• Posted by : sahdarullah Minggu, 02 November 2014



    Anda masih ingat judul atau topik yang akan Anda teliti? Apakah masalah penelitiannya sudah dirumuskan  dengan  rinci (artinya  ada rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus)? Jika sudah, coba Anda kaji ada berapa variabel yang  ada dalam rumusan judul penelitian Anda tersebut dan variabel- variabel apa saja yang akan Anda kaji lebih rinci?
    Jika  belum,  maka  sebaiknya  Anda  rumuskan  dulu  judul  dan  masalah penelitiannya  dengan  lengkap  sehingga  akan  dapat  membantu  Anda  dalam
    mempercepat pemahaman untuk mempelajari modul ini.
    Setiap kali melakukan penelitian, peneliti harus terlebih dahulu mengkaji teori   yang   relevan   dengan   masalah   penelitian.   Untuk   dapat   melakukan pengkajian  teori sebagai landasan landasan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus memahami konse-konsep dasar tentang teori.

    A.  Pengertian Teori
    Istilah teori telah banyak diungkap oleh beberapa ahli. Sukmadinata (1999:  17)  menyatakan  bahwa  “teori  merupakan  suatu                                               set  atau  sistem pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkaian hal”.   Teori merupakan  abstraksi  dari  pengetahuan  pengertian  atau  hubungan  dari proporsi  atau dalil. Menurut Kerlinger dalam Nazir (2005:19) menyatakan bahwa  teori adalah sebuah set konsep atau construct yang berhubungan satu dengan yang lainnya, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan sistematis dan fenomena.
    Menurut Sukmadinata (1999: 17) ada tiga kelompok karakteristik utama sistem   pernyataan  suatu  teori.  Pertama,  pernyataan  dalam  suatu  teori
    bersifat memadukan (unifying statement). Kedua, pernyataan tersebut berisi
    kaidah-kaidah  umum  (universal  preposition).  Ketiga,  pernyataan  bersifat neramalkan  (predictive  statement).  Rose  dalam  Sukmadinata  (1999:18) menyatakan  bahwa  karakteristik  pernyataan  (set  of  statement)  tersebut meliputi  definisi, asumsi, dan kaidah-kaidah umum. Dalam rumusan yang lebih  kompleks,  teori  ini  juga  menyangkut  hukum-hukum,  hipotesis,  dan deduksi-deduksi yang logis-sistematis. Teori harus mampu menjangkau ke depan,  bukan   hanya    menggambarkan               apa        adanya tetapi                       mampu meramalkan (prediktif) apa yang akan terjadi atas suatu hal.
    Nazir (2005:19) menyatakan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengenal teori. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut:
    1.  Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak (construct) yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas pula.
    2.  Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antarkonstrak (construct)
    sehingga  pandangan  yang  sistematis  dari  fenomena-fenomena  yang diterangkan oleh variabel dengan jelas kelihatan.
    3.  Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel
    mana yang berhubungan dengan variabel mana.


      
    B.  Peran dan Fungsi Teori
    Teori merupakan alat dari ilmu (tool of science). Nazir (2005: 19-20) menyatakan bahwa sebagai alat dari ilmu, teori mempunyai peranan sebagai berikut.
    1.  Teori mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.
    Teori sebagai orientasi utama dari ilmu. Fungsi pertama dari teori
    adalah  memberi  batasan  terhadap  ilmu  dengan  cara  memperkecil jangkauan  (range)  dari  fakta  yang  akan  dipelajari.  Karena  banyak fenomena   yang   dapat   dipelajari   dari   berbagai   aspek,   maka   teori membatasi aspek mana saja yang akan dipelajari dari suatu fenomena tertentu.  Misalnya permainan  bola  kaki,  dapat dipelajari dari berbagai aspek,  seperti  dari  aspek  fisik,  dari  aspek  ekonomi  (penawaran  dan permintaan  terhadap bola kaki), dari aspek kimia, aspek sosiologi, dan sebagainya.  Dengan adanya teori, maka jenis fakta mana yang relevan dengan aspek tertentu dari fenomena dapat dicari dan ditentukan.
    2.  Teori memberikan rencana (scheme) konseptual, dengan rencana mana fenomena-fenomena yang relevan disistematiskan, diklarifikasikan, dan dihubung-hubungkan.
    Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi. Tugas dari ilmu  juga mengembangkan sistem                                klasifikasi                   dari    struktur    konsep.    Dalam
    pengembangan  tersebut,  ilmu  memegang  peranan  penting,  karena konsep   serta   klasifikasi                                              selalu    berubah    karena    pentingnya    suatu fenomena berubah-ubah.
    3.  Teori  memberi  ringkasan  terhadap  fakta  dalam  bentuk  generalisasi empiris dan sistem generalisasi.
    Teori  meringkaskan  fakta.  Teori  meringkaskan  hasil  penelitian. Dengan  adanya  teori,  generalisasi  terhadap  hasil  penelitian  dapat dilakukan  dengan  mudah.  Teori  juga  dapat  memadu  generalisasi-
    generalisasi  satu  sama  lain  secara  empiris  sehingga  dapat  diperoleh suatu ringkasan hubungan antargeneralisasi atau pernyataan.
    4.  Teori memberikan prediksi terhadap fakta.
    Teori memprediksi fakta-fakta. Penyingkatan fakta-fakta oleh teori akan  menghasilkan uniformitas dari pengamatan-pengamatan. Dengan
    adanya uniformitas tersebut, maka dapat dibuat prediksi terhadap fakta- fakta   yang  akan  datang.  Teori  fakta-fakta  apa  yang  dapat  mereka
    harapkan    muncul    berdasarkan    pengamatan    fenomena-    fenomena sekarang.
    5.  Teori memperjelas celah-celah di dalam pengetahuan kita.
    Teori menjelaskan celah kosong. Karena meringkaskan fakta-fakta sekarang dan memprediksikan fakta-fakta yang akan datang, yang belum
    diamati, maka teori dapat memberikan petunjuk dan memperjelas daerah mana   dalam  khazanah  ilmu  pengetahuan  yang  belum  dieksplorasi.
    Misalnya, jika teori menyatakan bahwa terdapat hubungan terbalik antara pendapatan dan fertilitas, maka teori tersebut menunjukkan celah mana




    saja di mana hubungan tersebut berlaku secara umum, ataukah teori tersebut berlaku hanya                                           pada kelompok  pendapatan tertentu. Adanya teori  kriminalitas  yang  dirumuskan  berdasarkan  pengamatan  terhadap perilaku kelas bawah, telah memperjelas celah bahwa kini dipertanyakan apakah teori  tersebut juga berlaku untuk kriminalitas yang terjadi pada anak-anak golongan atas?

    Dengan  pendapat  yang  sedikit  berbeda,  Sukmadinata  (1999:  20) menyatakan bahwa minimal ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati oleh para   ilmuwan,   yaitu:   (1)   mendeskripsikan;   (2)   menjelaskan;   dan   (3) memprediksi.
    Lebih lanjut Sukmadinata (1999: 21) menyatakan bahwa untuk usaha mendeskripsikan,  menjelaskan,  dan  membuat  prediksi,  para  ahli  terus
    mencari dan menemukan hukum-hukum tersebut. Melalui proses demikian
    mungkin   terjadi    di   dalam         suatu  set          kejadian,    semua              hukum dan interelasinya dapat dinyatakan dan teori itu telah berkembang menjadi hukum yang lebih       tinggi.   Para    ahli           teori    mencari           hubungan    baru         dengan menggabungkan beberapa set kejadian” menjadi suatu set kejadian yang baru  yang  lebih  universal.  Hal itu  mendorong  pencarian  dan pengkajian selanjutnya, untuk menemukan hukum-hukum baru dan hubungan-hubungan baru dalam suatu teori baru. Fungsi yang lebih besar dari suatu teori adalah melahirkan teori baru.
    Terkait dengan fungsi teori baru, Sukmadinata (1999: 21) menguraikan tentang  proses pembentukan suatu teori atau bagaimana proses berteori
    berlangsung, melalui beberapa langkah sebagai berikut:
    Pertama,  pendefinisian  istilah  merupakan  hal  yang  sangat  penting dalam   berteori,  terutama  berkenaan  dengan  kejelasan  atau  ketepatan
    penggunaan istilah yang telah didefinisikan.
    Kedua,   klasifikasi   yaitu   pengelompokkan   informasi-informasi   yang relevan  dengan kategori-kategori yang sejenis. Klasifikasi juga merupakan
    pengelompokkan fakta dan generalisasi ke dalam kelompok-kelompok yang
    homogen, tetapi tidak menjelaskan interelasi antarkelompok atau interreaksi antara fakta dengan generalisasi dalam suatu kelompok.
    Ketiga,   mengadakan   induksi   dan   deduksi.   Induksi   dan   deduksi
    merupakan  dua  proses  penting  di  dalam  menembangkan  pernyataan- pernyataan  teoretis  setelah  pendefinisian  dan  pengklasifikasian.  Induksi merupakan  proses  penarikan  kesimpulan  yang  lebih  bersifat  umum  dari fakta-fakta atau hal-hal yang bersifat khusus. Deduksi merupakan penurunan kaidah-kaidah khusus dari kaidah yang lebih umum.
    Keempat,  adalah  informasi,  prediksi,  dan  penelitian.  Pembentukan suatu teori yang kompleks mungkin berpangkal dari inferensi-inferensi yaitu penyimpulan  dari  apa  yang  diamati.  Inferensi  ini  mungkin  ditarik  melalui perumusan  asumsi,  hipotesis,  dan  generalisasi  dari  hasil-hasil  observasi. Sesuai  dengan  fungsi  dari   teori  yaitu  memberikan  prediksi,  teori  juga berkembang melalui prediksi dan  juga penelitian. Interelasi antara prediksi yang dibuktikan dengan suatu penelitian, tetapi ada juga yang tetap sebagai prediksi.
    Kelima, pembentukan model-model.  Karena yang dicakup dengan teori sering menyangkut hal-hal yang sifatnya abstrak dan kompleks, maka untuk
    memberikan  gambaran  yang  lebih  konkret  dan  sederhana  dibuat  model-




    model. Model ini menggambarkan kejadian-kejadian serta interaksi antara kejadian.
    Keenam,  pembentukan subteori.  Suatu  teori  yang  telah mapan dan komprehensif  mendorong  untuk  terbentuknya  sub-subteori.  Subteori  ini
    cenderung  memperluas  lingkup  dari  suatu  teori  dan  juga  memberikan penyempurnaan.

    C.  Kajian Teori dan Studi Kepustakaan
    Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustakan atau studi pustakan. Karena teori secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Nazir (2005: 93) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi   literatur,  selain  dari  mencari  sumber  data  sekunder  yang  akan mendukung  penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang  berhubungan                      dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana  terdapat kesimpulan dan generalisasi yang pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan diperoleh.
    Menelusuri   literatur   yang   ada   serta   menelaahnya   secara   tekun merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan dalam mengerjakan penelitian. Melalui studi atau kajian kepustakaan akan diperoleh informasi dari penelitian terdahulu.
    Survei atau kajian teori dapat dikerjakan sebelum atau setelah masalah penelitian  dipilih.  Jika  studi  kepustakaan  dilakukan  sebelum  pemilihan
    masalah,      penelaahan  kepustakaan  termasuk  memperoleh  ide  tentang
    masalah apa yang paling up to date untuk dirumuskan dalam penelitian.
    Kajian teori dapat diperoleh dengan menggunakan berbagai sumber bacaan.  Berikut  dijelaskan  beberapa  jenis  sumber  bacaan  yang  dapat digunakan untuk memperoleh teori-teori yang relevan.

    1.  Buku Teks
    Buku teks adalah tulisan ilmiah yang  dijilid rapi yang diterbitkan dengan interval yang tidak tentu (Nazir, 2005: 106). Buku teks berkenaan dengan  suatu  bidang  ilmu  yang  isinya  menyeluruh  dan  biasanya digunanakan sebagai buku wajib dalam mata kuliah tertentu.

    2.  Jurnal
    Jurnal ialah majalah ilmiah yang berisi tulisan ilmiah atau hasil-hasil seminar yang diterbitkan oleh himpunan profesi ilmiah (Nazir, 2005: 106).
    Biasanya  diterbitkan  sekali  dalam  tiga  bulan.  Atau  sekitar  3-4  jilid
    setahun.
    Jurnal berisi lebih dari satu artikel ilmiah dalam satu volume, yang ditulis oleh banyak pengarang-pengarang ilmuwan. Ada juga yang berisi hanya ringkasan-ringkasan artikel dari pengarang yang dinamakan review journal atau Abstract Journal.
    Review journal adalah majalah ilmiah yang berisi artikel-artikel yang dipersingkat  dalam  suatu  cabang  pengetahuan.  Ringkasan  artikel  itu bukan saja berisi ikhtisar dari hasil penemuan tetapi dimulai dari masalah dan   termasuk   metode  penelitian.  Review  journal  diterbitkan  secara berkala.
    Abstract journal adalah majalah ilmiah yang berisi singkatan atau ikhtisar dari artikel-artikel dari jurnal-jurnal terbaru. Artikel singkatan berisi




    judul, metode serta kesimpulan. Artikel yang disingkatkan tidak lebih dari artikel  yang baru diterbitkan oleh jurna-jurnal, antara 8-10 bulan yang lampau.

    3.  Periodical
    Menurut Nazir (2005: 107) periodical adalah majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala oleh lembaga-lembaga baik pemerintah atau
    swasta yang berisi hasil penelitian yang dikerjakan. Banyak periodical
    yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.

    4.  Yearbook
    Yearbook adalah buku mengenai fakta-fakta dan statistik setahun yang  diterbitkan tiap tahun oleh lembaga pemerintah atau swasta, yang
    diterbitkan   setiap   tahun.   Ada   kalanya   tiap   tahun   yearbook   yang
    dikeluarkan membahas suatu masalah bidang ilmu (Nazir, 2005: 107).

    5.  Buletin
    Nazir (2005: 107) menyatakan bahwa buletin adalah tulisan ilmiah pendek yang diterbitkan secara berkala yang berisi catatan-catatan ilmiah
    ataupun  petunjuk-petunjuk  ilmiah  tentang  satu  kegiatan  operasional. Biasanya  dikeluarkan  oleh  lembaga  negara  ataupun  oleh  himpunan
    profesi lilmiah. Tiap buletin biasanya berisi satu artikel saja. Jika bulletin berisi satu artikel mengenai hasil penelitian, sering disebut contributions.

    6.  Circular
    Circular   adalah   tulisan   ilmiah   pendek   dan   praktis,   biasanya dikeluarkan  oleh  lembaga  negara  atau  swasta  seperti  universitas,
    lembaga  penelitian,  dinas-dinas  dan  sebagainya  (Nazir,  2005:  108).
    Circular diterbitkan tidak dengan interval tertentu.

    7.  Leaflet
    Leaflet berisi karangan kecil yang sifatnya ilmiah praktis. Diterbitkan oleh lembaga negara atau swasta, dengan interval yang tidak tetap.

    8.  Annual Review
    Annual  review  berisi  ulasan-ulasan  tentang  literatur  yang  telah diterbitkan selama masa setahun atau beberapa tahun                                                yang lampau.
    Dalam menggunakan annual review ini, maka carilah annual review yang
    terbaru, kemudian baru mundur ke jilid-jilid sebelumnya.

    9.  Off Print
    Adakalanya perpustakaan mendapat kiriman artikel dari pengarang yang   terlepas  dari  majalah  atau  dari  buku  teks.  Bahan  demikian dinamakan off print.

    10. Reprint
    Jika satu dari artikel yang sudah dimuat dalam satu majalah ilmiah dan dicetak ulang oleh penerbit secara terpisah dan diberi sampul, bahan demikian dinamkan reprint.





    11. Recent Advance
    Nazir  (2005:  109)  menyatakan  bahwa  recent  advance  adalah majalah  ilmiah  yang  berisi  artikel-artikel  yang  tidak  diperoleh  dalam review journals.

    12. Bibliografi
    Menurut Nazir (2005: 109) bibliografi adalah buku yang berisi judul- judul artikel yang membahas bidang ilmu tertentu. Dalam buku tersebut diberikan  judul,  pengarang,  tahun  penerbitan,  nama  penerbitan  serta halaman  dari   sumber  mana  artikel  tersebut  dimuat.  Bibliografi  ini merupakan  buku  referensi  pada  perpustakaan,  dan  pembaca  dengan membaca buku ini  memperoleh petunjuk mengenai artikel-artikel yang berguna dalam bidang ilmu tertentu, dan dalam buku atau majalah ilmiah mana artikel tersebut dapat diperoleh.

    13. Handbook
    Handbook adalah buku kecil yang diterbitkan oleh lembaga negara atau   swasta  yang  biasanya  berisi  petunjuk-petunjuk  tentang  suatu
    masalah tertentu, ataupun tentang sutau fenomena yang bersifat umum.
    Handbook    ini    bisa    saja    mempunyai   pengarang,    ataupun    tanpa pengarang, tetapi dikumpulkan oleh suatu instansi tertentu (Nazir, 2005:
    110).

    14. Manual
    Manual adalah buku petunjuk tentang mengerjakan atau melakukan sesutau  secara  terperinci.  Biasanya  mengenai  suatu  masalah  praktis,
    baik dalam mengukur, melakukan kegiatan atau memakai sesuatu secara
    benar (Nazir, 2005: 110).

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan