Posted by : sahdarullah
Senin, 21 September 2015
Prinsip #1 : information technology allows us to be transparent
(change)
Perubahan adalah suatu hal yang pasti akan
terjadi. Oleh karena itu,pebuhan perlu disikapi dengan cermat. Kekuatan
perubahan terdiri dari lima unsur perubahan teknologi, perubahan politik-legal,
pebuhan politik-kultural,perubahan ekonomi dan perubahan pasar. Dalam prinsip
yang merubah perubahan (change) ini, saya hanya menekankan perubahan pada
bidang teknologi. Perubahan-perubahan di bidang lain politik-legal,
sosial-budaya, ekonomi dan pasar. Walaupun memang juga berperan penting dalam
syariah marketing, sudah banyak di bahas pihak lain; misalnya saja
peraturan-peraturan yang menyangkut perbankan. atau perkembangan indutri perbankan syariah ini di indonesia
yang semakin pesat.
Selain
itu, bagi saya, perubahan teknoogi merupakan penggerak,perubahan yang paling
utama. Akar terjadinya segala perubahan baik perubahan sosial,politik,ataupun
ekonomi adalah karena adanya inovasi terus menerus dibidang teknologi. Jika
kita lihat hampir di semua sektor industri, perkembangan teknologi sangat
membantu melakukan usaha secara lebih efisien dan efektif. Tuntutan
perkembangan zaman yang diiringi dengan kemempuan manusia untuk melakukan
penemuan penemuan teknologi terbaru membuat perubahan yang terjadi semakin
cepat. Seperti yang di katakan oleh alvin toffler dalam buku klasiknya,the
third wave3,kemunculan atau kemajuan teknologi entah yang berbasis
pertanian,industri, atau informasi selalu saja memengaruhi cara hidup kita
secara sangat fundamental.
Pada
pertengahan 1990-an, misalnya penggunaan telepon seluler, masih sangat
terbatas. Namun sekarang bisa kita lihat, bahkan anak sekolahpun punya telepon
seluler.dengan sangat mudah, kita
berkomunikasi dan juga menerimah
informasih. Hal inilah yang akhirnya menciptakan peluang-peluang baru. Maka,
seinring dengan kemajuan teknologi dan tuntutan dari pasar, Bermunjulan produk baru seperti mp3
player,PDA phone,camera phone, handycam digital camera, dan lain sebagainya.
Dalam
buku beyond mobile : people,kommunicatins, and marketing in a mobilized world,
Erika Svensson diterankan bahwa mobile marketplace menjadi ancaman dan
segaligus peluang bagi setiap perusahaan. Setiap konsumen menjadi raja karena
mereka dapat mengakses informasi yang dibutuhkan secepat mungkin, membandingkan
informasi dari sumber lain, dan akhirnya memilih produk atau jasa yang mereka
inginkan.
Dalam
bisnis korporasi, perkembangan teknologi memudahkan perusahaan untuk memberikan
standar layanan terbaik dengan biaya yang rendah. Perkembangan perangkat lunak
untuk bisnis seperti Enterprise Resource Planning (ERP), customer Relationship
Management (CRM), supply chain Management (SCM), dan lainnya sangat membantu
perusahaan untuk mengontrol kegiatan operasionalnya. Terutama bagi kalangan
perbankan, peranan teknologo sangat penting. Contohnya adalah penerapan elecronic
banking (e-banking) dan mobile banking (m-banking). Teknologi digunakan bukan
hanya sebagai alat untuk menyediakan informasi dan mempercepat komunikasi,
melainkan juga untuk mempermudah dan memperlacar terjadinya transaksi.
Perkembangan
teknologi ini tentu saja memberikan kesempatan emas bagi perusahaan yang
menggunakan prinsip-prinsip syariah. Selain sebagai penunjang untuk kegiatan
operasional dan standar layanan, teknologi juga membantu menunjukan kesungguhan
perusahaan dalam melaksankan prinsip-prinsip syariah marketing. Kemudahan bagi
konsumen untuk mendapatkan informasi dan
melakukan komunikasi menjadi kunci bagi perusahaan syariah menunjukan kejujuran
secara transparan.
Prinsip #2: Be
Respectful to your Competitors (competitor)
Dalam
mejalankan syariah marketing, perusahaan harus memerhatikan cara mereka
menghadapi persaingan usaha yang serba-dinamis. Globalisasi dan perubahan
teknologi menciptakan persaingan usaha yang ketat. Pasar menjadi semakin
kompleks dan tidak mudah ditebak. Informasi yang mudah di dapat menjadikan
perusahaan dengan mudahnya mengakses info mengenai pesaing dan persaingan.
Perang yang terjadi dipasar menjadi semakin terbuka akibat pengaruh dari
perkembangan komunikasi. Seperi yang di sebut dalam buku Wharton on Dynamic
Competitive Strategys, As market boundaries become more blurred, bringing new
outsiders into once stable industries, competition has become more complex and
multidimensional.’’ Karena itu, persaingan usaha yang terjadi harus disikapi
dengan pandangan dan cara-cara positif.
Persaingan
antara dua pihak atau lebih tidak akan bisa dihindari karena memang sudah
merupakan sifat manusia untuk berupaya menjadi dan mendapatkan yang terbaik
dalam kehidupannya. Kitab-kitab suci mencerikan bahwa persaingan ini sudah
terjadi sejak zaman Nabi Adam, yaitu ketika tejadi pertikaian antara kedua
putra beliau: Habil (Abel) dan Qabil (kain), yang mengakibatkan Habil meninggal
di tangan saudaranya sendiri.
Dalam
konteks kehidupan saat ini, semakin banyak manusia yang memiliki sifat seerti
Qabil. Mereka selalu merasa tidak puas, tidak mau kalah, dan selalu iri
terhadap keberhasilan orng alain. Seperti kata pepatah, “Rumput tetangga selalu
lebih hijau daripada rumput sendiri.” Banyak perusahaa besar yang arogan, tidak
mau kalah, dan selalu merasa benar sendiri sehingga akhirnya perusahaan itu
hancur dengan sendirinya.
Dalam
menghadapi situasi persaingan yang semakin kompleks saat ini, di butuhkan
kebesaran jiwa untuk dapat menerima persaingan dengan hati yang tulus dan
terbuka. Perusahaan sebisa mungkin menciptakan win-win solution anatara
perusahaan dan pesaingnya, karena yang memegang kendali teradap pasar bukanlah
anda atapaun pesaing anda, melainkan masyarakat luas sebagai konsumen.
Berkompetisi secara jujur dan adil, maka akan memberikan pandangan yang positif dari masyarakat
terhadap perusahaan anda.
Jadi,
ketika persaingan usaha yang dihadapi semakin ketat dan kadang bersifat kotor,
perusahaan anda harus punya kekuatan moral untuk tidak terpengaruh oleh
pemainan bisnis seperti itu. Jika anda punya emotional inteligence (EQ) yang
baik menerankan praktik bisnis yang baik, ketika pesaing menyerang anda dengan
serangan yang tidak etis, yang harus anda akan merasakan bahwa tindakan mereka
yang tidak dail justru akan membawa dampak yang negatif pada mereka.
Prinsip
#3 : The Emergence of customers Global paradox (customer)
Pengaruh
inivasi teknologi mendasari terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini bisa
kita lihat dari lahirnya revolusi dalam bidang teknologi informasi dan
telekomunikasi yang mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat. Contoh yang
paling nyata adalah kehadiran iternet yang membawa perubahan pada segala sektor
kehidupan manusia. Maka, pelanggan saat ini tidak saja membeli apa yang
dibutuhkan, melainkan juga sudah memiliki keinginan dan harapan atas suatu
produk atau jasa yang akan mereka beli. Hal ini disebabkan oleh semakin
banyaknya akses informasi dan makin beragamnya pilohan produk, sehingga membuat
pelanggan akan mempunyai keinginan yang
semakin spesifik dan harapan yang semakin tinggi.
Dalam
bukunya, New consumer Marketing, Susan Baker menerangkan bahwa dalam era
ekonomi konsumsi seperti saat ini, mengguakan 4p atau marketing-mix sebagai
basis startegi pemasaran tidaklah cukup. Hal ini dikarenakan 4p tersebut mengabaikan
hal penting yang sangat fundamental, yaitu bahwa produk dan servis sebenarnya
ditunjukan untuk kepentingan masyarakay
yang membeli produk atau jasa (konsumen). Sehingga, situasi dan kondisi
masyarakat harus menjadi fokus utama dalam pembentukan strategi pemasaran. Dalam menjalan suatu bisnis, tidak cukup
hanya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, tetapi juag untuk memuaskan masyarakat dengan memenuhi
kebutuhan yang mereka inginkan.
Teknologi
membuat dunia menjadi satu sehingga tercipta era globalisasi yang tidak dapat
dihinadri. Perbedaan antarnegara didunia telah lenyap seta mengasilkan suatu
masyarakat baru dan ekonomi baru dalam kehidupan. Era golabalisasi di abad
ke-21 ini sedikit banyak mengingatkan kita pada era awal peradaban islam di mana pada masa itu dunia
seakan menjadi satu juga, ketika bangsa arab memerintah di wilayah eropa
lainnya. Perekonomian dan pemerintahan
islam dijalankan, penemuan-penemuan di berbagai bidang di lahirkan, dan
kehidupan berjalan dengan makmurnya. Dn di abad ke-21 ini,kiat di satukan oleh
perkembangan teknologi informasi yang menyatukan bangsa-bangsa di dunia.
Di
era globalisasi seperti sekarang, .masyarakat menjalani kehidupannya secara
paradoks. Sebagai contoh, internet mempermudah kita memperoleh informasi global
secara massal.Namun, dilain pihak,
terlalu banyak informasi yang sebenarnya dibutuhkan. Banyaknya pilihan yang ada membuat kita
justru semakin sulit memilih. Paradoks yang terjadi ini mengharuskan kita untuk
fokus terhadap apa yang terpenting dalam hidup dan dalam aktifitas sehari-hari.
Derasnya
arus informasi serta tuntunan masyarakat dunia terhadap globalisasi mendorong
sistem nilai, perilaku, dan gaya hidup yang semakin universal dan modern.
Sementara disisi lain, ada kekhawatiran bahwa deman semakin majunya zaman,
nilai-nilai budaya dan agama akan luntur. Meskipun demikian, bagi islam danjuga
agama lainnya, nilai-nilai yang terkandung didalamnya bersifat akomodatif
terhadap perkembangan zaman, dengan aspek-aspek fundamental yang tetap teguh dan
tidak berubah.
Dan jika kita lihat sekarang, di
tengah arus globalisasi dan modernisasi, ada kerinduan manusia untuk kembali ke
kehidupan yang penuh kedamaian dan ketenteraman. Kehidupan yang serba tidak
menentu membuat manusia kembali ke akar fundamental agamanya. Mereka meyakini
bahwa dengan mengikuti peraturan-peraturan agama, kehidupan mereka akan lebih
tenteram.
John Naisbitt dalam bukunya, Megatrends 2000, pernah mengungkapkan bahwa abad ke-21 merupakan abad
kebangkitan agama millennium baru (The Age
of Religion). Berikut ini kutipan dari John Naisbitt.
“ In turbulen
times, in times of great change, people head for the two extremes:
fundamentalism and personal, spiritual experience… With no membership lists or
even a coherent philosophy or dogma, it is difficult to define or measure the
unorganized New Age movement. But, in every major U.S. and European city,
thousands who seek insight and personal growth cluster around a metaphysical
bookstore, a spiritual teacher, or an education center.”
Bagi umat beragama, globalisasi
membawa banyak manfaat dan peluang, karena itu kita mesti belajar satu sama
lain tanpa meninggalkan jati diri kita. Karena itulah, kita lihat umat islam
mulai menerapkan perekonomian secara syariah.
Perkonomian islam dimulai dengan
kehadiran perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan etika,
dengan dasar Al-Quran dan Al-Hadis. Salah satu tonggak utama berdirinya
perbankan syariah ini adalah dengan beroperasinya Mit Ghamr Local Saving Bank
pada 1963 di kairo, Mesir. Dan sekarang perkembangan lembaga atau institusi
keuangan syariah di dunia maju dengan pesatnya, bahkan lembaga keuangan
konvensional yang notabene mengadopsi
system kapitalisme juga mengakui sistem syariah dan menerapkannya dengan
membuka unit-unit syariah.
Dalam perkembangannya di Indonesia,
lahirnya lembaga syariah diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia di
tahun 1992. Dan pada 2005, hanya dalam kurun waktu 13 tahun, lembaga syariah di
Indonesia tumbuh dengan pesat. Lembaga-lembaga itu adalah Perbankan Syariah,
Asuransi Syariah, Reksadana Syariah, Pengadaian Syariah, serta bahkan Properti
dan Hotel Syariah.
Perkembangan pesat sistem ekonomi
islam berdasarkan syariah ini menjadi bukti bahwa masyarakat yang hidup di era
globalisasi sekarang rindu akan ketenteraman dalam menjalani kegiatan ekonomi.
Dengan menjalankan perekonomian syariah, masyarakat meyakini bahwa kegiatan
ekonomi yang dijalankan sesuai dengan etika dan nilai-nilai agama. Sehingga
dapat kita lihat perubahan di era globalisasi dan modernisasi pada abad ke-21
membawa masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai etika, yang dalam hal ini
menimbulkan paradoks antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Prinsip #4: Develop A Spiritual based Organization
(Company)
Dalam era globalisasi dan di tengah
situasi serta kondisi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan harus
merenungkan kembali prinsip-prinsip dasar perusahaannya. Perusahaan-perusahaan
besar yang sukses di abad ke 21 ini umumnya dapat mendeteksi perubahan yang
terjadi di pasar dan bagaimana mereka tetap konsisten untuk menjalankan
nilai-nilai dan prinsip dasar perusahaannya. General Electric, di bawah
kepemimpinan Jack Welch, berhasil menoreh sejarah sebagai salah satu perusahaan
yang sukses karena prinsip dasar perusahaan yang dianutnya. Prinsip mereka
terkenal dengan nama “GE WAY”, dengan nilai-nilai sebagai berikut:
GE
VALUES
GE
Leaders… Always with Unyielding Integrity:
·
Have a passion for
Excellence and Hate Bureaucracy
·
Are Open to Ideas from
Anywhere… and Comitted to Work-Out
·
Live Quality … and
Drive Cost and Speed for Competitive Edge
·
Have the
self-Confidence to Involve Everyone and Behave in a Boundaryless Fashion
·
Create a Clear, Simple,
Reality-Based Vision … and Communicate it to All Constituencies
·
Have Enormous Energy
and the Ability to energize Others
·
Stretch … Set
Aggressive Golas … Reward
·
Progress … Yet
Understand Accountability and Commitment
·
See Change as
Opportunity … Not Theart
·
Have Global Brains …
and Build Diverse and Global Teams
Pesan-pesan dari visi dan misi Jack Welch
disampaikan di setiap kesempatan: di dalam laporan tahunan perusahaan untuk
para pemegang saham, pidato-pidato di depan dewan komisaris dan direksi, dan
bahkan di setiap pembicaraannya. Namun, yang menjadi kunci utama adalah ketika ia membuat buku GE Value yang berukuran kecil sebesar
dompet sehingga setiap karyawan dapat membawanya kemana pun ia pergi. Jack
Welch berkata, “There isn’t a human being
in GE that Wouldn’t have the Values Guide with them. In their purse. It means
everything and we live it. And we remove people who don’t have those values,
even when they post great result.”
Dengan menerapkan GE Values secara konsisten dan
menyeluruh di perusahaannya, Jack Welch telah berhasil membawa perusahaannya
mencapai kejayaan. Ia berhasil menjadi pemimpin yang dikagumi di seluruh dunia
dan kepemimpinannya dijadikan contoh bagi para pemimpin perusahaan besar. Bagi
Jack Welch, perubahan yang terjadi dalam kehidupan bukanlah sesuatu yang harus
ditakuti. Tetapi kenyataannya banyak manajer perusahaan takut akan perubahan
dan merasa aman dengan kondisi di mana mereka merasa nyaman.
Change is a big
part of the reality of business. Take the Business environment it’s constantly
hanging. New competitors. New products. Any business that ignores these facts
doomed to collapse.
The Body Shop, sebuah perusahaan
kosmetik yang pernah terpilih sebagai Company of the Year pada 1987, merupakan
salah satu perusahaan yang sukses berkat nilai dan prinsip dasar yang dianut
perusahaannya. Sebagai aktivis lingkungan hidup dan hak asasi manusia (HAM)
yang gemar melakukan perjalanan ke Negara-negara Dunia Ketiga, Anita Riddick,
sang pendiri The Body Shop, mempunyai visi dalam hidup untuk menjadi manusia
yang berguna bagi masyarakat. Karena itulah, ketika memulai bisnis The Body
Shop, ia memegang teguh prinsip kejujuran, yang ditunjukkan dengan memberikan value yang sesuai kepada pelanggan dari
produk-produk yang dihasilkan.
Sejak awal membangun The Body Shop
berdasarkan ajaran ibunya tentang kehematan Anita Roddick menggunakan konsep refilling, reusing,dan recycling untuk produk-produk yang
dihasilkan. Konsep refilling, reusing,dan recycling ini akhirnya menjadi
diferensiasi bagi perusahaannya. Namun, dalam perjalanannya mengembangkan
bisnis The Body Shop, ia sempat dilanda frustasi karena beberapa kalangan media
dan masyarakat masih menilai bisnisnya dari keuntungan yang didapat dan
banyaknya produk yang dijual. Padahal ia ingin dinilai berdasarkan usaha-usaha
positifnya untuk membantu masyarakat dunia. Ia mengatakan “ The Shaping force for us from the start has
not been our products, but our products, but our principles.”
Beberapa prinsip The Body Shop yang
selalu dikomunikasikan melalui tokonya, produk, ataupun materi-materi point of salesnya adalah sebagai
berikut:
·
AGAINST ANIMAL TESTING
·
SUPPORT COMMUNITY TRADE
·
ACTIVATE SELF ESTEEM
·
DEFEND HUMAN RIGHTS
·
PROTECT OUR PLANET
Berikut kutipan dari perkataan Anita Roddick: “None of our products are a matter of life
and death, so campaigning for me became the method by which we could introduce
values into a non-value industry.
Apa yang dilakukan Jack Welch dan Anita Riddick ini
pada dasarnya adalah penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan. Dengan
menerapkan spiritual-based organization,pesan-pesan di atas terus
disampaikan untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dengan
mengedepankan kerendahan hati dan kejujuran, bahkan ketika mereka telah menjadi
pengusaha yang sukses.
Syariah Marketing
Strategy
Prinsip #5: View Market Universally (Segmentation)
Segmentasi adalah seni
mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di paar.
Dan, pada saat yang sama, ia adalah ilmu untuk melihat pasar berdasarkan
variabel-variabel yang berkembang ditengah masyarakat. Dalam melihat pasar,
perusahaan harus kreatif dan inovatif menyikapi perkembangan yang sedang
terjadi, karena segmentasi merupakan langkah awal yang menentukan keseluruhan
aktivitas perusahaan. Segmentasi memungkinkan perusahaan untuk lebih focus
dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan cara-cara yang kreatif dalam
membagi-bagi pasar ke dalam beberapa segmen, perusahaan dapat menentukan di
mana mereka harus memberikan pelayanan terbaik dan di mana mereka mempunyai
keunggulan kompetitif paling besar.
Pada dasarnya, dalam melihat pasar,
pendekatan segmentasi bias melalui dua sisi, yaitu: mass-marketing dan niche
marketing. Menurut karakteristiknya, pendekatan sejatinya bias
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: static
attribute segmentation, dynamic attribute segmentation, dan individual
segmentation. Dalam segmentasi static
attribute, pendekatan yang dilakukan adalah dengan membagi pasar
berdasarkan atribut-atribut yang statis sifatnya, seperti geografis atau
demografis. Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan Negara, kawasan,
provinsi, dan kota. Segmentasi demografis membagi pasar berdasarkan umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, agama, dan pendidikan. Dalam dynamic attribute segmentation,pendekatan
yang dilakukan adalah dengan memerhatikan atribut-atribut yang dinamis, seperti
psikografis dan perilaku (behavior). Segmentasi psikografis membagi pasar
berdasarkan gaya hidup dan kepribadian. Sedangkan segmentasi perilaku
berdasarkan sikap, penggunaan, dan respons. Segmentasi terakhir, yaitu individual segmentation, dilakukan atas
unit terkecil pasar, yaitu individu perseorangan.
Segmentasi pasar produk-produk
lembaga keuangan syariah (LKS) di Indonesia, khususnya perbankan, adalah
sebagai berikut: Pembagian pasar yang telah terbentuk adalah berdasarkan
perilaku (behavior) yang terbagi
dalam tiga segman (menurut karim Business Consulting), yaitu: sharia loyalist, floating market, dan
conventional loyalist. Syariah loyalist ini saya sebut sebagai spiritual market; floating market sebagai
emotional market; dan conventional loyalist sebagai rational market. Pembagian tiga segmen
ini di riset lebih lanjut dari karim businessconsulting dengan temuan bahwa
potensi pasar masing-masing segmen adalah: 10 triliun rupiah untuk syaria
loyalist, 720 triliun rupiah untuk
conventional loyalist. Berdasarkan riset tersebut terlihat bahpa pasar yang
terbesar adalah segmen floating market yang berarti bahwasegmen tersebut
merupakan segmen yang paling potensial, bagi perusahaan-perusahaan syaria.
Di markplus&co, segmentasi yang
biasa digunakan adalah dynamic attribute segmentation,dimana kami
mengombinasikan segmentasi psikografis dan prilaku. Dengan tampilan matriks,
variable psikografis sebagai sumbu vertical
terbagi dalam kelompok konsumen yang berorientasi pada quality atau benefit, value, dan price .
sumbu ini berupaya memetakan harapan, kebutuhan, keyakinan atau opini yang akan
membentuk bagaimana seseorang akan bersikap dan menentukan kebutuhan atau
pilihan. Sedangkan segmentasi prilaku sebagai sumbu horizontal adalah
eks-presi dari aspek psikografis
seseorang. Segmentasi ini adalah ekspresi dari aspek psigrafis seseorang.
Segmentasi ini c menurut syafi’I Antonio,syariah mempunyai keunikan tersendiri.
Syariah tidak saja konprehensif, tetapi juga universal. Yang dimaksud dengan konfrehensif, adalah bahwa syariah
islam merangkum seluruh aspek kehidupan,
baik ritual (ibadah ). Ibadah diperlukan
menjaga untuk ketaatan dan
keharmonisan hubungan manusia dengan penciptanya. Adapun aspek social
diturunkan menjadi rules of the game
atau aturan main dalam kehidupan
masyarakat.sedangkan uninversal bermagna bahwa syariah dapat diterapkan dalam
setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia. Keuniversalan ini jelas terutama
pada bidang social yang tidak membeda-bedakan antara kalangang mislim dan
non-muslim.
Prinsip # 6 Target customer’s Heart and soul
(targeting)
Setelah
membagi-bagi dan memetakan pasar dalam beberapa segmen, selanjutnya yang
dilakukan adalah penentuan target pasar yang akan dibidik. Targeting adalah
strategi mengalokasikan sumberdaya perusahaan secara efektif, karena sumber
daya yang dimiliki terbatas. Dengan menentukan target yang akan dibidik, usaha
kita akan lebih terarah. Saya mengambil contoh perubedaan antara rabo dan
penembak jitu (sniper) dalam menembak musuhnya, Rambo menggunakan senapan mesin
yang membidik secara acak sehingga tidak fektif
dan efisien. Sedangkan penembak jitu membidik musuhnya secara benar-
benar focus sehingga upaya yang
dikeluarkan efektif dan efesien. Untuk
itulah pperusahaan prlu embidik pasar yang akan dimasuki yang tentunnya harus
sesuai dengan keunggulan daya sain (
competitive advantage) yang dimiliki perusahaan.
Menurut werren keegan dalam bukunya
, global marketing management, criteria untuk menentukan target market zise
dengan dengan potential growtnya,potential competition, dan compatibility
dengan feasibility. Ia menerangkan bahwa
perusahaan harus menganalisis apakah
segmen market yang akan dibidik cukup potensial. Apabila cukup potensial ,
bagaiman dengan pesaing yang ada dalam segmen tersebut? Apakah keunggulan
komparatif dan kompetitif yang dimiki aleh perusahan dapat memenangi paling
tidak bersaing dalam situasi persaingan tersebut? Dan terakhir setelah yakin
segmen pasar yang akan digarap cukup besar dan keunggulan komparatif dan
kompatitif yang dipunyai perusahaan cukup mampu untuk bias bertahan dalam
kompetisi, maka yang terakhir harus diprhatikan adalah recources yang dimiliki.
Recources ini menyangkut kemampuan perusahaan untuk membidik target market yang
dimaksud. Sehingga, ketika segemen pasar
yang ada cukup besar dan pesaing sedikit, perusahaan dapat mengoptimalkan
segala usaha yang ada secara efektif dan efisien.
Ada tiga
kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan
segmen mana yang mau ditarget. Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen
pasar yang dipilih itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan
(market size). Atau, dapat pula
memilih segmen yang pada saat ini masih kecil, tetapi menarik dan menguntungkan
di masa mendatang (market growth).
Kriteria
kedua, strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan daya saing
perusahaan (competitive advantages).
Keunggulan daya saing merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan itu
memiliki kekuatan dan keahlian yang memadai untuk mendominasi segmen pasar yang
dipilih.
Kriteria
ketiga adalah melihat situasi persaingan (competitive
situation) yang terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan, perusahaan
perlu mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien sehingga
targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan yang ada di pasar.
Di
tengah situasi persaingan yang semakin crowded
ini, perusahaan tidak bisa lagi sekedar membidik rasio atau benak konsumen.
Jika hanya membidik benak konsumen ini, niscaya konsumen tidak bisa membedakan
keunggulan masing-masing produk karena sudah terlalu banyak dan memang relatif tidak berbeda satu sama lain dari sisi
fungsionalnya. Misalkan saja perangkat telepon seluler. Sudah balasan merek
yang tersedia di pasar, dan secara fungsional sebenarnya relatif tidak ada
perbedaan signifikan antara satu merek dan yang lainnya.
Karena
itu, bagi perusahaan syariah, ia harus bisa membidik hati dan jiwa dari para
calon konsumennya. Dengan begini, konsumen akan lebih terikat kepada produk
atau perusahaan itu dan relasi yang terjalin bisa bertahan lebih lama (long-term), bukan hanya relasi yang
bersifat singkat (short-term), karena
konsumen ini kadung cinta sudah.
Prinsip #7: Build A Belief System (Positioning)
Selanjutnya,
strategi yang harus dirumuskan adalah bagaimana membuat positioning yang tepat bagi perusahaan dan produk-produk syariah
Anda. Positioning adalah strategi
untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana
membangun kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan.
Saat
ini, konsemen memegang peranan kunci untuk pembelian dan pemakaian
produk-produk Anda. Tersedianya berbagai pilihan yang masing-masing mempunyai
sisi positif dan negatifnya membuat konsumen selalu membanding-bandingkan
produk yang ditawarkan perusahaan Anda
dengan lainnya. Untuk itulah, positioning
diperlukan agar citra terhadap produk atau perusahaan Anda dapat terbentuk
sesuai dengan niat dan tujuan dari perusahaan.
Menurut
Philip kolter, Positioning adalah
aktivitas mendasain citra dari apa yang ditawarkan perusahaan sehingga
mempunyai arti dan memosisikan diri dari benak konsumen. Sedangkan bagi Yoram
Wind, seorang profesor strategi pemasaran, positioning
adalah bagaimana mendefinisikan identitas dan kepribadian perusahaan di benak
perusahaan.
Jadi, positioning adalah suatu pernyataan
mengenai bagaimana identitas produk atau perusahaan tertanam dibenak konsumen
yang mempunyai kesesuaian dengan kompetensi yang dimiliki perusahaan untuk
mendapatkan kepercayaan, kredibilitas, dan pengakuan dari konsumen.
Dalam
menentukan positioning sebelum produk
dilaunch, perusahaan sudah berusaha
untuk menjadi perusahaan perusahaan yang custemer
centric. Sebab, positioning
adalah apa yang ada di benak konsumen.
Sehingga,
sebelum menentukannya, hal yang terlebih dahulu harus diperhatikan adalah “reason buy” dari konsumen. Positioning menawarkan value yang akan diterima oleh konsumen.
Setelah mengetahui apa permintaan dari pelanggan,perusahaan harus
menyesuaikannya dengan kekuatan dan keunggulan kompratif dan kompetitif yang
dimiliki. Apakah kekuatan yang dimiliki bisa di stretch sedemikian rupa untuk memenuhi permintaan konsumen? Jika
tidak, sebaiknya jangan anda lanjutkan positioning
statement Anda, karena ada
kemungkinan Anda tidak akan berhasil men-deliver
hal-hal yang dijanjikan.
Setelah
menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen,
perusahaan harus mengetahui posisinya di tengah arena kompetisi. Apakah ada
penawaran yang sama dari perusahaan lain? Dengan mengetahui posisi di tengah
pemain yang lain, positioningi yang
ditawarkan bisa berbeda dari positioning
pesaing. Positioning ini juga harus
bisa sustainable terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Tetapi, walaupun positioning harus bisa berkelanjutan dan
relevan dalam berbagai situasi, positioning
harus dikomunikasikan secara konsisten dan tidak berubah-ubah.
Bagi
perusahaan syariah, membangun positioning
yang kuat dan positif sangatlah penting. Citra syariah yang dengan sendirinya
akan terbentuk harus bisa akan terbentuk harus bisa dipertahankan dengan
menawarkan value-value yang sesuai
dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip syariah merupakan
hal generik yang wajib dan harus dijalankan berdasarkan kompetensi yang
dimiliki perusahaan. Sehingga, dalam menentukan
positioning nya, perusahaan
bisa menampilkan keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut berdasarkan prinsip syariah.
Jadi, positioning memegang peranan dalam
memasarkan produk-produk perusahaan anda, karena membangun positioning berarti membangun kepercayaan dari konsumen. Dan
untuk perusahaan berbasis syariah, membangun kepercayaan berarti menunjukkan
komitmen bahwa perusahaan syariah itu menawarkan sesuatu yang lebih jika
dibandingkan perusahaan non-syariah.
Syariah
Marketing Tactic
Prinsip
#8: Differ Yourself With A Good Package of Content and Context (Differentiation
Positioning adalah inti dari strategi,
dan deferensiasi adalah inti dari taktik. Dasar dari semua aktivitas pemesaran
yang ada di perusahaan akan berbasis pada deferensiasi yang ingin ditawarkan.
Setelah citra yang ingin dibentuk dalam positioning
telah terdefinisi, langkah selanjutnya adalah menyelaraskan taktik pemasaran
dalam suatu diferensiasi.
Diferensiasi
didefinisikan sebagai tindakan merancang seperangkat perbedaan yang bermakna
dalam tawaran perusahaan. Namun, penawaran ini bukan berarti janji-janji belaka
saja, melainkan harus didukung oleh bentuk yang nyata. Diferensiasi
Ini bisa merupakan content (what to 0ffer) dan context (how to
offer) dan yang tak kalah penting yaitu infrastructure ( capability to offer).
Content adalah dimensi
deferensiasi.Context merupakan dimensi yang merujuk pada value yang ditawarkan
kepada pelanggan anda. Ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi.
Context merupakan dimensi yang merujuk
pada cara anda menawarkan produk. Ini merupakan bagian dari intangible dari
dideferensi dan berhubungan dengan usaha-usaha anda untuk membantu pelanggan
dalam”mempersepsi” tawaran andadengan cara yang berbeda dibandingkan tawaran
pesaing. Dimensi terakhir ,infrastruktur, merujuk pada teknologi
(technology), SDM (people), dan
fasilitas (facility) yang digunakan untuk menciptakan diferensiasi content dan
context di atas.
Sebuah perusahaan dapat melakukan
diferensiasi pada produknya saja atau
cara penawarannya.tetapi, yang paling efektif adalah dengan mengintegrasikan
keduanya sehingga diferensiasi yang ditawarkan menjadi kuat,apalagi didukung
oleh infrastruktur yang kompeten. Gabungan antara ketiganya harus menjadi
kekuatan bagi perusahaan untuk selanjutnya menjalankan aktifitasnya.
Dalam se buah perusahaan syariah,
sudah pasti diferensiasi yang berbentuk adalahdari content prinsip-prinsip
syariah,perusahaan harus meng – customized infrastruktur yang diperlukan.
Contohnya untuk mendukung trnsparansi dan kejujuran, perusahaan syariah dapat
mengimplementasikan perangkat lunak yang mendukung oprasional perusahaannya,
dan menjalankan reward dan punishment dengan benar terhadap sumber daya
manusianya. Tetapi, hal ini tidaklah
cukup. Perusahaan harus mengidentifikasi kembali perbedaan yang bisa
di-leverage dari content yang ditawarkan sehingga bisa memberikan value-added bagikonsumen. Untuk itu, perlu
dikaji bentuk-bentuk penawaran produk – produk
syariah dengan cara-cara yang berbeda atau bahkan unconventional , yang tentunya tanpa
mengindahkan prinsip-prinsip syariah marketing tersebut.
Prinsip #9: Be honest with your 4 ps (
marketing –mix)
Kita mengenal 4 p
sebagai marketing-mix , yang elemen-elemnnya adalah product ( produk),
price ( harga), place ( tempat/ distribusi ), dan promotion (promosi) yang
diperkenalkan oleh jerome Mccarthy. Product dan price adalah komponen dari
tawaran (offers) sedangkan place, dan promotion adalah komponen dari akses
(access). Karena itu marketing-mix yang dimaksud adalah bagaimana
mengintegrasikan tawaran dari perusahaan ( company’s offers) dengan akses yang
tersedia ( company’s access) proses pengintegrasian ini menjadi kunci suksesnya
usaha pemasaran dari perusahaan anda. Untuk itu kami juga menyebutnya sebagai creation tactic karena marketing-mix
ini haruslah berdasarkan penciptaan diferensiasi dari sisi content, context, dan
infrastructue.
Bagi
peruhaan syariah, untuk komponen tawaran ( offer), produk dan hausahaan rga
haruslah didasari dengan nilai kejujuran
dan keadilan; sesuai dengan prinsip- rinsip
syariah. Kualitas produk yang diberikan
harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila
perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.
Sedangkan dalam mnentukan harga, perusahaan haruslah mengutamakan nilai
keadilan. Jika kualitas produknya bagus,harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya,
jika seseorang telah mengetahui keburukan yang ada di balik produk yang
ditawarkan harganya pun harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut.
Komponen
akses ( access) sangat berpengaruh bagaimana usaha perusahaan dalam menjual produk
dan harganya. Promosi bagi perusahaan
yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara rill apa yang
ditawarka dari produk-roduk atau servis-servis perusahaan tersebut.promosi yang
tidak sesuai dengan kwalitas atau kompetensi, contohnya promosi yang
menampilkan imajenasi yang terlalu tinggi bagi konsumennya, adalah termasuk
dalam pratik penipuan dan kebohongan.untuk itu,promosi yang semacam tersebut
sangat dilarang dalam syariah markting. Dalam menentukan places atau saluran
distribusi,perusahaa harus mengutamakan tempat-tempat yang esui dengan target market sehingga dapat
efekfif dan efesien.sehingga, pada intinya,
dala menentukan marketing mix, proses integrasi terhadap offer dan
access, harus didasari oleh prinsip
–prinsip keadilan dan kejujuran.
Prinsip#
10: practice A Relationship – based selling ( selling)
Elemen bagi prakti yang terakhir adalah melakukan
selling. Selling yang dimaksud disini ukanlah berarti beraktivitas menjual
produk kepada konsumen semata. Penjualan dalam arti sederhana adalah penyerahan
suatu barang atau jasa dari penjua kepada pembeli dengan harga yang disepakati
atas dasar suka rela. Sedangka dalam penjualan dalam arti luas adalah bagaimana memaksimalkan kegiatan penjualan sehingga dapat menciptakan
situasi yang win-win solution bagi si penjual dan pembeli.
Dalam
melakukan selling, perusahaan tidak hanya menyampaikan fiktur-fiktur dari
produk dan jasa yang ditawarkan saja, melainkan juga keuntungan dan bahkan solusi dari produk/
jasa tersebut. Begitu juga perusahaan yang berbasis syariah. Perusahaan ini
juga harus bisa memberikan solusi bagi konsumennya sehingga konumen akan
semakin loyal terhadap produk atau jasa perusahaan itu.salah satu carannya
adalah dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen.
Dalam
melakukan aktivitas penjualan, janganlah berfikir jangka pendek, tetapi harus
jangka panjang.tida boleh misalnya,menawarkan produk dengan harga rendah untuk
memikat konsumen,tetapi kualitasnya diturunkan diam-diam.konsumen mungkin akan
tertarik pada awalnya. Namun begitu tau telah dikelabui, mereka pasti akan
pergi meninggalkan perusahaan yang curang itu.
Paradigma
lama bahwa konsumen hanyalah pembeli,haruslah diubah.perusahaan atau pembeli
haruslah menganggap konsumen sebagai teman dalam sikap tolong menolong dengan
sikap kejujuran sebagai landasan utamanya. Dengan menjalin persaudaraan dengan
monsumen anda, hubungan jangka panjang akan terjalin secara harmonis. Sehingga,
pada akhirnya konsumen anda akan menjadi pendukung dan pembela anda dikala
produk atau perusahaan anda mengalami masalah atau krisis.
Syariah
Marketing Value
Prinsip
#11: Use A Spiritual Brand Character ( Brand)
Brand atau merek adalah suatu identitas terhadap
produk atau jasa perusahaan anda. Brand mencerminkan nilai ( value) yang anda
berikan kepada konsumen. Seperti sudah dibahas sebelumnya, value didefinisikan
sebai total get dibagi dengan total give diman total get terdiri dari komponen
functional benefit dan emotional benefit, sedangaka total give terdiri dari komponen price dan other expenses.
Brand
sebagai value indicator harus mencerminkan komponen keempat diatas, biasanya
bila erusahaan punya total get yang lebh
tinggi dibandingkan dengan total give, brand yang dimiliki mempunyai lilai
ekuitas yang kuat. Berkaitan dengan positioing dan diferentiation yang telah
terbentuk, brand akan menabah value bagi produk dan jasa yang ditawarkan.
Dalam
pandangan syariah marketing,brand adalah nama baik yang menjadi identitas
seseoarang atau perusahaan. Nabi muhamad saw. Mkisalnya,memiliki reputasi
sebagai seseorang yang tepercaya sehingga mendapat julukan ai-amin. Membangun
brand yang kuat adalah penting, tetapi dengan jalan yang tidak bertentangan
dengan ketentuan prinsip-prinsip syariah merketing.
Salah
satu hal penting yang membedakan produk anda dengan roduk lainnya adalah
karakter brand yang merupakan value indikator bagi konsumen. Brand yang baik
adalah brand yang mempunyai karakter yang kuat, dan bagi perusahaan atau poduk
yang menerapkan syariah marketing,suatu brand juga harus mencerminkan
karakter-karakter yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah atau
nilai-nilai spiritual. Mungkin anda bertanya,seperti apakah brand yang
mencerminkan karakter yang sesui dengan prinsip syariah dan nilai spiritual? Yaitu
brand yang tidak mengantuk unsur jadi,penipuan, riba, tidak mengandung unsur
kezaliamn, dan tidak membahayakan pihak sendiri ataupun orang lain. Dan value
yang anda tawarkan dalam brand hauslah sama dengan yang anda deliver. Untuk itu
anda harus membangun brand dengan membangun nilai- nilai sepiritualitas yang
didukung pengimplementasiannya ini ditunjukan untuk menjaga kepercayaan
konsumen dengan sepenuh hati.
Beberapa
karakter yang bisa di bangun untuk menunjukan nialai sepiritual ini bisa digambarkan denga nilai kejujuran, keadilan, kmitraan, kebersamaan,
keterbukaan an universalitas. Denga n membangu karakter brand anda dengan
nilai-nilai ersebut, karakter brand anda pun akan semakin kuat sehingga menjadi brand syariah yang kuat.
Prinsip
# 12: services should have the ability to transform (service)
Untuk menjadi perusahaan yang benar dan sustainable,
perusahaan berbasis marketing harus memerhatikan servis yang ditawarkan untuk
menjaga kepuasan pelanggannya. Perusahaan apa pun jenis dan industrinya harus
menjadi pelayan bagi pelanggannya. Apalagi erusahaan itu sudah semakin
besar,filosofi padi sepatutnya diterapkan,semakin tinggi harus semakin
menunduk.
Berkaitan
dengan hal kehidupan masyarakat, sebenarnya sudah merupakan kewajiban seseorang
untuk berbuat baik kepada sesama., termasuk didalamnya memberikan pelayanan.
Dalam melakukan pelayanan yang baik, biasanya digambarkan seseoarang dengan
sikap, pembicaraan dan bahkan dari bahasa tubuh (body language) yang bersifat
simpatik,lembut,sopan, hormat,dan penuh kasih sayang.
Dalam
melakukan hubungan masyarakat, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga
prkataan ,baik perkataan melalui sikap, disebabkan untuk menghindarkan kita
dari segala hal yang menimbulkan perselisihan diantara manusia sehingga dapat trcipta
kehidupan yang penuh kedamaian.
Hal
ini memperkuat pengertian bahwa “every buseness is a service business”. Baik
perusahaan minyak, pabrik sepatu, karoseri mobil, restoran ataupun hotel, semua
harus memiliki paradigma sebagai pelayan bagi seluruh stakeholders-nya.stakehorders
yang dimaksud disini mempunyai arti yang luas dan tidak hanya konsumen
saja.,tetapi juga pemegang samam,pemerintah, dan para karyawan sendiri.
Munkin
timbul pertanyaan, mengapa servis itu menjadi sedemikian pentingnya bagi perusahaan?
Sebenarnya jawabannya sangat mudah. Sebagai manusia,
kita suka sekali diperhatikan dan dilayani karena memang sudah merupakan nature dari manusia sejak kecil hidup
diperhatikan dan dilayani oleh ayah, ibu, dan keluarga dekat lainnya. Begitu
manusia terjun ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas, rasa haus akan
kekeluargaan pun muncul sehingga mereka berusaha mencari tempat di masyarakat
yang memungkinkan mereka mengaktualisasikan diri mereka dengan nyaman dan
damai.
Ada sebuah cerita tentang dua toko
yang sama-sama menjual alat tulis dan perlengkapan sekolah, sebut saja toko A
dan toko B. Toko A selalu ramai dikunjungi oleh pelanggannya, sedangkan toko B
bisa dihitung dalam seminggu hanya dua hari tokonya ramai. Pemilik toko B
bingung. Mengapa toko dia tidak bisa seramai toko A padahal ia menjual barang
yang sama dan dengan harga yang sama. Lalu, ia berusaha mencari tahu dengan
pura-pura menjadi konsumen di toko A. Begitu datang. Ia langsung disambut
dengan sambutan dan senyuman ramah dari pelayan toko. Ia pun berjalan untuk
melihat-lihat produk, seraya diikuti oleh sang pelayan yang menerangkan
produk-produk tersebut dengan sopan. Cukup lama ia berkeliling dan ia merasa,
sang pelayan ini berperan bagaikan seorang asisten yang selalu mengikuti ke
mana pun ia melangkah, dan juga menjawab segala pertanyaannya. Tidak terlihat
rasa kesal ataupun kecewa ketika akhirnya ia hanya membeli sebuah pulpen. Dan
bahkan ketika ia membayar, sang pelayan memberikan bonus dan mengucapkan
kata-kata yang menggugah hatinya. Sang
pelayan mengucapkan, “Terima kasih banyak atas kunjungan Anda ke toko kami.
Kami senang berkenalan dengan Anda.
Apabila
ada hal-hal yang diperlukan atau ingin ditanyakan, silahkan hubungi kami di
nomor ini, kami akan dengan senang hati menolong Anda. Sekali lagi, terima
kasih”. Begitu ucap pelayan tadi sambil tersenyum dengan lemut. Setelah
mendengar kalimat itu pun, pemilik Toko B sadar ternyata memang Toko A sungguh
berbeda dari pada toko miliknya. Toko A tersebut tidak hanya menjual barang,
tetapi juga kenyamanan dan bahkan menawarkan solusi bagi kebutuhan
pelanggannya.
Contoh di atas memberikan masukan
kepada perusahaan, khususnya perusahaan berbasis syariah marketing, agar berupaya menjadi yang terbaik. Perusahaan
harus menjaga dan harus terus menerus memperkuat servis yang diberikan. Servis
yang dimaksud disini bukan lagi layanan purnajual, prajual, ataupun selama
penjualan semata. Namun, bagaimana servis yang ditawarkan perusahaan dapat
membantu dan mentransformasi kehidupan semua stakeholders perusahaan tersebtu.
Prinsip #13 : Practice A Reliable
Business Process (Process)
Prinsip terakhir dalam Syariah
Marketing Value adalah proses. Proses mencerminkan tingkat quality, cost, dan delivery
yang sering disingkat sebagai QCD. Kualitas suatu produk ataupun servis
tercermin dari proses yang baik, dari proses produksi sampai delivery kepada konsumen secara tepat
waktu dan dengan biaya yang efektif dan efisien.
Proses dalam konteks kualitas adalah
bagaimana menciptakan proses yang mempunyai nilai lebih untuk konsumen. Dalam
hal ini, perusahaan harus memerhatikan proses supply cain dalam perusahaannya, bagaimana proses produksi yang
dimulai dari bahan mentah sampai ke barang jadi dijalankan secara teliti dan
efektif, tanpa mengurangi value yang
ditawarkan. Kualitas ini juga bisa tercermin dari sisi riset dan pengembangan
terhadap produk atau servis baru yang dapat menambah value bagi konsumen. Karena itu, dibutuhkan komitmen dan disiplin
yang kuat dari perusahaan untuk menciptakan yang terbaik.
Proses dalam konteks cost adalah bagaimana menciptakan proses
yang efisien yang tidak membutukan biaya yang banyak, tetapi kualitas terjamin.
Yang juga dimaksud dengan konteks cost
di sini adalah bagaimana menjaga efisiensi dengan melakukan strategic alliance, baik dengan
departemen lain, pemasok, mitra atau bahkan dengan pesaing dengan tujuan untuk
menciptakan kemaslahatan bersama.
Sedangkan proses dalam konteks delivery adalah bagaimana proses
pengiriman atau penyampaian produk atau servis yang ditawarkan perusahaan
kepada konsumen. Proses delivery
cukup penting karena merupakan contact
point yang memungkinkan konsumen langsung bisa merasakan kepuasan atau
tidak terhadap layanan perusahaan Anda. Proses delivery yang tepat waktu pasti akan membawa nilai lebih bagi
konsumen. Selain itu, proses delivery
ini juga mempunyai makna bahwa nilai ini ditawarkan dalam sebuah produk atau
servis harus sesuai dengan yang disampaikan. Di sinilah kejujuran dan tanggung
jawab dari perusahaan harus disampaikan sehingga dapat memberikan nilai lebih
kepada konsumen.
Syariah Marketing
Scorecard
Prinsip #14: Create A Balanced Value to Your Stakeholders
(Scorecard)
Prinsip
dalam syariah marketing adalah menciptakan value
bagi para stakeholders-nya. Kemampuan
perusahaan untuk menciptakan value bagi
para stakeholders-nya ini akan
menentukan kelangsungan hidup perusahaan.
Tiga
stakeholders utama dari perusahaan
adalah people, customers, dan shareholders.
Mengapa ketiga stakeholders ini
penting? Karena people, customers, dan shareholders adalah orang-orang yang sangat berperan dalam
menjalankan suatu usaha. Dalam pasar komersial (commercial market), perusahaan
harus bisa mengakuisisi dan merentensi pelanggannya. Dalam pasar kompetensi (competency market), perusahaan harus
bisa memilih dan mempertahankan orang-orang yang tepat. Dan dalam pasar modal (capital market), perusahaan harus bisa
mendapatkan dan menjaga para pemegang saham yang tepat. Dalam menjaga
keseimbangan ini, perusahaan harus bisa menciptakan value yang unggul bagi ketiga stakeholders
utama tersebut dengan ukuran dan bobot yang sama.
Dalam kehidupan manusia, ada
hubungan horizontal dan ada pula hubungan vertikal. Hubungan secara horizontal
adalah hubungan antar sesama manusia, sedangkan hubungan secara vertikal adalah
hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Maka, Sang Pencipta sesungguhnya
juga merupakan stakeholders yang
paling utama. Dengan tekad untuk melayani Sang Pencipta ini, kita akan
menghindari dalam melakukan hal-hal tercela atau hal-hal yang dilarang oleh
agama. Sehingga, prinsip-prinsip syariah
marketing akan tetap terjaga dalam perusahaan tersebut. Pencipta value terhadap para stakeholders ini akan membawa perusahaan untuk tetap menjadi
perusahaan yang sustainable.
Syariah Marketing
Enterprise
Prinsip #15 Create A Noble Cause (Inspiration)
Setiap perusahaan, layaknya manusia, haruslah
memiliki impian (dream). Untuk
mencapai kesuksesan, Anda harus punya impian tentang apa yang akan Anda capai.
Impian inilah yang akan membimbing Anda sepanjang perjalanan untuk mewujudkan goals Anda.
Inspirasi tentang impian yang hendak
di capai inilah yang akan membimbing manusia dan juga perusahaan sepanjang
perjalanannya. Sebuah perusahaan harus mampu menggabungkan antara idealisme dan
pragmatisme. Perusahaan harus mampu idealistik dan sekaligus pragmatis, dan
mampu mengimplementasikan kedua hal ini sekaligus dan secara simultan, tanpa
adanya trade-off.
