pertama ini, penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintaan barang baru. Pengestimasian permintaan tersebut dapat dilakukan dengan :
    a.       Menentukan harga yang diharapkan (expected price), yaitu harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen; dan ini dapat ditentukan dengan menggunakan ancar-ancar, misalnya Rp. 250,- dan Rp 300,- atau tidak lebih dari Rp.300,-.
    b.      Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga. Hal ini menyangkut pula pertimbangan tentang masalah elastisitas permintaan suatu barang. Barang yang mempunyai permintaan pasar elastis, biasanya akan diberi harga lebih rendah dari barang yang mempunyai permintaan inelastis. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga yang berbeda adalah penting juga dalam hubungannya dengan penentuan titik pas-pasan (break-even point), yang akan dibahas kemudian pada bab 10.

    2.      Mengetahui Lebih Dulu Reaksi Dalam Persaingan

    Kondisi persaingan sangat memperngaruhi kebijaksanaan penentuan harga bagi perusahaan atau penjual. Oleh karena itu penjual perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta sumber-sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari :
    n  Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain
    n  Barang pengganti atau subsitusi
    n  Barang-barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama menginginkan uang konsumen

    3.      Menentukan Market Share Yang Dapat Diharapkan

    Perusahaan yang agresif selalu menginginkan market share yang lebih besar. Kadang-kadang, perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dari persaingan bukan harga, disamping dengan harga tertentu. Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya memasuki persaingan.

    4.      Memilih Strategi Harga Untuk Mencapai Target Pasar

    Dalam hal ini penjual dapat memilih diantara dua macam strategi harga yang dianggap paling ekstrim, yaitu : (a) skim-the cream-pricing, dan (b) penetration pricing. Strategi tesebut biasanya dipakai untuk memasarkan barang baru.
    a.       Skim-the cream pricing
    Skim-the cream pricing atau skimming pricing merupakan strategi penetapan harga yang setinggi-tingginya. Harga yang tinggi tersebut dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian, pengembangan, dan promosi. Strategi ini sesuai dengan barang-barang baru sebab :
    n  Pada tahap permulaan permintaannya masih sangat inelastic karenasaingan masih sangat sedikit.
    n  Dapat membagi pasar berdasarkan tingkat penghasilan, yaitu menjual barang baru tersebut pada segmen pasar yang berpenghasilan tinggi.
    n  Dapat pula berfungsi untuk menjaga-jaga terhadap kekeliruan dalam penetapan harga.
    n  Harga perkenalan yang tinggi dapat memberikan penghasilan dan laba yang tinggi pula
    n  Harga yang tinggi dapat dipakai untuk membatasi permintaan terhadap batas-batas kapasitas produksi dalam perusahaan.
    b.      Penetration pricing
    Penetration pricing merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya, yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat. Dibandingkan dengan skim-the cream pricing strategi ini lebih agresif dan dapat memperkuat kedudukan perusahaan dalam persaingan.

    5.      Mempertimbangkan Politik Pemasaran Perusahaan

    Tahap selanjutnya dalam prosedur penentuan harga adalah mempertimbangkan politik pemsaran perusahaan dengan melihat pada barang, system distribusi, dan program promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa mempertimbangkan barang lain yang di jualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya, harus diperhatikan ada atau tidaknya penyalur yang juga menerima sebagian dari harga jual. Bilama tanggung jawab promosi dilimpahkan pada penyalur, maka marjin yang akan diterima produsen menjadi lebih tinggi.

    6. Memilih Harga Tertentu.

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan