• Posted by : sahdarullah Kamis, 03 September 2015


    A. pengertian pendelegasian wewenag
                Pendelegasian wewenang atau delegation of authority merupakan proses pembagian kerja, pengelompokan tugas seorang manajer sedemikian rupa,sehingga akhirnya manajer hanya mengerjakan bagian pekerjan yang tidak dapat diserahkan kepada bawahannya, berhubung posisinya dalam organisasi. Dengan pendekatan ini, maka bawahan akan mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
                Wewenang merupakan alat untuk bertindak, sedangkan delegasi wewenang (delegation of authority) merupakan kunci dinamika organisasi. Koontz mengatakan : delegation of authoriry is the key of organization.

                Kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam manajemen sebagian besar disebabkan oleh gagalnya pendelegasian wewenang. Seorang pemimpin dikatakan efektif jika ia dapat melakasanakan pendelegasian itu secara cepat.
    Tegasnya, seorang baru dapat melakukan kegiatan atau memerintah setelah ia memperoleh wewenang.                                                                                                                                                            Bawahan tidak akan melakukan kegiatan dalam perusahaan, jika tidak ada perintah dari atasan,sehingga tidak ada kegiatan dalam perusahaan atau perusahaan tidak dapat merealisasikan tujuannya.   Delegation of authority sulit diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara tepat, karena dalam delegation of authority ini terdapat sifat “Du Characteristic”.
    Du Characteristic, artinya fihak bawahan menerima wewenang dari atasan tetapi pada saat yang sama atasan yang bersangkutan tetap memiliki wewenang teresebut. Pemimpin(delegator) tidak hilang haknya terhadap wewenang yang telah didelegasikan itu.
    Contoh : Mustika fitrigustina dewi (delegator) memiliki wewenang sebesar (x+y), kemudian mendelegasikan wewenangnya sebesar  Y        kepada fitrawan nur. Karena “du characteristic”, wewenang mustika masih teteap sebesar (X + Y), walaupun ia telah mendelegasikan   pada fitrawan sebesar Y.

                  Hal ini perlu disadari oleh penerima wewenang (deleget) atau bawahan bahwa wewenang yang diterimanya itu bukanlah merupakan hak mutlak yang dimilikinya sendiri, karena delegator (pemberi) pada saat yang sama tetap juga memiliki wewenang yang didelegasikan tadi. Penerima wewenang harus harus mempertanggungjawabkan semua tugas-tugasnya kepada pihak pemberi wewenang dengan sebaik-baiknya.
    Para ahli memberikan definisinya secara berbeda, tetapi inti dan maknanya sama.
    *      Pendelegasian wewenang adalah memberikan wewenang kepada seseorang untuk melaksanakan tugas-tugas atas nama delegator.
    *      Ralph C. Davis mendevinisikannya, delegation of authority is merely the phase of the process in which authority of assigned functions is released to positions to be exercise by their incumbent.pendelegasian wewenang hanyalah tahapan dari suatu proses ketika penyerahan wewenang berfungsi melepaskan kedudukan ketika penyerehan kedudukan dengan melaksanakan pertanggungjawaban.
    *      HAROLD KOONTZ AND CYRIL O’DONNEL mendevinisikannya, all  delegation of authority are subject recovery by the granter.it is a characteristic of authority that the original prossessor does not permanently dispose himself of this power by delegating it.artinya, semua pendelegasian wewenang merupakan pokok yang didapat kembali oleh sipemberi wewenang. Hal itu adalah suatu sifat wewenang, si pemilik wewenang (pemimpin) tidak selamanya menyelesaikannya sendiri kekuasaan inidengan menyerahkan wewenang itu.
    *      LOUIS A. ALLEN mendefinisikannya, Delegation in the dynamic of management; it is the process a manager follows in dividing the work assigned to him so that the performs that part wich only he, and so that he cant go others to help him whit what remains.Artinya, pendelegasian wewenang adalah dinamika manajemen. Pendelegasian adalah prpses yang diikuti oleh seorang manajer dalam pembagian kerja itu yang hanya karena penempatan organisasi yang unik, dapat mengerjakan dengan efektif, sehingga ia dapat memperoleh orang-orang lain untuk membantu pekerjaan yang tidak dapat ia kerjakan.
    o   Kesimpulan yang dapat kita tarik dari devinisi-devinisi diatas adalah:
    *      Pendelegasian wewenang adalah pemberian wewenag oleh seorang pemimpin kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu.
    *      Pendelegasian wewenang dapat memperluas ruang gerak seorang manajer.
    *      Pendelegasian wewenang adalah suatu proses yang bertahap,yang juga merupakan jalinan hubungan antara fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi. Dengan semikian maka proses pendelegasian wewenang itu merupakan hubungan antara atasan dengan bawahan, merupakan mata rantai yang terus menerus bersambung.
                Harus diperhatikan pula bahwa sebenarnya dalam pendelegasian perlu diperhatikan kemampuan bawahan yang menerimanya dan pendelegasian wewenang adalah memberikan kebebasan untuk bertindak kepada bawahan guna menjamin pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya. Seluruh proses delegasi meliputi pembebanan tugas-tugas untuk diselesaikan dan penuntun tanggung jawab atas penyelesaiannya.

    B. Asas pendelegasian wewenang
    Dalam pendelegasian wewenang perlu diperhatikan beberapa asas dasar,antara lain :
    *      Asas delegasi atas hasil yang diharapkan;
    *      Asas penentuan fungsi atau kejalasan tugas;
    *      Asas rantai berkala ;
    *      Asas kesatuan komando ;
    *      Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab;
    *      Asas pembangian kerja ;
    *      Asas efisiensi.
    v  Asas delegasi atas hasil yang diharapkan (principle delegation by result expected)
                Asas ini memeperhatikan apa yang akan diperoleh dari pemberian wewenang itu. Harus disesuaikan dengan adanya jaminan kecakapan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
    v  Asas penentuan fungsi/kelejasan tugas (principle of function definition)
    Asas penentuan tugas-tugas yang dilakukan oleh para manajer bagi para bawahan harus secara jelas disertai hasil yang diharapkan.
    v  Asas rantai berkala (principle scalar of chain)
                Menurut henry fayol, semakin jelas garis wewenang dari manajer puncak dalam perusahaan kesetiap bawahan akan semakin efektif tanggung jawab, pengambilan keputusan dan organisasi.
    Asas ini menghendaki adanya urutan-urutan wewenang dari manajer puncak sampai pada bawahan.apabila manajer puncak akan memerintahkan tugas kepada bawahan maka harus melalui tingkatan-tingkatan yang ada.
    v  Asas tingkat wewenang (the authority level principle)
                Masing-masing pemimpin pada setiap tinkat harus mengambil keputusan apa saja yang bias diambilnya sepanjang mengenai wewenangnya.
    v  Asas kesatuan komando (principle unity ofcommand)
                Setiap bawahan harus diusahakan agar hanya menerima perintah dari seorang atasan saja, tetapi setiap atasan dapat memerintah lebih dari seorang bawahan.
    v  Asas kemutlakan tanggung jawab (principle of absoluteness of responsibility)
                Setiap pemimpin yang menerima wewenang, mutlak bertanggung jawab kepada atasan mengenai wewenang yang dilaksanakannya
    v  Asas pembagian kerja (devision of work)
                Untuk berfungsinya organisasi hendaknya dilakukan distribusi pekerjaan, karena tanpa adanya pembagian kerja,manajemen tidak berarti apa-apa dan semua tugas akan langsung dilakukan oleh pemimpin.
    v  Asas efisiensi
                Asas efisisensi artinya pemimpin akan lebih leluasa melaksanakan tugas-tugas penting dari pada melaksanakan hal-hal yang dapat dikerjakan bawahan.