Sebagai contoh, pada era 1960-an,
sebuah maskapai penerbangan regional kecil yan bernama Singapore Airlines punya
mimpi untuk menjadi maskapai penerbangan berkelas dunia (word-class carrier).
Sekarang, bisa kita lihat, Singgapore Airlines sudah identik dengan maskapai
penerbangan kelas wahid yang selalu memberikan layanan terdepan. Impian ini
memberikan inspirasi, motivasi, energi, dan panduan bagi perusahaan untuk
mencapai goals-nya di masa depan.
Memang benar bahwa suatu perusahaan
merupakan entitas ekonomi yang aktivitasnya terfokus pada penciptaan
profitabilitas dan stakeholders value.
Namun, hal ini jangan diterjemahkan sebagai keuntungan yang bersifat material
atau finansial semata. Sebuah perusahaan berbasis syariah marketing harus bisa menentukan tujuan akhirnya yang bersifat
spiritual-universal. Charoen Pokphand dari Thailand, misalnya, sebenarnya sudah
menerapkan prinsip-prinsip syariah
marketing, paling tidak dalam hal inspirasi, karena mempunyai goal untuk menjadi “sumber energi
manusia” (the source of human energy).
Maka, dalam perusahaan berbasis syariah marketing, penetuan visi dan
misi tidak bisa terlepas dari makna syariah itu sendiri, dan tujuan akhir yang
ingin dicapai. Tujuan akhir ini harus bersifat mulia, lebih dari sekedar
keuntungan finansial semata.
Prinsip #16: Develop An Ethical Corporate Culture
(Culture)
Pada perusahaan berbasis syariah,
budaya perusahaan yang berkembang dalam perusahaannya sudah pasti berbeda
dengan perusahaan konvensional. Para karyawannya wajib menjaga hubungan
antar-sesama, dari mulai tingkat paling atas (manajerial) sampai tingkat paling
bawah (staf). Seluruh pola, perilaku, sikap, dan aturan-aturan dalam perusahaan
itu harus mampu mencerminkan nilai-nilai syariah.
Budaya perusahaan menggambarkan jati
diri perusahaan tersebut: who we are dan
how we do the business. Hal ini
tercermin dari nilai-nilai yang di anut oleh setiap individu di perusahaan dan
perilakunya ketika menjalankan proses bisnisnya. Budaya perusahaan yang sehat
adalah budaya yang diekspresikan oleh setiap karyawannya dengan hati terbuka
dan sesuai dengan nilai-nilai etika.
Berikut ini adalah beberapa hal
penting yang selayaknya menjadi budaya dasar sebuah perusahaan berbasis
syariah.
·
Budayakan mengucapkan
salam
Mengucapkan salam dengan senyuman
adalah hal termudah yang bisa dilakukan. Namun, masih banyak yang enggan atau
lupa untuk mengucapkan salam dengan berbagai alasan: terburu-buru, merasa hanya
membuang waktu, atau merasa gengsi.
·
Murah hati, bersikap
ramah, dan melayani
Bersikap rendah hati, sopan, dan
ramah dalam melayani adalah hal penting yang harus dijaga dalam menjalankan
hubungan antar-sesama rekan dilingkungan kerja. Sikap bersahabat dan murah hati
akan mencairkan suasana dan akan memberikan ketentraman dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari.
·
Cara berbusana
Pada dasarnya, bagi perusahaan yang
berbasis syariah, busana karyawan yang bekerja di perusahaannya haruslah pula
mampu menampakkan nuansa syariah. Karena hal ini adalah aspek paling tangible yang membedakan antara
perusahaan syariah dan non-syariah. Cara berbusana ini juga menjadi kontrol
bagi karyawan yang bersangkutan dalam pergaulan sehari-hari.
Dengan
mengenakan busana rapi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, niscaya
kerapian dan kenggunan yang tercermin dari diri setiap karyawan pun dapat
memperkuat jati diri perusahaan.
·
Lingkungan kerja yang
bersih
Karakteristik lain yang tercermin
dari perusahaan berbasis syariah, yaitu lingkungan kerjanya yang bersih.
Mengapa harus bersih? Karena lingkungan kerja yang bersih melambangkan kebersihan
hati orang-orang yang ada dilingkungan tersebut. Selain itu, lingkungan yang
bersih juga akan menghadirkan suasana hati yang bersih dan bersahaja serta
memudahkan pikiran dalam melakukan pekerjaan serta menjauhkan suasana hati yang
kalut.
Prinsip
#17: Measurement Must Be Clear and Transparent (Institution)
Prinsip yang terakhir, yang
terpenting, adalah bagaimana Anda membangun organisasi/institusi Anda sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Organisasi sebagai “kendaraan” dalam menunaikan
visi dan misi yang telah ditetapkan harus memiliki struktur yang baik dan
target yang jelas untuk setiap miletone dari
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Jika organisasi Anda kuat, koordinasi
kerja dalam organisasi Anda tidak hanya akan lebih efisien dan efektif, tetapi
organisasi Anda juga akan mampu merespons secara cepat terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungan bisnis.
Dalam perusahaan yang menerapkan
prinsip-prinsip syariah, perusahaan tersebut harus punya sistem umpan balik
yang baik dan bersifat transparan. Sistem umpan balik ini untuk memeriksa
apakah ketiga stake-holders utama
yaitu pelanggan, karyawan, dan pemegang saham sudah merasa terpenuhi
kebutuhannya. Jika salah satu saja dari ketiga stakeholders utama ini merasa tidak puas, akibatnya akan sangat
fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Selanjutnya transparansi berarti
bahwa ketiga stakeholders utama itu
harus mendapatkan informasi yang sejelas dan sejujur mungkin dari perusahaan.
Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Dengan demikian, mereka pun akan merasa
punya sense of ownership, bukan hanya
sense of belonging,terhadap
perusahaan tersebut.
Dengan adanya sistem umpan balik dan
transparansi ini, manajemen dan pengukuran (measurement)
hasil perusahaan akan berjalan secara lebih baik. Intinya memang adalah
bagaimana perusahaan mampu membangun kepercayaan terhadap ketiga stakeholders utama itu. Begitu pula
sebaliknya, bagaimana ketiga stakeholders
utama itu mampu mempercayai perusahaan dengan sepenuh hati.
Dalam perusahaan berbasis syariah,
pengukuran yang jelas dan transparan merupakan suatu hal yang penting, karena
prinsip-prinsip syariah mengajarkan mengenai keadilan dan kejujuran. Pengukuran
yang jelas mengandung pengertian keadilan, yakni setiap pengukuran yang
dilakukan memiliki komponen-komponen pengukuran yang terukur. Sedangkan
transparan mengandung pengertian bahwa komponen-komponen pengukuran ini
dikomunikasikan kepada semua yang bersangkutan. Perusahaan yang bersandar pada
pengukuran yang jelas dan transparan, selain mencegah kemungkinan timbulnya
kesalahpahaman di kemudian hari, akan meningkatkan keharmonisan perusahaan
dengan stakeholders dan meningkatkan
kredibilitasnya mereka di mata para stakeholders.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar