• Posted by : sahdarullah Minggu, 22 September 2013



    Pokok Bahasan ini meliputi :

    ·               Arti pentingnya konsep pemasaran
    ·               Perbedaan antara konsep pemasaran dan konsep penjualan
    ·               Manajemen pemasaran dan perkembangannya

    1. ARTI PENTINGNYA KONSEP PEMASARAN

    Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaannya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar :

    ·         Seluruh perencanaan dan kegiatan peruisahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar
    ·         Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri
    ·         Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

    Secara definisi dapat dikatakan bahwa :

                Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsemen merupakan syarat-syarat ekonomi dan social bagi kelangsungan hidup perusahaan.


                Definisi tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi, teknik, keuangan dan pemasaran harus diarahkan pada usaha mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang. Dalam perusahaan industri, misalnya bagian pemasaran memegang peranan yang sangat penting, karena menentukan berhasil tidaknya usaha-usaha perusahaan. Organisasi perusahaan yang menangani konsep pemasaran disebut organisasi pemasaran.
               
                Dalam organisasi pemasaran tersebut, semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang didasarkan pada masalah pemasaran. Jadi, pemasaran menjadi dasar motivasi perusahaan dan akan mempengaruhi politik perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

    Selanjutnya, kita akan membahas tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar dalam konsep pemasaran, yaitu :

    1. Orientasi Konsumen

    Henry ford (raja mobil dari Amerika Serikat) mengatakan bahwa warna utama untuk mobil-mobil sebaiknya hitam. Rupa-rupanya ia lebih tertarik pada bidang produksi dari pada penyesuaian terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Ia merasa bahwa mobil yang paling baik adalah mobil yang dapat diandalkan dan tidak mahal. Tetapi kenyataannya, mobil-mobil yang dijualnya adalah mobil-mobil model lama.
    Lain halnya dengan perusahaan general motor dimana para pengusahanya selalu berusaha mengetahui kebutuhan pokok dari konsumen. Mereka mulai membuat mobil-mobil dalam berbagai macam warna dan bentuk, dan akhirnya dapat menarik pasar yang dikuasai oleh ford. Sekarang, 50% dari pasar untuk mobil baru telah dikuasainya. Ini adalah sebuah contoh tentang orientasi konsumen.

    Pada pokoknya, perusahaan yang ingin mempraktekan orientasi konsumen ini harus :

    ·         Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. Perusahaan yang menproduksi mobil pada dasarnya menghasilkan alat transport, sedangkan alat transport itu sendiri dapat dibuat dalam berbagai macam model dan ukuran.
    ·         Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
    ·         Menetukan produk dan program pemasarannya
    ·         Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka   
    ·         Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, dan model yang menarik.

    1. Koordinasi Dan Integrasi Dalam Perusahaan

    Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasikan dan diintegrasikan. Disamping itu, juga harus dihindari adanya pertentangan di dalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Semua bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari bahwa tindakan mereka sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan langganan. Misalnya, bagian keuangan memberikan kredit yang layak, bagian produk membuat produk yang sesuai dengan selera konsumen, bagian penjualan mengirimkan barang yang tepat pada waktunya, dan sebagainya.
    Satu penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini adalah dengan menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu menejer pemasaran. Prinsip pemasaran tentang orientasi konsumen serta kegiatan-kegiatan pemasaran yang terkoordinir, sekarang menjadi sebuah falsafah menejemen.
    Falsafah baru tersebut dimasukan dalam sebuah strategi yang disebut manajemen pada sasaran (management by objectives). Pertama, tujuan perusahaan harus ditentukan lebih dahulu (yaitu mencapai pemuasan konsumen pada suatu tingkat laba). Kemudian baru menetukan dari masing-masing bagian dalam perusahaan. Tentu saja, tujuan dari satu bagian berbeda dengan tujuan dari bagian yang lain, meskipun semua tujuan tersebut harus selaras dengan tujuan umum perusahaan.
    Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir.
    Dalam pemasaran, sebenarnya terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, dan kualitas produk. Usaha-usaha tersebut perlu juga dikoordinasikan dengan waktu yang tempat.

    1. Mendapatkan Laba Melalui Pemuasan Konsumen

    Tujuan menggunakan konsep pemasaran ini adalah untuk memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan laba. Salah satu tujuan dari semua perusahaan pada umumnya adalah mengoptimumkan laba. Ini disebut orientasi laba (profit orientation). Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat mengunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.
    Ada beberapa perusahaan yang secara jelas tidak bertujuan mencari keuntungan, tetapi usaha-usaha yang dilakukannya elalu diarahkan untuk meningkatkan penjualan atau untuk menguasai pasar yang lebih besar. Kalau mereka menghadapi suatu persoalan menyangkut biaya, tentulah akan meninjau pula laba yang bisa diperolehnya. Jadi, tanpa laba perusahaan sulit berkembang.
    Sebenarnya, laba ini hanya merupakan tujuan umum dari perusahaan. Banyak pula perusahaan yang mempunyai beberapa tujuan lain, seperti memberikan ketentraman pada karyawan, membantu masyarakat, dan memberikan perlindungan serta kepuasan kepada segmen pasar yang dituju. Perlu diingat bahwa semua tujuan social dari sebuah organisasi adalah tergantung pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari organisasi tersebut. Hal ini tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya laba.
    Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan pada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut, perusahaan dapat menyediakan/menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.

    2.   PERBEDAAN ANTARA KONSEP PEMASARAN DENGAN KONSEP PENJUALAN

    Seperti telah disebutkan di muka bahwa istilah penjualan dan pemasaran sering dianggap sinonim. Sebenarnya, kedua konsep tersebut mempunyai arti yang berbeda.
    Lembaga-lembaga yang menggunakan konsep pemasaran selalu berusaha untuk menentukan keinginan konsumen yang mereka rencanakan. Beberapa organisasi menggunakan riset pemasaran untuk menentukan keinginan tersebut; sedangkan yang lain menggunakan pendapat, perasaan, dan teori pemasaran sebagai pedoman. Ssudah mengetahui keinginan konsumen mereka berusaha mengembangkan produk atau jasa yang dapat memenuhi keinginan tersebut. Perusahaan-perusahaan ini juga merumuskan pola kebijaksanaan harga dan distribusi yang diarahkan untuk memuaskan konsumen. Akhirnya, mereka mempromosikan barang atau jasa untuk memberi keyakinan yang lebih besar kepada konsumen.

    Adapun perbedaan yang luas antara konsep penjualan dan konsep pemasaran dapat di lihat  sbb. :

    ·         Dalam konsep pemasaran, yang menjadi tujuan adalah melayani keinginan konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba,atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitik beratkan pada keinginan perusahaan .
    ·         Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah produk,kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen lebih dulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan mereka.
    ·         Pada saat konsep penjualan dilakukan, jumlah dan jenis personalia yang terlibat dalam pemasaran adalah sedikit, biasanya terbatas pada kepala bagian pemasaran dan tenaga-tenaga proposional (termasuk salesman). Lain halnya dengan konsep pemasaran. Di sini, seluruh personalia dalam perusahaan ikut berusaha untuk melayani konsumen. Dalam pelaksanaannya, pimpinan (top manager) harus memberikan dukungan, sebab tanpa dukungan pimpinan, personalia yang berada pada yang lebih rendah tidak akan dapat menggunakan konsep pemasaran tersebut.

    3.  MANAJEMEN PEMASARAN DAN PERKEMBANGAN

                Perusahaan harus menerapkan konsep pemasaran dalam praktek agar keuntungan-keuntungan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan.ini berarti bahwa:

    ·         Kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang lebih baik.
    ·         Kepala bagian pemasaran harus disesuaikan dengan suatu peranan yang lebih penting dalam perusahaan.

    Adanya dua perubahan ini menyebabkan menejemen pemasaran mulai berkembang. Dapat dikatakan bahwa menejemen pemasaran ini merupakan tindakan dari konsep pemasaran. Sejak revolusi industri, menejemen pemasaran telah mengalami beberapa tahap perkembangan. Namun ada juga perusahaan yang masih berada pada tahap pertama. Adapun tahap-tahap perkembangan tersebut adalah: (1) tahap orientasi produksi, (2) tahap orientasi penjualan, (3) tahap orientasi pemasaran, dan (4) tahap tanggung jawab sosial dan orientasi manusia.

    1.      Tahap Orientasi Produksi

    Dalam tahap pertama ini perusahaan berorientasi pada produksi (production oriented). Tujuan dan perencanaan perusahaan ditentukan oleh bagian produksi. Sedangkan fungsi dari bagian penjualan hanya menjual hasil produksi saja ; harga sudah ditentukan oleh bagian produksi dan keuangan. Di sini, usaha pemasaranya tidak ditujukan unutk mendapatkan orang yang bersedia membeli produk dengan harga yang layak.

    Produsen yang berada dalam tahap pertam ini ssudah menggunakan departemen penjualan yang dipimpin oleh kepala bagian penjualan. Namun, pemasaran belum dikenalnya secara mendalam. Tugas utamanya adalah mengatur tenaga-tenaga penjualan saja. Apabila ingin memperluas pasar; kadang-kadang dilakukan kegiatan pemasaran tertentu, seperti periklanan atau riset pemasaran. Adapun konsep yang dianut oleh perusahaan dalam tahap ini disebut “konsep produk” ( product concept)

    2.      Tahap Orientasi Penjualan

    Setelah perusahaan berhasil membuat barang secara besar-besaran kemudian timbul masalah bagaimana menjual barang-barang tersebut. Membuat barang yang baik saja tidak cukup menjamin berhasilnya pemasaran. Hasil kerja dalam penjualan masih diukur terutama dari volume penjualan yang dihasilkan, dan bukan dari laba pemasaran. Jadi, perusahaan yang berorientasi pada penjualan (sales orientation) ini menganut sebuah konsep yang di sebut konsep penjualan (sales concept).

    3.      Tahap Orientasi Pemasaran

    Pada tahap ketiga ini, perusahaan menganut konsep manajemen pemasaran yang berintegrasi, dan diarahkan kepada konsumen (costumer oriented) untuk mendapatkan volume penjualan yang menguntungkan. Perhatian sudah sepenuhnya ditujukan pada masalah pemasaran. Sebagai contoh, pengawasan persediaan, pergudangan, dan semua aspek perencanaan barang menjadi tanggungjawab menejer pemasaran. Ia memiliki peranan yang sangat penting sejak dimulainya siklus produksi. Disini, pemasaran diintegrasikan ke dalam masing-masing tahap operasi. Pemarasan mempunyai pengaruh yang besar terhadap seluruh kebijaksanaan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
    Berhasil tidaknya penerapan konsep pemasaran ini juga dipegang oleh pimpinan perusahaan (top manager). Namun tidak berarti bahwa menejer pemasaran harus memegang posisi paling atas dalam perusahaan. Konsep pemasaran tidak menyatakan bahwa pimpinan perusahaan harus berasal dari bagian pemasaran, tetapi hanya menyatakan bahwa pimpinan harus berorientasi pada pemasaran.
      
    Perusaaan yang berorientasi pada pemasaran memandang bahwa orientasi penjualan tidak lagi memenuhi harapan karena adanya perubahan yang cepat dibidang teknologi dan sosial. selain itu, juga terdapat persaingan yang sangat ketat, disertai dengan adanya rasa jenuh pada konsumen. Disini, perusahaan lebih mementingkan kebutuhan dan keinginan konsumen dari pada hanya sekedar meningkatkan penjualan. Perusahaan yang demikian ini menganut suatu konsep yang disebut konsep pemasaran (marketing concept).      

    4.      Tahap Orientasi Manusia Dan Tanggungjawab Sosial

    Tahap ini menyangkut kondisi social dan perekonomian dalam tahun 1970-an, yaitu suatu tahap yang mana perusahaan berorientasi pada masyarakat (societal orientation). Jika perusahaan ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Factor-faktor ekstern dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Factor tersebut menyangkut masalah-masalah lingkungan dan ekologi, politik, dan hukum, dan sebagainya. Factor ketidakpuasan konsumen juga termasuk di dalamnya. Adapun sebab–sebab timbulnya ketidakpuasan konsumen tersebut karena tidak terpenuhinya harapan mereka.

    Bagi perusahaan, laba merupakan tujuan pemasaran secara kontinyu. Oleh karena itu, tujuan tersebut lebih diarahkan untuk kepentingan jangka panjang.
    Faktor-faktor lingkungan makro dapat mempengaruhi system pemasaran dari perusahaan, seperti : demografi, ekonomi, hukum dan politik, teknologi dan kebudayaan (semua factor tersebut tidak dapat dikontrol oleh perusahaan). Disini, perusahaan berusaha memberikan kemakmuran kepada konsumen dan masyarakat untuk jangka panjang. Konsep yang dianutnya disebut konsep pemasaran masyarakat (societal marketing concept).
    Secara luas, tahap ini dapat pula ditinjau sebagai suatu periode orientasi pada manusia (human oriented), dalam mana terdapat pertumbuhan sumber tenaga manusia yang mengatur pemasaran. Banyak orang yang menyatakan bahwa tersedianya sumber-sumber alam di dunia ini  sangat terbatas, dan sumber-sumber yang sudah dipakai tidak akan tergantikan kembali. Karena selama ini orang sudah mempunyai pengalaman dalam pemilihan dan pengalokasian beberapa sumber tersebut, maka periode keempat ini dapat dipandang sebagai tahap kelangsungan hidup (survival stage). Dalam hal ini, masalah-maslah seperti persediaan bahan baker atau sumber-sumber energi lain, air dan udara yang bersih, serta lingkungan hidup yang menyenangkan sedang menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu perusahaan juga harus berorientasi pada persediaan (supply oriented).
    Jadi, menejemen pemasaran banyak bersangkut paut dengan masalah penciptaan dan penyampaian kualitas hidup yang lebih baik. Oleh karena itu konsep pemasaran masyarakat dipandang sebagai konsep pemasaran baru. 

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan