Posted by : sahdarullah
Kamis, 26 September 2013
Cinta adalah
kedudukan yang banyak diperebutkan oleh manusia, bahkan dengan antusiasnya,
mereka berlomba-lomba ingin mengetahui hakikatnya.
Dengan
semangat ruh cinta lah, para ahli ibadah bersungguh-sungguh melaksanakan
ibadah. Maka cinta adalah makanan hati, nutrisi jiwa, dan penyejuk mata.
Cinta adalah
kehidupan, yang jika seseorang diharamkan darinya, niscaya dia termasuk di
antara sekian banyak orang yang mati.
Cinta adalah
cahaya, yang apabila seseorang kehilangannya, niscaya dia akan berada di laut
kegelapan.
Cinta adalah
penawar, yang apabila seseorang tidak memilikinya, maka niscaya semua macam
penyakit akan singgah di dalam hatinya.
Cinta adalah
kelezatan yang apabila seseorang tidak memperolehnya, niscaya hidupnya
seluruhnya adalah kesedihan dan kepedihan.
Cinta adalah
ruhnya iman, amal perbuatan, segala kedudukan dan keadaan yang apabila musnah
darinya, niscaya ia bagaikan tubuh tanpa nyawa di dalamnya.
Cinta adalah
kendaraan suatu kaum yang mereka selalu berjalan di atas punggungnya menuju
sang kekasih. Dan dia adalah jalan mereka yang sangat kokoh yang mengantarkan
mereka menuju rumah-rumah mereka dengan cepat.
Demi Allah,
sungguh telah pergi sang pemilik cinta membawa kemulian dunia dan akhirat, di
mana ketika bersama kekasih mereka merupakan puncak kesempurnaan. Dan sungguh
Allah Subhanahu Wata'ala telah memutuskan dengan kehendak dan hikmahNya
yang sempurna bahwa seseorang bersama orang yang dicintainya. Maka cinta
merupakan kenikmatan yang sempurna bagi para pecinta.
Adapun di
antara sebab-sebab yang dapat menghadirkan cinta seorang hamba kepada Rabbnya
dan menghadirkan cinta Rabb kepadanya yaitu:
1. Membaca
al-Qur`an dengan mentadabburinya dan memahami makna-maknanya dan maksudnya
(tafsirnya).
2.
Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala dengan mengerjakan
amalan-amalan sunnah setelah amalan-amalan yang wajib. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda tentang sesuatu yang beliau riwayatkan dari
Rabbnya , “Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu
yang lebih Aku cintai dari apa yang Aku wajibkan atasnya. Dan hambaKu
senantiasa mendekatkan dirinya kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunnah sehingga
Aku mencintainya.” (HR. al-Bukhari).
3. Terus
menerus berdzkir kepada Allah Subhanahu Wata'ala dalam setiap kondisi,
baik dengan lisan, hati, ataupun dengan perbuatan. Maka besarnya kecintaan
seseorang (kepada sesuatu) sebesar dan sebanyak dzikirnya kepadanya. Dan
barangsiapa yang mencintai sesuatu, niscaya akan banyak mengingatnya.
Sebagaimana yang terdapat dalam hadits qudsi, Allah Subhanahu Wata'ala
berfirman, “Aku sebagaimana perasangka hambaku kepadaKu, dan Aku bersamanya
apabila dia mengingatKu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim) Dan Allah Subhanahu
Wata'ala berfirman, artinya, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah
hati menjadi tenteram.” (QS. ar-Ra’d: 28).
4.Mengutamakan
kecintaaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas kecintaan kepada dirimu
sendiri ketika diliputi hawa nafsu, dan mengikuti serta mentaati RasulNya shallallahu
'alaihi wasallam. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, artinya, “Katakanlah:
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali ‘Imran: 31).
Telah
disebutkan tanda cinta, buah dan manfaatnya, maka tanda cinta (seseorang)
kepada Allah Subhanahu Wata'ala adalah mengikuti RasulNya shallallahu
'alaihi wasallam , sedangkan manfaat dan buahnya adalah kecintaan Allah Subhanahu
Wata'ala kepada siapa saja yang mengikutinya (RasulNya). Maka jika tidak
ada al-Mutaba’ah (mengikuti RasulNya), ini menunjukkan bahwa cintanya adalah
dusta (tidak benar).
5.
Menelaah/mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu Wata'ala
, mengakui dan mengenalnya serta menelusuri dan menyelaminya di dalam
taman-taman pengetahuan (tentangnya). Maka barangsiapa yang mengenal Allah Subhanahu
Wata'ala dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, serta perbuatan-perbuatanNya
pasti dia akan mencintaiNya.
6. Mengakui
kebaikan Allah Subhanahu Wata'ala dan nikmat-nikmatNya yang tampak
(Zhahir) maupun yang tidak tampak (bathin), karena sesungguhnya hal itu dapat
memotivasi seseorang untuk mencintai Allah Subhanahu Wata'ala , dan
sungguh hati ini tercipta (fitrahnya) mencintai orang yang berbuat baik
kepadanya.
7.
Menundukkan hati sepenuhnya di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala
.
8.
Berkhalwat (menyendiri untuk beribadah) dengan Allah Subhanahu Wata'ala
pada waktu Dia turun di akhir malam untuk bermunajat kepadaNya dan membaca
kitabNya (al-Qur`an) kemudian mengakhiri ibadah kepadaNya dengan memohon
ampunan dan bertaubat kepadaNya. Karena waktu itu adalah waktu pembagian
rampasan perang (keuntungan) dan hadiah-hadiah (dari Allah ), ada yang dapat
sedikit, ada yang dapat banyak, dan ada pula yang diharamkan (tidak memperoleh
sedikitpun).
9.
Berteman/bergaul dengan orang-orang yang mencintai (Allah dan RasulNya ) dan
orang-orang yang jujur/ benar (keimanannya), dan mengambil yang terbaik dari
buah pembicaraan mereka, dan hendaklah kamu tidak berbicara kecuali benar-benar
pembicaraanmu terdapat maslahat dan kamu mengetahui bahwa di dalam ucapanmu
terdapat tambahan kebaikan untukmu dan bermanfaat buat orang lain.
10. Menjauhi
segala sebab yang dapat menjadi penghalang hati ini dengan Allah Subhanahu
Wata'ala.
Di antara
sebab-sebab yang sepuluh ini, maka insya Allah sampailah para pecinta kepada
lokasi-lokasi cinta dan bertemu dengan sang kekasih. (Abu Nabiel)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar