Posted by : sahdarullah
Jumat, 01 November 2013
BISMILLAHIR ROHMANIR
ROHIEM
Segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada hamba dan rasulNya yaitu
Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya; wa ba’du. Berikut ini
merupakan uraian singkat mengenai berbagai kiat untuk menggapai kekhusyu'an
dalam shalat yang merupakan roh shalat itu sendiri. Selamat mengikuti...
PERTAMA: MEMELIHARA HAL-HAL
YANG DAPAT MENDATANGKAN KEKHUSYU'AN DAN YANG MENGUATKAN NYA
1.
Bersiap-siap penuh untuk mendirikan
shalat. Hal tersebut bisa didapatkan dengan berbagai cara, diantaranya dengan;
menirukan adzan, membaca doa yang disyari'atkan pasca adzan, memperbanyak doa
antara adzan dan iqamah, menyempurnakan wudhu disertai dzikir dan doanya,
mengenakan siwak, memakai pakaian yang bersih, membaca dzikir pergi ke masjid
dengan tenang dan tiada tergesa-gesa, menanti imam dan meluruskan shaf serta
merapatkannya.
2.
Tuma'ninah dalam mendirikan shalat.
Nabi r selalu bertuma'ninah dalam shalatnya, hingga
seluruh tulang beliau kembali pada tempatnya semula.
3.
Mengingat mati dalam shalat. Hal ini
berdasarkan hadits Rasulullah r: "Ingatlah
mati dalam shalatmu. Sesungguhnya jika seseorang mengingatnya maka hal itu akan
mendorongnya khusyu' dalam shalatnya. Dirikanlah shalat seperti orang yang
mengira tidak akan shalat lagi."
4.
Tadabbur (merenungkan) arti ayat yang
terbaca juga bacaan dzikir lainnya. Tadabbur tidak akan didapatkan kecuali
dengan mengetahui arti apa yang dibaca. Jika memahami artinya maka akan
menghasilkan tetesan air mata. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang
jika diingatkan dengan ayat-ayat Rabb mereka, tiadalah mereka menghadapinya
sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (Al-Furqan: 73). Termasuk hal
yang memudahkan untuk tadabbur ialah berinteraksi dengan ayat-ayat yang
dibacakan. Demikian pula termasuk bentuk interaksi dengan ayat ialah membaca
amin setelah surat
al-Fatihah, sebab hal ini mengandung pahala yang agung. Rasulullah r berssabda: "Jika imam membaca
"amin", maka ucapkanlah amin. Karena sesungguhnya siapa saja yang
ucapan "amin"nya bertepatan dengan "amin" malaikat maka
diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari). Juga
berinteraksi dengan imam saat dia membaca "Sami'allahu liman
hamidah," maka makmum mengucapkan "Rabbana wa lakal
hamd."
5.
Membaca ayat dengan pelan dan
sepotong-sepotong. Hal ini akan memudahkan dalam memahaminya. Juga mengikuti
sunnah Rasulullah r, karena
beliau senantiasa membaca ayat dengan amat jelas huruf demi huruf.
6.
Membaca Al-Qur'an dengan tartil dan
memperbaiki suaranya. Allah berfirman: "dan bacalah Al-Qur'an itu
dengan tartil." (Al-Muzzammil: 4). Juga karena hadits: "Hiasilah
Al-Qur'an dengan suaramu, karena suara bagus itu akan menambahkan keindahan
bagi Al-Qur'an." (HR. Hakim)
7.
Hendaknya meyakini bahwa Allah mengabulkan
permintaannya dalam shalat tersebut. Nabi r
bersabda: "Allah berfirman: "AKu bagi shalat itu untukKu dan untuk
hambaKu. Bagi hambaku apa yang dia minta," jika dia mengatakan:
"Al-hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin," Allah berfirman: "HambaKu
memujiKu." Jika dia mengucapkan: "Ar-Rahmaanir Rahiim," Allah
berfirman: "HambaKu menyanjung Diriku." Jika dia berkata:
"Maaliki yaumiddiin," maka Allah berfirman: "HambaKu
mengagungkanKu." Bila dia mengucapkan: "Iyyaaka na'budu wa iyyaaka
nasta'iin," maka Allah berfirman: "Ini adalah antara Diriku dan
hambaKu dan baginya apa saja yang dia minta." Jika dia melafadzkan:
"Ihdinas shiraathal mustaqiim," maka Allah berfirman: "Ini
khusus buat hambaKu dan baginya apa saja yang dia minta."
