Posted by : sahdarullah
Selasa, 15 Oktober 2013
Pokok Bahasan
ini meliputi :
n Arti dan pentingnya personal selling
n Fungsi-fungsi tenaga penjualan
n Proses personal selling
n Penentuan jumlah tenaga penjualan yang kualifait.
1. ARTI DAN
PENTINGNYA PERSONAL SELLING
Tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya adalah meningkatkan
penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan yang
memuaskan kepada pasar dalam jangka panjang. Personal selling merupakan salah
satu metode promosi untuk mencapai tujuan tersebut, dan usaha ini memerlukan
lebih banyak tenaga kerja atau tenaga penjualan. Oleh William G. Nickels,
personal selling ini didefinisikan sebagai berikut :
Personal selling adalah
interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran
yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
Jadi, personal
selling merupakan komunikasi orang secara individual. Lain halnya dengan
periklanan dan kegiatan promosi lain yang komunikasinya bersifat massal dan
tidak bersifat pribadi. Dalam operasinya, personal selling lebih fleksibel
dibandingkan dengan yang lainnya. Ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan
tersebut dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif, dan perilaku
konsumen; dan sekaligus dapat melihat raksi konsumen, sehingga mereka langsung
dapat mengadakan penyesuaian seperlunya.
Tenaga penjualan ini dapat pula membantu menejemen dengan memberikan
informasi, misalnya tentang penjualan kredit, sikap kosumen; dan juga sebagai
petugas lapangan dalam penelitian pemasaran. Tetapi dilain pihak, kegiatan
personal selling ini akan memberikan beban ongkos yang semakin besar apabila
penggunaannya sangat luas; dan sulit sekali diperoleh tenaga penjualan yang
betul-betul kualifait.
Pada umumnya, personal selling ini dipakai juga untuk melakukan
penjualan. Dalam hal
ini, sering diadakan pengamatan lebih dulu pada konsumen dalam beberapa situasi
yang berbeda. Pembahasan selanjutnya tentang personal
selling akan ditekankan pada tanggungjawab serta kegiatan penjualan dari
penjual-penjual industri.
2. FUNGSI-FUNGSI TENAGA PENJUALAN
Salah satu fungsi tenaga penjualan
adalah melakukan penjualan dengan bertemu muka (face-to-face selling), dimana
seorang penjual dari sebuah perusahaan langsung menemui konsumen untuk
menawarkan produknya. Penjualan dengan bertemu muka ini hanya merupakan satu
dari beberapa fungsi penting lainnya. Fungsi-fungsi yang lain tersebut adalah :
(1) mengadakan analisa pasar, (2) menentukan calon konsumen, (3) mengadakan
komunikasi, (4) memberikan pelayanan, (5) memajukan langganan, (6)
mempertahankan langganan, (7) mendefinisikan masalah, (8) mengatasi masalah,
(9) mengatur waktu, (10) mengalokasikan sumber-sumber dan (11) meningkatkan
kemampuan diri.
1.
Mengadakan Analisa Pasar
Dalam analisa pasar, termasuk juga mengadakan peramalan tentang
penjualan yang akan datang, mengetahui dan mengawasi para pesaing dan
memperhatikan lingkungan, terutama lingkungan sosial dan perekonomian.
Sebenarnya, tugas penjualan ini tidak mudah. Apa yang dilakukan oleh penjual
tersebut dapat berakibat pada dirinya sendiri. Seorang tenaga penjual yang baik
harus memahami dan menyadari tentang apa yang terjadi di beberapa daerah selain
di sekitar perusahaan.
2.
Menentukan Calon Konsumen
Termasuk
dalam fungsi ini antara lain mencari pembeli potensial, menciptakan pesanan
baru dari langganan yang ada, dan mengetahui keinginan pasar.
3.
Mengadakan Komunikasi
Komunikasi ini merupakan fungsi yang menjiwai fungsi-fungsi
tenaga penjualan yang ada. Fungsi ini tidak menitik-beratkan untuk membujuk
atau mempengaruhi, tetapi untuk memulai dan melangsungkan pembicaraan secara
ramah dengan langganan atau calon pembeli. Komunikasi yang bersifat membujuk
hanya merupakan satu elemen saja dari fungsi komunikasi.
4.
Memberikan Pelayanan
Pelayanan yang diberikan kepada langganan dapat diwujudkan dalam
bentuk konsultasi menyangkut keinginan dan masalah-masalah yang dihadapi
langganan, memberikan jasa teknis, memberikan bantuan keuangan (misalnya berupa
kredit), melakukan penghantaran barang ke rumah, dan sebagainya.
5.
