Bismillahirrohmannirrohim
…
Ah…
Ada apa dengan hati?? Terlalu dini aku harus memikirkannya. Hanya kuanggap
debu yang terbawa angin dan mampir sekejap saja. Segera ku menyekanya dengan
sapu tangan dalam angan.
Aku hanya ingin menetralisir rasa agar steril dari semua yang kuanggap tak
penting untuk sekedar hinggap.
Lain waktu, eh…kembali datang. Angin memang tak pandang membawa apa dan
harus mampir dimana,
angin memang pemurah, memberi tumpangan pada siapa saja dan pada apa saja.
Kali ini mampir lagi, namun ku seka sedikit saja, ku katakan pada diriku,
nanti akan ku basuh biar lebih cemerlang…hohoho…aku pun tersenyum dan
mengalihkan fikiran.
Kali ini, aku tak kuasa. Yang diserangnya adalah organ yang berkaitan dengan
seluruh rasa. Menyerang otak, fikiran, dan tentunya di manalagi kalau bukan
tempat penuh humus untuk bercocok tanam dan menyemai rasa yaitu HATI.
Waaaaaahhh….jangan gilaaaaa duuuunnnkkkk…!!! aku tak kuasaaaaa…, terlalu
beraaatttzzz!!!. Bibirku berucap istighfar terus melawan fikiran yang sedari
tadi selalu terbayang rasa.
Huuuuffffhhh… kali ini aku mendesah, lemah namun pasti. Ya Robbi, apa yang
mendera?? Sempat terfikir bahwa aku harus mengakuinya, toh tak ada yang
terdzolimi dengan apa yang kurasa, karena semua manusia di dunia pasti juga
merasakannya.
Aku tak harus berbohong untuk sesuatu yang wajar bagi logika, ya logika kita
sebagai manusia. Aku harus berani mengakuinya, rasa itu ada karena satu kata
penuh makna, yaitu ‘ ♥ cinta ♥ ’. Ah…lega rasanya, sudah kuteriakkan dalam
hati…hehehehe:-D
walaupun –dia- tak mendengarkannya.
Baiklah, kali ini aku berdamai dengan rasa. Ya Allah…Engkau tak hanya
memberikan rasa sedih dan senang pada setiap hamba, namun Kau berikan juga
semua rasa.
Pelangi itu terlalu indah untuk dihapuskan, namun takkan indah jika terlukis
paksa tanpa ridho dariNya.
Allah..-dia- yang kau cipta, dalam pandanganku biasa saja, apa adanya, satu
hal yang ku suka bagus agamanya, hmmmmm….
tapi, ada tapinya ya Allah,,,’apakah demikian dalam padanganMu???’.
Ah…aku tak mau menerka-nerka, berspekulasi antah berantah dalam bayangan
semu. Biarlah waktu yang akan menentukan arahnya dan memberi jawab sesuai
kehendak Yang Kuasa.
Allah…Kau tahu sejauh mana bentuk ikhtiarku, namun…aku tak berani memastikan
sejauh mana –dia- berikhtiar, karena itu semua rahasia.
Allah…aku tak berani melangkah tanpa kehendakMu, tak berani memelihara rasa
tanpa seizinMu, maka biarlah kusimpan sejenak atau selamanya.
Allah…
Kau Berkuasa atas Segala Rasa, maka satu yang ku pinta
titip RINDU-ku & CINTA-ku buat -dia- yang akan kau pilih buat
mendampingiku kelak
note : saudaraku seiman, tak ada yang menyalahkan kau memiliki rasa ‘cinta’,
akan lebih afdhol ketika rasa itu di tujukan bagi Sang Pemberi Rasa, namun
jikapun nantinya kau ingin membagi rasa, maka siapkan porsi seadanya, namun
tetap porsi JUMBO hanya untukNya, Sang Pemilik Cinta…
selamat menikmati rasa
0 komentar