8.
Mendirikan shalat sambil mendekat
kepada sutrah (pembatas shalat). Termasuk salah satu yang bias menolong
untuk mengais kekhusyu'an adalah memperhatikan sutrah. Karena dalam mendekatkan
diri kepadanya saat shalat terkandung berbagai faedah, diantaranya; menahan
pandangan dari aapa yang ada dibelakang sutrah, menghalangi orang yang akan
meleeatinya, mencegah setan melewatinya untuk merusak shalatnya. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara
kalian sedang mendirikan shalat menghadap ke sutrah maka sebaiknya ia mendekat
daripadanya hingga setan tak dapat memotong shalatnya." (HR. Abu Daud)
9.
Meletakkan tangan kanan di atas dada.
Rasulullah r
jika berdiri dalam shalat, maka beliau meletakkan tangan kanannya di atas
tangan kiri dan beliau meletakkannya di atas dada. Hikmahnya ialah; hal ini termasuk
cara orang hina yang meminta dan merupakan penahan dari tindakan main-main
serta sangat menolong untuk mendapatkan kekhusyu'an.
10. Melihat
ke tempat sujud. Hal itu berdasarkan hadits riwayat A'isyah, "Dulu
Rasulullah r jika shalat
beliau menundukkan kepalanya dan melemparkan pandangannya ke tanah. Sedangkan
bila duduk tasyahhud, maka beliau melihat ke jari telunjuknya yang beliau
gerak-gerakkan."
11. Menggerakkan
jari telunjuk. Dalam hal ini, Nabi r
bersabda: "Menggerakkan telunjuk jari itu lebih menyakitkan bagi setan
daripada ia tertimpa besi." (HR. Imam Ahmad). Memberi isyarat dengan
telunjuk mengingatkan hamba kepada wahdaniyyatillah (ke-EsaanNya) dan
rasa ikhlas dalam segala ibadah. Hal ini merupakan hal yang paling dibenci
setan, semoga Allah melindungi kita dari godaan dan tipu dayanya.
12. Mengganti-ganti
bacaan ayat dan dzikir dalam shalat. Hal ini membawa orang yang mengerjakan
shalat kepada perasaan arti baru dan kandungan ayat dan dzikir yang beraneka
ragam. Mengganti-ganti bacaan termasuk sunnah dan lebih menyempurnakan kadar
kekhusyu'an.
13. Hendaknya
melakukkan sujud tilawah saat mendapati ayat sajdah. Allah berfirman: "Dan
mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'."
(Al-Isra': 109) Juga: "Jika dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah
kepada mereka, maka mereka segera menyungkurkan diri dan bersujud."
(Maryam: 58). Nabi r bersabda:
"Jika anak Adam membaca ayat sajdah lalu dia bersujud, maka setan
meninggalkannya sambil menangis dan mengucapkan: Sungguh celaka diriku, anak
Adam disuruh sujud lalu melakukannya maka dia mendapatkan surga sedangkan saya
disuruh sujud tapi saya membangkang maka saya mendapatkan neraka."
(HR. Musim)
14. Berlindung
diri kepda Allah dari setan. Setan ialah musuh besar kita. Termasuk bukti nyata
permusuhannya adalah membisikkan kepada orang yang sedang shalat agar hilang
kekhusyu'annya dan menodai shalatnya. Setan berfungsi sebagai penyamun jalanan
bagi hamba ynag ingin pergi menuju kepada Rabbnya. Maka dari itu, hendaknya
seorang hamba itu bersikap teguh dan sabar serta banyak berdzikir dan shalat,
sebab kondisi seperti ini bisa mengusir tipu daya setan. Allah berfirman:
"Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah amat lemah."
(An-Nisa': 76)
15. Memikirkan
dan mencontoh para salaf dalam melaksanakan shalat mereka. Ali bin Abu Thalib,
jika kedatangan waktu shalat maka bergetar wajahnya. Saat ditanya: Kenapa anda?
Beliau menjawab: Sungguh telah datang waktu amanah yang telah ditawarkan kepada
langit, bumi dan gunung maka mereka menolak dan merasa tidak mampu lalu kita
yang mengembannya. Sedangkan Sa'id at-Tanukhi, jika sedang shalat maka air
matanya mengalir tiada henti hingga membasahi jenggotnya.
16. Memahami
keistimewaan khusyu' dalam shalat. Diantaranya ialah hadits: "Tiada
seorang muslim-pun yang saat kedatangan waktu shalat lalu dia menyempurnakan
wudhunya, khusyu' dan ruku'nya kecuali hal itu menjadi pelebur dosa yang telah
dia lakukan selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan yang demikian itu adalah
setahun penuh." (HR. Muslim)
17. Bersungguh-sungguh
dalam berdoa, utamanya saat sujud. Allah berfirman: "Berdoalah kalian
kepada Rabb kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut."
(Al-A'raf: 55) Nabi r bersabda:
"Sungguh jarak antara seorang hamba dengan Rabbnya yang paling dekat
ialah saat ia bersujud, maka perbanyaklah doa di dalamnya." (HR.
Muslim)
18. Membaca
dzikir-dzikir yang masyru' setelah shalat. Karena bisa menolong untuk
meneguhkan pengaruh khusyu' dalam hati dan menguatkan barakah shalat yang telah
dihasilkan.
KEDUA: MENGENYAHKAN SEGALA
HAL YANG BISA MEMALINGKAN KHUSYU' DAN MENGOTORI KEMURNIANNYA.
1.
Menghilangkan tempat yang dapat
menggoda orang yang sedang shalat. Dari Anas, ia berkata: Dulu A'isyah memiliki
qiram (satir tipis berwarna dan berhias) yang menutupi rumah bagian
samping, maka Nabi r bersabda
kepadanya: "Enyahkanlah qiram milikmu ini, karena lukisannya selalu
terbayang dalam shalatku." (HR. Bukhari)
2.
Hendaknya tidak shalat dengan
mengenakan pakaian yang berhias, bergambar atau ada tulisannya yang dapat
memalingkan kekhusyu'an orang yang shalat. Dari A'isyah, ia
berkata: Nabi r pernah mendirikan shalat dengan pakaian yang
bergaris-garis, lalu beliau melihatnya. Saat selesai shalat beliau bersabda:
"Berikanlah pakaian khamisah ini kepada Abu Jahm bin Hudzaifah dan
ambilkan untukku anbijaniyah (pakaian tanpa garis melintang dan vertical),
karena pakaian khamisah tadi telah memalingkan diriku saat shalat."
(HR. Muslim)
3.
Jangan lakukan shalat di hadapan (di
samping) hidangan yang menggiurkan. Nabi r
bersabda: "Tidak boleh shalat di hadapan makanan yang telah
terhidangkan." (HR. Muslim)
4.
Jangan shalat dalam kondisi kebelet.
Tiada syak lagi bahwa penyebab hilangnya khusyu' adalah kebelet menahan kencing
atau berak. Maka dari itu, Rasulullah r
melarang seseorang mendirikan shalat dalam kondisi demikian. Beliau menegaskan:
"Tidak boleh shalat, seseorang yang berada di hadapan makanan dan juga
orang yang sedang menahan kencing dan berak." (HR. Muslim). Termasuk
dalam kategori masalah ini adalah menahan kentut.
5.
Jangan shalat dalam kondisi menahan
kantuk berat. Nabi r bersabda:
"Jika salah seorang diantara kalian mengantuk, maka sebaiknya ia
tidurkan hingga ia paham bacaan yang diucapkannya." (HR. Bukhari)
6.
Jangan shalat dibelakang orang sedang
tidur atau sedang mengobrol. Karena Nabi r
melarang hal tersebut dengan ucapannya: "Janganlah kalian shalat di
belakang orang yang sedang tidur dan juga orang yang sedang mengobrol."
(HR. Abu Daud). Yang demikian ini, karena orang yang sedang mengobrol dapat
memalingkan dan menyibukkan orang yang sedang shalat dari bacaan shalatnya.
Sedangkan orang yang tidur terkadang dapat menghilangkan kekhusyu'an dengan
tindakan di bawah sadarnya, wallaahu a'lam.
7.
Jangan menyibukkan diri dengan
meratakan kerikil dan atau merapikan sajadah. Dari Mu'aiqib ia telah melihat
Rasulullah r mengatakan kepada seseorang yang meratakan pasir
saat sujud: "Jika kamu terpaksa melakukannya maka lakukan sekali saja."
(HR. Bukhari)
8.
Sebab dilarangnya tindakan ini ialah
untuk memelihara kekhusyu'an dan terhindar dari banyak gerakan sia-sia dalam
shalat. Hal yang lebih afdhal, jika tempat sujud seseorang memang harus
dirapikan hendaknya dilakukan sebelum shalat.
9.
Tidak mengganggu orang lain dengan
bacaan kerasnya. Nabi r bersabda:
"Ketahuilah, bahwa masing-masing kalian adalah sedang bermunajat kepada
Rabbnya. Maka dari itu, janganlah saling menyakiti dan saling mengeraskan
bacaan di atas yang lainya." Dalam riwayat lain: "Dalam shalat."
(HR. Abu Daud)
10. Janganlah
memalingkan badan dalam shalat. Dari Abu Dzarr ia berkat, Nabi r bersabda: "Allah senantiasa menerima
hambaNya yang sedang shalat selama ia tidak berpaling. Jika ia berpaling maka
Allah tinggalkan orang tersebut." Dalam kesempatan lain, beliau pernah
ditanya mengenai tindakan berpaling dalam shalat, maka beliau menjawab: "Sebuah
pencopetan yang dilakukan setan terhadap shalat seorang hamba." (HR.
Bukhari)
11. Tidak
mengangkat pandangan ke langit. Nabi r
bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian sedang shalat, maka
janganlah mengangkat pandangan matanya ke langit (ke atas)." (HR. Imam
Ahmad). Dalam hadits lain, larangan tersebut lebih keras, saat beliau bersabda:
"Sungguh mereka tidak melakukan tindakan tersebut atau dicabut
pandangan (mata) mereka." (HR. Bukhari)
12. Jangan
meludah di depannya saat mendirikan shalat. Karena hal itu, termasuk hal yang
menghilangkan kekhusyu'an dan menafikan kesopanan di hadapan Allah. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara
kalian sedang shalat maka janganlah meludah pada arah depannya karena Allah ada
di arah tersebut jika seseorang sedang shalat." (HR. Bukhari)
13. Upayakan
dengan sekuat tenaga untuk tidak menguap dalam shalat. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara
kalian menguap saat shalat, maka hendaknya ia tahan semampunya karena setan
akan masuk ke dalamnya." (HR. Muslim)
14. Tidak
melakukan ikhtishar (bertolak pinggang) saat shalat. Dari Abu Hurairah,
ia berkata: Nabi r melarang
ikhtishar dalam shalat."
15. Tidak
melakukan as-sadlu yaitu memanjangkan pakaian bagian bawahnya hingga
menyentuh tanah. Berdasarkan hadits: "Rasulullah r
telah melarang tindakan as-sadlu dalam shalat dan melarang seseorang menutupi
mulutnya." (HR. Abu Daud)
16. Tidak
menyerupai tingkah laku binatang. Sungguh Rasulullah r
telah melarang 3 perkara dalam shalat; yaitu menyerupai burung gagak mematuk,
binatang buas menerkam dan melarang seseorang yang selalu menempati suatu
tempat tertentu (untuk shalatnya) seperti halnya yang dilakukan unta.
Demikianlah,
mudah-mudahan artikel ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Dan pada
akhirnya, segala puji hanyalah milik Allah semata serta shalawat dan salam
semoga dilimpahkan ke haribaan Nabi kita Muhammad, segenap keluarga dan
sahabatnya, Amien. (Abu Nabiel AM. Afandi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah sukron min cara sholat lebih khusyuk diulas dg lengkap, mantap
BalasHapus