Memajukan Langganan
Dalam memajukan langganan, tenaga penjualan bertanggungjawab atas
semua tugas yang langsung berhubungan dengan langganan. Hal ini dimaksudkan
untuk mengarahkan tugas-tugasnya agar dapat meningkatkan laba. Dalam fungsi
ini, termasuk juga pemberian saran secara pribadi seperti saran tentang masalah
pengawasan persediaan, promosi, pengembangan barang, dan kebijaksanaan harga.
Dengan memajukan penjualan langganan, penjual dapat mengharapkan adanya
peningkatan dalam penjualan mereka.
6.
Mempertahankan Langganan
Mempertahankan langganan atau penjualan merupakan salah satu fungsi
yang semata-mata ditujukan untuk menciptakan goodwill serta mempertahankan
hubungan baik dengan langganan.
7.
Mendefinisikan Masalah
Pendefinisian masalah dilakukan dengan memperhatikan dan mengikuti
permintaan konsumen. Ini
berarti penjual harus mengadakan analisa tentang usaha-usaha konsumen sebagai
sumber masalah. Selain itu, juga harus menemukan
masalah-masalah yang berkaitan dengan barang, jasa, harga, dan sistem
penyampaiannya.
8.
Mengatasi Masalah
Mengatasi atau menyelesaikan masalah merupakan fungsi menyeluruh
yang pada dasarnya menyangkut fleksibilitas, penemuan, dan tanggapan. Jika
suatu masalah memerlukan sumber-sumber dari beberapa perusahaan, tenaga
penjualan dapat membantu untuk memperolehnya. Jadi, tenaga penjualan tersebut semata-mata
bertindak sebagai konsultan umum.
9. Mengatur Waktu
Pengaturan waktu merupakan satu masalah paling penting yang dihadapi
oleh penjual. Sering terjadi adanya banyak waktu yang terbuang dalam
perjalanan, atau untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak produktif, atau terbuang
untuk menunnggu saja. Untuk menghemat waktu, mereka harus banyak latihan serta
mengambil pengalaman dari orang lain.
10.
Mengalokasikan Sunber-sumber
Pengalokasian sumber-sumber sering diperlukan dan dilakukan dengan
memberikan bahan bagi keputusan menejemen untuk membuka transaksi baru, menutup
transaksi yang tidak menguntungkan, dan mengalokasikan usaha-usaha ke berbagai
transaksi.
11.
Meningkatkan Kemampuan Diri
Ini meliputi latihan-latihan dan usaha-usaha pribadi untuk mencapai
kemampuan fisik dan mental yang tinggi. Tentu saja tidak terlepas dari masalah motivasi
dan kondisi atau kesehatan dari tenaga penjualan itu sendiri. Latihan yang lain
dapat dilakukan dengan mempelajari konsumen beserta keinginannya, para pesaing
beserta kegiatannya, produk yang dijual, kebijaksanaan dan progran dari
perusahaannya.
3. PROSES
PERSONAL SELLING
Telah diketahui bahwa face-to-face selling merupakan salah satu
aspek dalam personal selling. Berikut ini akan dibahas secara lebih mendalam
tentang proses personal selling. Adapun tahap-tahap yang terdapat dalam proses
selling adalah :
a. Persiapan sebelum Penjualan
Tahap pertama dalam proses personal selling adalah mengadakan
persiapan-persiapan sebelum melakukan penjualan. Di sini, kegiatan yang
dilakukan adalah mempersiapkan tenaga penjualan dengan memberikan pengertian
tentang barang yang dijualnya, pasar yang dituju, dan teknik-teknik penjualan
yang harus dilakukan. Selain itu, mereka juga lebih dulu harus mengetahui
kemungkinan tentang motivasi dan perilaku dalam segmen pasar yang dituju.
b. Penentuan Lokasi Pembeli Potensial
Dengan menggunakan data pembeli yang lalu maupun sekarang, penjual
dapat menentukan karakteristiknya, misalnya lokasi. Oleh karena itu, pada tahap
kedua ini ditentukan lokasi dari segmen pasar yang menjadi sasarannya. Dari
lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau perusahaan
yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan. Dari
konsumen yang ada dapat pula ditentukan konsumen manakah yang sudah menggunakan
produk-produk saingan.
c. Pendekatan Pendahuluan
Sebelum melakukan penjualan, penjual harus mempelajari semua masalah
tentang individu atau perusahaan yang dapat diharapkan sebagai pembelinya.
Selain itu, perlu juga mengetahui tentang produk atau merk apa yang sedang
mereka gunakan dan bagaimana reaksinya. Berbagai macam informasi perlu
dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada pembeli, misalnya
tentang kebiasaan membeli, kesukaan, dan sebagainya. Semua kegiatan ini
dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.
d. Melakukan Penjualan
Penjualan yang dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat
perhatian calon konsumen, kemudian diusahakan untuk mengetahui daya tarik
mereka. Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.
5. Pelayanan sesudah Penjualan
Sebenarnya kegiatan penjualan tidak berakhir pada saat pesanan dari
pembeli telah dipenuhi, tetapi masih perlu dilanjutkan dengan memberikan
pelayanan atau servis kepada mereka. Biasanya kegiatan ini dilakukan untuk
penjualan barang-barang industri seperti instalasi, atau barang konsumsi tahan
lama seperti almari es, televise, dan sebagainya. Beberapa pelayanan yang
diberikan oleh penjual sesudah penjualan dilakukan antara lain :
§ Pemberian garansi
§ Pemberian jasa reparasi
§ Latihan tenaga-tenaga operasi dan
cara penggunaannya
§ Penghantaran barang ke rumah
Dalam tahap terakhir ini penjual
harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik
dari pembeli. Pelayanan lain yang juga perlu diberikan sesudah penjualan adalah
memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat, barang
yang dibelinya betul-betul bermanfaat, dan hasil kerja produk tersebut
memuaskan.
4. PENENTUAN JUMLAH TENAGA
PENJUALAN YANG KUALIFAIT
Dalam penjualan sering pula diikuti dengan kegiatan penghantaran
barang; dan ini merupakan salah satu kesempatan untuk menemui konsumen. Sering
pula penjual harus datang ke rumah calon pembelinya untuk menawarkan barang.
Seperti telah disebutkan di muka bahwa untuk menjalankan peranannya, tenaga
penjualan harus memiliki pengetahuan dan kemampuan tertentu tentang seluk-beluk
barang yang ditawarkan, teknik penggunaan dan pemeliharaan, pandai berbicara,
dan sebagainya. Meskipun kadang-kadang tenaga penjualan menerima penghasilan
yang tinggi, tetapi ada juga yang tidak bersedia meneruskan pekerjaannya.
Sebuah alasan pokok mengapa mereka meninggalkan pekerjaan tersebut, yaitu bahwa
mereka tidak cukup berbakat/cakap untuk menjadi penjual. Untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan menjual yang mereka miliki dapatlah diambil pedoman
sederhana berupa pertanyaan sebagai berikut :
Dapatkah saya menemuimu dan
kamu membeli ?
Setelah menentukan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang
penjual, masalah yang dihadapi menejemen
sekarang adalah menentukan berapakah jumlah tenaga penjual yang paling tepat
harus digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya pemborosan atau
kekurangan tenaga penjual yang melayani pasar. Adapun metode-metode yang dapat
dipakai untuk menentukan jumlah tenaga penjualan yang tepat adalah :
o
Metode beban kerja (work-load
method)
o
Metode potensi penjualan
(sales-potential method)
o
Metode kenaikan (incremental
method)
METODE BEBAN KERJA
Metode beban kerja ini menghitung jumlah tenaga kerja penjualan
dengan memperhatikan interaksi antara tiga factor, yaitu : jumlah
langganan/pembeli, volume penjualan potensial dan lamanya waktu dalam
perjalanan untuk mencari pembeli. Semua ini akan mempengaruhi jumlah waktu yang
menjadi beban bagi para penjual, baik untuk tugas-tugas penjualan, di luar
penjualan, maupun untuk perjalanan. Akhirnya, jumlah waktu yang diperlukan
untuk melayani seluruh pembeli yang ada dibagi dengan jumlah waktu yang
digunakan untuk tugas-tugas penjualan akan diperoleh jumlah tenaga penjualan
yang diperlukan.
METODE POTENSI PENJUALAN
Metode potensi penjualan adalah sebuah metode yang dipakai untuk
menentukan jumlah tenaga penjualan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa
deskripsi jabatan dari seorang penjual adalah termasuk juga pelaksanaan atau
hasil kerja kegiatannya. Secara ringkas, jumlah tenaga penjualan yang
diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
V
Rumus : J
= ------ ( 1 + T )
P
Dimana
:
J = jumlah tenaga penjualan yang diperlukan
V = volume penjualan yang diramalkan
P = produktivitas penjualan yang diperkirakan dari seorang tenaga
penjual
T = tingkat perputaran tenaga penjualan yang
diperkirakan, (biasanya tingkat perputaran dalam satu tahun, dan dinyatakan dengan
persentase).
METODE KENAIKAN
Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap penambahan tenaga
penjualan akan mengakibatkan kenaikan penghasilan dari penjual (penghasilan
bersih). Penghasilan bersih tersebut dapat dicari dari laba kotor dikurangi
gaji penjualan, komisi, dan biaya perjalanan serta cadangan biaya lain. Apabila
tambahan satu orang tenaga penjualan mengakibatkan tambahan penghasilan bersih
menjadi negative, maka penggunaan orang tersebut harus dibatalkan. Hal ini
disebabkan karena jumlah tenaga penjualan yang ada sudah optimal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tolong cantumkan sumbernya, jangan asal copas!
BalasHapustolong cantumkan sumbernya, jangan asal copas!
BalasHapus