    C. Seni pendelegasian wewenang
               Selain asas-asas diatas yang perlu diperhatikan adalah THE ART OF DELEGATION atau SENI MENDELAGASI.
    The art of delegation didasarkan pada PERSONAL ATTITUDE.
    Yaitu sikap pribadi maanajer yang melakukan pendelegasian wewewnang itu.
    Personal attitude yang harus dimiliki adalah :
    *      Personal receptiveness;
    *      Willingness to let go;
    *      Willingness to let others make mistakes;
    *      Willingness to trust subordinate;
    *      Willingness to establish and use broad control;
    v  Personal receptiveness (daya penerimaan pribadi)
    Memberikan kesempatan kepada pendapat /gagasan orang lain (terutama bawahan) untuk dilaksanakan demi kemauan perusahaan.

    v  Willingness to let go
    Artinya, manajer yang akan memberikan wewenang secara efektif haruslah bersedia untuk melepaskan wewenang (sebagian wewenang) decision making kepada bawahan.
    v  Willingness to let others make mistake
    Kesediaan untuk memaafkan kesalahan bawahan. Hal ini didasarkan pada asas bahwa setiap manusia tidak luput dari berbuat salah. Jika kesalahannya wajar , hal ini dianggap biasa tetapi bila kesalahannya terus menerus, is harus mendapat teguran.
    v  Willingness to trust subordinate
    Kesediaan untuk mempercayai orang lain, pada kesediaan untuk melepaskan sebagian wewenang, harus pula disertai kepercayaan.
    v  Willingness to establish and use broad control
    Asas ini adalah bagian dari ke-4 personal attitude di atas yaitu “kesediaan untuk mengadakan dan menggunakan pengawasan yang luas , ketat dan intensif”.

    D. sentralisasi dan desentralisasi
    Centralization
    Sentralisasi berarti sebagian besar wewenang atau kekuasaan masih tetap dipegang oleh manajer puncak (top manager). Hanya sebagian kecil saja disebarkan keseluruh struktur organisasi.
    Desentralization
    Desentralisasi wewenang berarti sebagian kecil wewenang /kekuasaan dipegang oleh manajer puncak, sedang sebagian besar kekuasaan menyebar pada seluruh struktur organisasi.desentralisasi disini pun bukan desentralisasi mutlak. Tetapi relative.

    Ciri-ciri Desentralisasi
    *      Apabila semakin besar jumlah keputusan yang diambil oleh manajer madya /manajer inti pertama, karena kekuasaan sebagian besar diserahkan kepada manajer madya/manajer inti pertama.
    *      Bila makin penting keputusan yang diambil oleh manajer madya/manajer inti pertama.
    *      Bila semakin banyak fungsi yang terkena oleh keputusan yang diambil oleh manajer madya/manajer inti pertama.
    *      Bila semakin sedikit pengawasan atas keputusan yang diambiloleh manajer madya/manajer inti pertama.
    *      Faktor-faktor yang menentuka tingkat delegasi wewenang, apakah sentralisasi atau desentralisasi :
    *      Cotliness of decession atau mahalnya keputusan.
    *      Uniformity of policies atau keseragaman kebijaksanaan.
    *      Business dynamics atau kemajuan perusahaan.
    *      History of business atau sejarah perusahaan.
    *      Desire for independence atau keingina untuk bebas.
    *      Availability of managers.
    *      Control technique atau teknik pengendalian.
    *      Environmental influences atau pengaruh lingkungan.
    Beberapa alasan pokok mengapa para manajer tidak melakukan delegasi wewenang antara lain adalah :
    *      adanya kecenderungan pada manusia untuk ingin melaksanakan hal-hal tertentu secara pribadi.
    *      Kurang menghayati peran manajerial, apabila mereka dipromosikan ke tingkat manajerial.
    *      Prasaan takut diekspose. Delegasi dapat mengungkapkan banyak kelemahan manajerial, prosedur, metode-metode, yang kurang tepat terungkapkan.
    *      Penerimaan teori bahwa orang tidak dapat diganti.
    *      Keengganan untuk menanggung resiko.
    *      Keinginan untuk mendominasi (berkuasa).
    *      Sikap atau pandangan bahwa pihak bawahan tidak mampu menggunakan wewenang dengan tepat.























    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan