• Posted by : sahdarullah Rabu, 09 September 2015


    Oleh
    Herwan Abdul Muhyi

    1. Pendahuluan
    Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun
    tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak
    berbandng linear dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah
    maupun pendidikan tinggi. Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan
    mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja
    dengan lulusan institusi pendidikan.
    Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka
    pengangguran. Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan
    pembangunan yang sangat kritis khususnya di negara Indonesia termasuk di
    daerah-daerah di pelosok nusantara.
    Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan
    yang memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilannya menjadi usaha
    mandiri. Selain menjadi solusi bagi dirinya, seringkali usaha mandiri ini
    mendatangkan berkah bagi orang lain yang direkrut sebagai karyawan ataupun
    buruh pada usaha yang dirintisnya.

    Adapun alasan-alasan seseorang tertarik untuk berwirausaha adalah
    sebagai berikut:
    1. Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, kaya, pendapatan tambahan
    2. Alasan sosial, untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat dikenal, dihormati
    dan bertemu orang banyak
    3. Alasan pelayanan, memberi pekerjaan pada masyarakat
    4. Alasan pemenuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk
    menggunakan kemampuan pribadi.
    Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan
    terobosan dan memilih berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah
    mudah memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan
    kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya.
    Keberanian untuk memulai merupakan modal utama yang harus dimilki
    seseorang untuk terjun dalam dunia usaha. Namun itu saja tidak cukup,
    keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan berwirausaha seringkali
    menjerumuskan kita ke dalam situasi kegagalan yang berkepanjangan.
    Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
    suatu tema kewirausahaan yang berjudul: “Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi
    Kewirausahaan.”
    Penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah
    menumbuhkan jiwa dan kompetensi kewirausahaan ?”

    2. Landasan Teori
    2.1. Inti dan Hakikat Kewirausahaan
    Kewirausahaan (Suryana: 2003) adalah kemampuan kreatif dan inovatif
    yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
    sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
    yang baru dan berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan
    inovatif.
    Suryana (2003) mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu
    kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan
    sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda melalui :
    1. Pengembangan teknologi baru
    2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru
    3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada
    4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak
    dengan sumber daya lebih efisien
    Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
    cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. Sedangkan
    inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
    pemecahan masalah dan menemukan peluang. Jadi kreativitas adalah kemampuan
    untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan
    kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.

    2.2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
    Meredith et al.. (2002), mengemukakan nilai hakiki penting dari wirausaha
    adalah:
    1. Percaya diri (self confidence)
    Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
    atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
    ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan
    menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan mempengaruhi
    gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja,
    kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adaalh untuk
    memahami diri sendiri. Oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah
    wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
    2. Berorientasi tugas dan hasil
    Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang
    selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
    ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan peluang hanya diperoleh
    apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya diperoleh melalui pelatihan
    dan pengalaman bertahun-tahun dan pengembangannya diperoleh dengan cara
    disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah dan semangat berprestasi.
    3. Keberanian mengambil risiko
    Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
    menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang
    kurang menantang. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena
    tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin
    berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih yaitu alternatif
    yang mengangung risiko dan alternatif yang konservatif . Pilihan terhadap
    risiko tergantung pada :
    a. Daya tarik setiap alternatif
    b. Kesediaan untuk rugi
    c. Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
    Selanjutnya kemampuan untuk mengambil risiko tergantung dari :
    a. Keyakinan pada diri sendiri
    b. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan
    kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
    c. Kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realitis
    4. Kempemimpinan
    Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
    keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
    sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun
    pemasaran. Dan selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
    menambah nilai.
    5. Berorientasi ke masa depan
    Wirausaha harus memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan,
    kuncinya adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
    baru dan berbeda dari yang ada sekarang.
    6. Keorisinilan : Kreativitas dan Inovasi
    Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri :
    a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
    cara tersebut cukup baik
    b. Selalu menuangkan imajinasi dalaam pekerjaannya
    c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
    Kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir
    sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Everett E. Hagen ciri-ciri
    innovational personality sebagai berikut :
    a. Openness to experience, terbuka terhadap pengalaman
    b. Creative imagination, memiliki kemampuan untuk bekerja dengan
    penuh imajinasi
    c. Confidence and content in one’s own evaluation, memiliki keyakinan
    atas penilaian dirinya dan teguh pendirian
    d. Satisfiction in facing and attacking problems and in resolving
    confusion or inconsistency, selalu memiliki kepuasan dalam
    menghadapi dan memecahkan persoalan
    e. Has a duty or responsibility to achieve, memiliki tugas dan rasa
    tanggung jawab untuk berprestasi
    f. Inteigence and energetic, memiliki kecerdasan dan energik
    Sedangkan menurut Alma (2003), jalan menuju wirausaha sukses adalah :
    - mau kerja keras
    - bekerjasama
    - penampilan yang baik
    - yakin
    - pandai membuat keputusan
    - mau menambah ilmu pengetahuan
    - ambisi untuk maju
    - pandai berkomunikasi
    Proses kreatif dan inovatif (Suryana: 2003) hanya dilakukan oleh orangorang
    yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
    a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
    b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)
    c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
    d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil
    resiko dengan penuh perhitungan)
    e. Suka tantangan
    Faktor pribadi yang mempengaruhi kewirausahaan : motif berprestasi,
    komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan dan pengalaman. Sedangkan dari faktor
    lingkungan adalah peluang, model peran dan aktivitas.

    2.3. Kompetensi Kewirausahaan
    Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
    kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
    kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
    diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
    Keterampilan yang harus dimiliki Suryana (2003) :
    a. Managerial skill
    b. Conceptual skill
    c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
    d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
    keputusan)
    e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)
    Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
    individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha
    merupakan tujuan yang ingin dicapai.

    3. Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan
    3.1. Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
    Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan
    memunculkan anak-anak yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada
    yang menganggap bahwa seseorang menjadi pengusaha karena memang bapakibunya,
    kakek-neneknya, dan sebagian besar keluarganya adlah keturunan
    pengusaha.
    Anggapan seperti ini menurut hemat penulis merupakan pemikiran yang
    keliru. Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang lahir dari
    keluarga atau keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara
    genetis. Mungkin hal ini terjadi karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup
    kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut untuk menjadi pengusaha.
    Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi semua
    kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan pengusaha
    sehingga menutup peluang untuk menjadi wirausaha.
    Langkah awal yang kita lakukan apabila berminat terjun ke dunia
    wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita. Banyak cara
    yang dapat dilakukan misalnya:
    1. Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah
    maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah
    kewirausahaan
    2. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan
    seringkali diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi
    kewirausahaan sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa
    kewirausahaan di diri kita
    3. Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui
    pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan
    outdoor). Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap
    dinamika perubahan linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan
    dikembabngkan
    4. Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat
    berwirausaha. Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story),
    media televisi, radio majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses
    untuk menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita.
    Melalui berbagai media tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari
    dan menumbuhkan jiwa wirausaha. Pertanyaannya, aspek-aspek kejiwaan apa saja
    yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa wirausaha ?
    Untuk membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut, penulis akan
    mencoba membahas pendapat Suryana (2003) bahwa orang-orang yang memiliki
    jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
    a. Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)
    Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan
    sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi
    merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang
    yang memiliki jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya
    akan berhasil walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu
    dihantui rasa takut akan kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus
    maju.
    b. Berinisiatif (energik dan percaya diri)
    Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling
    dibenci oleh seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi
    dinamisnya kehidupan yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang
    dihadapi, seorang wirausaha akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka
    tidak ingin hidupnya digantungkan pada lingkungan, sehingga akan terus
    berupaya mencari jalan keluarnya.
    c. Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)
    Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu
    dirancang oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih.
    Bila dihadapkan pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali
    memperbaiki kegagalan yang dialaminya.
    Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang berjiwa
    entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam hidupnya.
    Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus dicapai
    dalam hidupnya.
    d. Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil
    resiko dengan penuh perhitungan)
    Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi
    wirausahawan sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru
    walaupun penuh resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang
    rasional.
    Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung
    jawab kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat
    tidak percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah
    diri adalah sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita
    apabila ingin meraih sukses dalam berwirausaha.
    e. Suka tantangan
    Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus
    mundurnya seorang manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Pa yang
    menyebabkan mereka hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan
    kemapanan sebagai seorang manajer?
    Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban tugas
    rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang lebih
    dinamis yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka
    bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat
    memuaskan kebutuhan mereka akan tantangan ?
    “Berwirausaha” ternyata menjadi pilihan sebagian besar manajer yang sengaja
    keluar dari kemapanannya di perusahaan. Mengapa “wirausah ?” Ternyata begitu
    banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang sangat menantang dalam dunia
    wirausaha.

    3. 2. Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan
    Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
    kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
    kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
    diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.
    Keterampilan yang harus dimiliki :
    a. Managerial skill
    Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang
    harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan
    fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar
    usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan
    menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya
    manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan
    syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.
    Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan
    manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui
    jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen
    atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau
    departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri
    maupun swasta. Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak
    serta melalui pengalaman.
    b. Conceptual skill
    Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha
    merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah memang
    mendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari berbagai
    sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain
    dalam berwirausaha.
    c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
    Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal
    keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan
    keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan
    mengembangkan usaha.
    Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya
    denganmelatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan
    melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain
    d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
    keputusan)
    Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi
    ketidakpastian. Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti
    ini. Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan
    berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif pemecahannya.
    Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
    Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha
    harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan.
    Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai
    cara. Selain pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi
    dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
    e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)
    Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber
    stress adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan.
    Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau
    tak kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang.
    Seorang wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola
    waktu dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah
    digariskan.

    DAFTAR PUSTAKA
    Buchari Alma. 2003. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
    Longenecker, Justin G., et al. 2000. Kewirausahaan: Manajemen Usaha Kecil.
    Jakarta : Salemba Empat
    Meredith, Geoffrey G. 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek. Jakarta : PPM
    Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
    Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju
    Sukses. Jakarta: Salemba Empat

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan