• Posted by : sahdarullah Jumat, 01 November 2013



     
    1. Konsep
    Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali
    kematian, namun itupun tetap mengandung ketidakpastian yang akan mengakibatkan
    adanya risiko bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Apalagi
    dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan risikonya adalah sesuatu yang tidak
    dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara serius.
    Sehubungan dengan kenyataan tersebut, semua orang (khususnya
    pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya
    berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan
    dapat dihilangkan. Para wirausaha menyukai tindakan pengambilan risiko
    nyata karena mereka ingin berhasil. Maksudnya mereka ingin mendapatkan
    kepuasan besar dalam melaksanakan tugas yang sukar tetapi nyata dengan
    menerapkan keterampilan mereka.
    Wirausaha menghindari situasi risiko rendah karena tidak ada tantangan, akan
    tetapi mereka juga tidak menyukai situasi dengan risiko tinggi karena para
    wirausaha cenderung selalu ingin berhasil. Ringkasnya, para wirausaha
    menyukai tantangan , namun dapat dicapai.
    2. Pengertian Risiko
    Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang dapat diramalkan
    dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi penyimpangan, biarpun
    kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang diambil dengan memakai
    kriteria peluang (decision under risk) atau kriteria ketidakpastian (decision
    under uncertainty). Untuk menghitung risiko pada umumnya dipakai nilai yang
    diperkirakan (expected value) atau angka penyimpangan (variance).

    Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok ukur untuk mengukur
    besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan tujuan untuk memperoleh
    alternatif dengan risiko yang masih dapat ditanggung. Analisis ini sangat
    penting untuk menentukan modal yang dianggarkan dalam kegiatan usaha.
    Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha,
    yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, risiko kredit serta risiko di luar
    kemampuan manusia. Semua risiko dapat dicegah atau diperkecil, kecuali
    risiko alam yang probabilitasnya sangat kecil dan dapat diabaikan.
    Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah tantangan karena
    mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan
    bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan.
    Demikian pula pengambilan risiko bagi Wirausaha berkaitan dengan
    kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan
    dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari
    keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha (misalnya
    pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi Wirausaha
    adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha berprinsip
    biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah.
    Majalah Wirausaha yang berjudul “Executive” pada lembaran khusus ditulis
    huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah ini:
    “Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura terbalik), tetapi
    berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat (digambarkan dengan kurakura
    yang berjalan merayap)”.

    Berikut beberapa pendapat tentang pengertian risiko :
    • Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
    periode tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H)
    • Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan
    peristiwa kerugian (loss), (A.Abas Salim)
    • Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
    • Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
    diharapkan (Herman Darmawi)
    • Risiko adalah probabilitas suatu hasil yang berbeda dengan yang
    diharapkan(Herman Darmawi)
    Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa resiko adalah
    sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu
    yang merugikan yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Sedangkan
    karakteristik risiko itu sendiri adalah:
    • Risiko adalah suatu ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
    • Risiko adalah ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan
    kerugian

    3. Risiko Wirausaha
    Pada saat memulai bisnis, Wirausaha biasanya menghadapi risiko bisnis yang
    besar. Di Amerika Serikat lebih dari 3 juta bisnis baru dimulai tiap tahunnya,
    dan dua pertiga dari bisnis tersebut bergerak sebagai bisnis/usaha kecil. Ratarata
    kegagalan diantara bisnis baru ini cukup mengganggu. Berdasarkan
    penelitian, 25 sampai 33 persen usaha kecil mengalami kegagalan selama
    dua tahun pertama masa operasinya.
    Di samping mempertimbangkan risiko bisnis, Wirausaha juga menghadapi
    risiko finansial, selama mereka menginvestasikan sebagian besar atau semua
    kekayaannya dalam bisnis. Mereka mengambil risiko karir dengan
    meninggalkan pekerjaan yang aman untuk suatu pekerjaan yang mengandung
    risiko dengan masa depan yang penuh ketidakpastian.
    Mereka juga mebuat risiko keluarga dan sosial karena kebutuhan untuk
    memulai dan mengelola bisnis yang baru hanya menyisakan sedikit waktu
    untuk memperhatikan keluarga dan teman.
    Ciri seorang wirausaha harus
    berani mengambil dan menanggung
    risiko dalam
    ketidakpastian, karenanya ia
    akan memilih dan mengembangkan
    banyak usaha.
    Dari sekian usaha yang dijalan
    kannya pasti ada yang berhasil
    (bertelur emas)
    Ada tiga penyebab yang menjadi alasan kegagalan bisnis, yaitu
    a. Mereka masuk ke dalam bisnis terlalu cepat. Mereka terjun ke dalam suatu
    pekerjaan baru yang mengandung risiko terlalu tergesa-gesa, tanpa
    melakukan perencanaan yang mendalam. Mereka tidak menganalisis
    kekuatan dan kelemahannya. Siapa saya ?, Apa yang saya inginkan ? Apa
    tujuan saya ?
    b. Mereka kehabisan uang. Jika Anda tidak dapat menyelaraskan daftar
    gaji/upah atau membayar rekening-rekening Anda, Anda akan ke luar dari
    bisnis. Perencanaan kebutuhan uang yang realistik merupakan hal yang
    sangat penting. Perkiraan kebutuhan kas merupakan prioritas utama
    sebelum memulai bisnis ini.
    c. Kegagalan perencanaan jelas merupakan suatu kesalahan. Rencana
    bisnis yang terperinci mendorong Wirausaha untuk berpikir ke depan,
    merefleksikan, dan memutuskan bagaimana agar maju. Rencana bisnis ini
    harus secara tertulis.
    Alasan-alasan kegagalan di atas haruslah dipertimbangkan sebelum memulai
    operasi suatu bisnis. Empat kategori utama (kesalahan perencanaan,
    rendahnya kualitas manajeman, metode bisnis yang tidak mencukupi, dan
    kurang dana) dapat merusak kerja keras, kreativitas yang brilian, pengambilan
    risiko dan kejelasan masa depan.

    4. Macam-Macam Risiko
    a. Menurut sifatnya dibedakan ke dalam :
    1) Risiko murni, risiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan
    terjadinya tanpa sengaja. Misal : kebakaran, bencana alam, pencurian,
    penggelapan, dan sebagainya.
    2) Risiko spekulatif, risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang
    bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu. Misal:
    utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
    3) Risiko fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
    kepada seseorang dan yang menderita cukup banyak. Misal : banjir,
    angin topan, dan sebagainya. Risiko khusus, risiko yang bersumber
    pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui
    penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan sebagainya.
    4) Risiko dinamis, risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan
    masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko
    penerbangan luar angkasa.
    Dapat tidaknya risiko dialihkan kepada pihak lain, sbb:
    1) Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan
    mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko pada
    perusahaan asuransi.
    2) Risiko yang tidak dialihkan pada pihak lain
    b. Menurut sumber/penyebab timbulnya :
    1) Risiko intern, risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri,
    seperti kerusakan aktiva karena kesalahan karyawan, kecelakaan
    kerja.
    2) Risiko ekstern, risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti
    pencurian, persaingan dalam bisnis, fluktuasi harga, dan sebagainya.
    Upaya penanggulangan risiko berdasar pada sifat dan objek yang terkena
    risiko ada beberapa cara untuk menanggulangi atau meminimumkan risiko,
    sebagai berikut:
    a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan
    terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian.
    b. Melakukan retensi, yakni mentolerir terjadinya kerugian.
    c. Melakukan pengendalian terhadap risiko
    d. Mengalihkan risiko kepada pihak lain (asuransi)
    Untuk garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam berusaha dan
    upaya untuk menghindari atau memperkecil risiko, yaitu
    a. Risiko Teknis
    Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha dalam
    mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi:
    • Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
    • Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja
    terlalu banyak),
    • Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,
    • Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan,
    • Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta harga
    jual tak berubah,
    • Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas
    kerja menurun,
    • Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit dioperasionalkan,
    serta hal-hal yang berhubungan dengan ketatalaksanaan perusahaan.

    Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas dapat ditempuh upayaupaya sebagai
    berikut:
    1. Manajer atau Wirausaha menambah pengetahuan tentang:
    • Keterampilan teknis (technological skill), terutama yang
    berkaitandengan proses produksi yang dihasilkan. Diupayakan dengan
    memakai metode yang dapat menurunkan biaya produksi (efisien).
    Misalnya yang semula dengan teknologi tradisional diganti dengan
    teknologi tepat guna atau teknologi modern.
    • Keterampilan mengorganisasi (organizational skiil), yaitukemampuan
    meramu yang tepat dari factor produksi dalam usaha, mencakup
    sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal.
    Ibarat membuat kue, bagaimana agar rasanya enak, murah, dan
    disenangi pembeli.
    • Keterampilan memimpin (managerial skill), yaitu kemampuan untuk
    mencapai tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan baik dan serasi
    oleh semua orang yang ada pada organisasi. Untuk ini, setiap pimpinan
    dituntut membuat konsep kerja yang baik (conceptional skill).
    2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi
    strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia,
    strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitian dan
    pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap memperoleh
    keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang) dan
    tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah kepAndaian
    menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar lingkup
    organisasi.
    3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi
    setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan pengeluaran
    tetap.
    b. Risiko Pasar
    Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak laku
    di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang diperoleh terus
    menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan (revenue) yang
    diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi
    bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung
    tikar. Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai berikut :
    1) Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat desain
    baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Daur hidup produksi
    (product life cycle) untuk barang industri adalah seperti di bawah ini.
    Gambar : Daur Hidup Produksi
    Pada permulaan jumlah yang diproduksi sedikit (OP1), penjualan terus
    meningkat (OR1). Produk tersebut sangat disenangi pembeli dan jumlah
    yang dijual meningkat menjadi (OP2) dengan penjualan sebesar (OR2).
    Setelah itu produk yang terjual terus menurun penjualannya sehingga
    penerimaan penjualan merosot pada OR. Bila tidak ada upaya perbaikan
    dapat berakibat perusahaan gulung tikar. Upaya yang tepat ialah pada titik
    P3 telah dikenalkan produk yang diinovasi sehingga penjualan naik lagi.
    Dalam usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo,
    asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha pertanian
    mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah bila ada upaya ke
    arah argo industri.
    2) Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh
    informasi pasar secara berkesinambungan.
    Cara ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk
    perusahaan besar. Contohnya pabrik mobil, tekstil, alat rumah
    tangga, dan hiburan. Dalam bidang pertanian antara lain ukuran
    berat dalam setiap komoditi yang dihasilkan yang diinginkan
    konsumen (ikan, udang, kubis, ternak, dan sebagainya).
    c. Risiko Kredit
    Adalah risiko yang ditanggung kreditor akibat debitor tidak membayar
    pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati. Sering terjadi produsen
    menaruh produknya lebih dulu dan dibayar kemudian. Atau debitor
    meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal, akibatnya timbul
    kredit macet. Upaya untuk mengatasi hal tersebut diantaranya sebagai
    berikut:
    1. Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai
    berikut:
    • Dapat dipercaya (character), yaitu watak dan reputasi yang telah
    diketahui.
    • Kemampuan untuk membayar (capacity). Hal ini dapat dilihat dari
    kemampuan/hasil yang diperoleh dari usahanya.
    • Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital)
    sehingga merupakan net personal assets.
    • Keadaan usahanya selama ini (conditions) apakah menunjukkan
    trend naik mendatar atau menurun.
    2. Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi
    kredibilitas debitor.
    3. Memperhatikan pengelolaan dana debitor bila yang bersangkutan
    memiliki perusahaan. Yang perlu diperhatikan adalah lembaran neraca,
    laporan laba-rugi tahunan dan aliran dana setiap tahun.
    d. Risiko alam
    Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa bumi,
    banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan terjadi
    sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut
    menghadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani
    menanggung risiko tersebut.

    5. Situasi Berisiko
    Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita dihadapkan pada
    dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui hasil yang akan
    diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi risiko juga
    mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi kegagalan dan
    potensi sukses.
    Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam berbagai
    situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian.
    Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang
    mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya
    tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk
    mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan
    dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat meningkatkan
    kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal.
    Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada juga yang
    tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang dibuatnya walaupun
    ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan yang dibuatnya. Ada pula
    yang sangat berani dalam mengambil keputusan tanpa melakukan
    pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat mengambil keputusan yang
    dianggapnya peluang emas. Pengusaha seperti ini adalah pengusaha yang
    dipengaruhi oleh besarnya jumlah imbalan yang ditawarkan, dan sangat
    tertarik oleh harapan muluk tentang hasil yang tinggi dengan sedikit usaha.
    Seorang Wirausaha sejati adalah yang tidak takut dalam mengambil risiko
    akan tetapi juga tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang
    diambil selalu berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu.
    Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko adalah kesediaan
    dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat keputusan, baik
    yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri Wirausaha saling
    berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko, ciri-ciri tersebut yaitu :
    a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta
    merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
    b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
    Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang dimiliki, semakin besar
    pula keyakinan yang dimiliki atas kesanggupan untuk mempengaruhi hasil
    dari keputusan-keputusan yang akan diambil serta semakin besar
    kesediaan untuk mengambil risiko.
    c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan membatasi
    kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan mengahsilkan suatu
    putusan yang tidak sanggup untuk dilaksanakan.
    Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang Wirausaha diminta
    membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang hasilnya tidak dapat
    diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif. Sebagai pengambil
    risiko Anda harus mengambil keputusan dalam situasi penuh ketidakpastian,
    sambil mempertimbangkan kemungkinan sukses dan ruginya. Apakah akan
    memilih alternatif yang mengambil risiko atau alternatif konservatif tergantung
    kepada :
    a. daya tarik dari setiap alternatif,
    b. sejauhmana Anda bersedia rugi,
    c. kemungkinan relatif sukses dan gagal,
    d. seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan sukses dan
    mengurangi kemungkinan gagal.
    Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling berkaitan, hal ini
    cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko. Kaitan tersebut
    antara lain :
    a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi yang
    merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi realitas.
    b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap diri sendiri.
    c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda sendiri
    juga penting.
    6. Pengambilan Risiko
    Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang sudah
    diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha
    menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya dan menjauhi
    situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai
    tantangan yang dapat dicapai.
    • Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena mereka
    ingin berhasil.
    • Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan tugas-tugas yang
    sukar, namun realistic.
    • Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai.
    • Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak dan
    ruwetlah persoalan Anda.
    Para wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik karena mereka ingin
    berhasil. Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanakan tugas-tugas
    yang sukar namun realistik. Wirausaha menyukai tantangan yang sukar
    namun dapat dicapai. Kebanyakan orang takut mengambil risiko karena
    mereka ingin aman dan mengelakkan kegagalan.
    Namun, semua tahap pekerjaan pasti akan ada risikonya. Pengambilan risiko
    merupakan bagian hakiki dari seorang Wirausaha. Apabila kita telah
    mengambil suatu keputusan dari salah satu alternatif yang ada, maka ini
    berarti kita telah memutuskan untuk menyisihkan alternatif-alternatif lainnya
    untuk tidak digunakan dalam pelaksanaan. Dalam pengambilan keputusan
    dari alternatif terpilih didasarkan atas pertimbangan agar dalam
    pelaksanaannya nanti diharapkan ini erat hubungannya dengan keinginan
    yang harus diderita atau risiko.

    7. Pengambilan Risiko Pribadi
    Pengambilan risiko adalah hal yang hakiki dalam merealisasikan potensi
    sebagai Wirausaha. Seorang Wirausaha harus sadar bahwa pertumbuhan
    datang dari pengambilan peluang-peluang masa sekarang dan pengambilan
    risiko untuk mencapai tujuan. Beberapa risiko yang terpenting adalah risiko
    yang membawa kita sebagai seorang Wirausaha untuk belajar mengenai
    sesuatu yang baru tentang diri sendiri dan perusahaan Anda.
    Situasi-situasi yang mengandung risiko pribadi haruslah menantang
    kemampuan dan kapasitas Anda dengan sungguh-sungguh. Merupakan suatu
    hal yang sulit bagi seorang Wirausaha dalam membedakan tujuan pribadi dan
    tujuan bisnis karena perusahaan merupakan bagian hidupnya.
    Pengambilan keputusan merupakan bagian yang penting dalam pertumbuhan
    pribadi juga berguna dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Memikul
    tanggung jawab pribadi atas tindakan yang dilakukan akan mengurangi
    ketergantungan Anda pada pihak lain. Wirausaha adalah orang yang
    bertanggung jawab karena mereka mempunyai kekuatan dan kemampuan
    untuk menentyukan masa depan mereka sendiri. Risiko akan timbul ketika
    seorang Wirausaha menerima tanggung jawab atas keputusan dan
    tindakannya.
    Sebagai seorang Wirausaha kita tidak boleh mengambil risiko yang tidak perlu
    dan harus dapat menguasai emosi dalam mengambil risiko jika
    keuntungannya diperkirakan sama atau bahkan lebih besar daripada risiko
    yang terkandung. Dalam beberapa hal, kita harus menggunakan intuisi dalam
    menilai tindakan apa saja yang mengandung risiko karena intuisi akan dapat
    turut menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil apa saja yang
    mungkin diperoleh.
    Dalam pengambilan risiko pribadi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
    • Pengalaman pribadi selama ini dalam mengambil risiko yang terkait
    dengan orang-orang terdekat
    • Dalam beberapa hal, juga perlu menggunakan intuisi dalam menilai
    tindakan apa saja yang mengandung risiko. Intuisi Anda akan ikut
    menentukan sampai sejauh mana risikonya dan hasil-hasil yang mungkin
    akan diperoleh.
    • Anda bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam hidup Anda,
    termasuk sukses dan kegagalan Anda sendiri. Namun sukses akan dapat
    diperoleh dengan lebih mudah jika Anda bersedia dan mampu mengambil
    risiko yang perlu dengan penuh perhitungan.

    8. Tipologi Pengambilan Risiko
    Pada tingkat-tingkat bawah perusahaan dibutuhkan pekerja-pekerja yang
    terampil dalam melaksanakan hal-hal yang rutin, yang mempunyai sedikit
    risiko. Agar perusahaan kita berkembang, kita maka harus mempunyai
    sumber daya yang termasuk dalam pengambil risiko tipe ini karena perilaku
    mereka akan dapat diramalkan dan membawa kestabilan perusahaan.
    Pada tingkat manajemen menengah terdapat lebih banyak kemungkinan
    untuk pengambilan risiko. Manajer-manager tingkat menengah harus
    mendapat lebih banyak kebebasan untuk berinovasi dan membuat
    perubahan-perubahan kecil dalam prosedur-prosedur dan fungsi-fungsi.
    Orang-orang yang berada di sini dianggap sebagai pengambil risiko.
    Sedangkan para Wirausaha berada pada tingkat atas dalam struktur
    prusahaan, dimana harus mempunyai kemampuan untuk me-rumuskan dan
    menerapkan ide-ide kreatif agar berhasil dalam bisnis dan mewujudkan ideide
    mereka menjadi kenyataan.
    Beberapa Wirausaha dapat disebut praktisi karena perusahaan tumbuh
    berdasarkan pengendalian dan pengarahan dari diri para Wirausaha sendiri.
    Para Wirausaha yang mengembangkan usahanya dengan praktis karena
    berorientasi kepada hasil dan cukup yakin akan ide-ide mereka hingga berani
    menerima risiko demi terlaksananya ide itu.
    Namun mereka juga cukup praktis untuk menyadari keterbatasan dirinya dan
    akan membatasi kegiatan. Wirausaha yang sangat kreatif dan inovatif
    biasanya adalah pengambil risiko yang sedang-sedang saja. Mereka bersedia
    menerima perubahan, mencoba berbagai alternatif dan mengembangkan
    inovasi untuk barang dan jasa dalam bidang–bidang bisnis baru. Para
    Wirausaha yang sangat inovatif biasanya menjadi tokoh dalam bisnis, mereka
    mempunyai ide-ide dan mampu mencari kombinasi-kombinasi orang dan
    sumber daya lain untuk mewujudkan idenya.

    9. Mengevaluasi Risiko Anda
    Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum memutuskan untuk
    mengambil risiko, yaitu:
    a. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil usaha tersebut ?
    Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome) yang keluar
    pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya. Untuk memulai usaha harus
    melalui studi kelayakan untuk memperhitungkan risiko tersebut.
    b. Bagaimana risiko dapat dikurangi ?
    Wirausaha harus bertindak efisien dengan mengurangi pengeluaran dana
    yang tidak ada kaitannya langsung dengan produksi. Dalam usaha yang
    masih kecil tidak perlu membuat lapangan tenis dan kolam renang.
    Bertindak yang efektif sehingga sasaran yang dituju akan mudah dicapai.
    c. Personalia yang bagaimana yang dapat mengurangi risiko ?
    Setiap kegiatan memerlukan sumber daya manusia. Setiap orang dituntut
    memberikan produktivitas kerja sebaik mungkin. Hal ini hanya mungkin bila
    “the right man on the right place”. Untuk meningkatkan produtivitas kerja
    setiap karyawan perlu dididik, dilatih, ditatar baik formal, informal maupun
    nonformal.
    d. Apakah Anda takut dalam mengambil risiko ?
    Orang yang pesimis masih takut. Tapi, bagi Wirausaha yang berpikir positif
    (optimis), risiko justru menjadi tantangan. Ibarat nelayan yang ingin
    menangkap ikan besar, ia harus berani menghadapi gelombang di laut
    terbuka. Meskipun demikian, keberanian tersebut harus diperhitungkan.
    Bila risiko telah melampaui 50% maka kita telah memasuki gelanggang
    judi.
    e. Persiapan apa yang Anda lakukan sebelum mengambil risiko ?
    Yang utama ialah kesiapan sebagai pemimpin yang harus memiliki
    berbagai keterampilan (lihat risiko teknis). Selanjutnya harus memperbaiki
    kelemahan-kelemahan yang terjadi untuk seterusnya mengambil strategi
    yang tepat. Setelah kemungkinan risiko yang terjadi diperhitungkan, itu
    harus kita ikuti dengan semangat tidak mengenal menyerah (ausdauer),
    ibarat kuda menarik pedati yang menempuh jarak puluhan kilometer.
    Semua dengan perhitungan kuantitatif serta mempertimbangkan
    keterbatasan sebagai seorang Wirausaha, yaitu kesehatan, waktu,
    keterampilan, kelelahan, usia, dan sebagainya itulah sebabnya jiwa
    Wirausaha hanya dimiliki oleh sebagian kecil dari kelompok nelayan.
    Mereka berani berumah di pinggir pantai meskipun tahu suatu saat
    gelombang besar akan menghempaskan. Tetapi, mereka tahu bahwa ikan
    besar tidak ada di darat.
    Evaluasilah kebutuhan-kebutuhan sendiri sebelum memutuskan untuk
    mengambil risiko. Ada beberapa pertanyaan sebelum mengambil
    keputusan yang mengandung risiko, yaitu:
    • Apakah risiko tersebut sepadan dengan hasilnya ?
    • Bagaimana risiko dapat dikurangi ?
    • Informasi apakah yang diperlukan sebelum risiko diambil ?
    • Orang-oarng dan sumber-sumber daya manakah yang dapat
    membantu mengurangi risiko dan mencapai tujuan ?
    • Mengapa risiko ini penting ?
    • Apakah ketakutan Anda dalam mengambil risiko ini ?
    • Apakah Anda bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan
    ini ?
    • Apakah yang akan dapat Anda capai dengan mengambil risiko itu ?
    • Persiapan-persiapan apa yang perlu Anda buat sebelum mengambil
    risiko itu ?
    • Bagaimana Anda dapat mengetahui secara kuantitatif bahwa tujuan
    Anda telah tercapai ?
    • Apakah halangan-halangan terbesar dalam mencapai tujuan tersebut ?

    Dalam bisnis, seperti juga dalam hidup, jelas tidak mungkin mengelakkan
    risiko. Jika Anda mengambil risiko, Anda akan lebih yakin pada diri sendiri
    dan pandangan Anda terhadap pengambilan risiko akan lebih positif,
    karena Anda percaya pada kemampuan-kemampuan Anda, dan Anda
    menerima risiko yang terbaik dalam mencapai tujuan akhir.
    Data kuantitatif (angka-angka) akan membantu dalam mengevaluasi setiap
    risiko dan menetapkan tujuan-tujuan dan juga memungkinkan untuk
    menggariskan kemajuan secara sistematik. Akhirnya melalui data
    kuantitatif dapat diukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan
    ide-ide semula. Perlu diketahui kecermatan dan makna angka-angka
    tersebut. Data kuantitatif akan mendukung pengetahuan, latar belakang,
    dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
    Proses pemeriksaan diri ini penting dalam proses pengambilan risiko.
    Daftar pertanyaan di atas merupakan contoh dari serangkaian pertanyaan
    yang harus dijawab sebelum memikul suatu situasi risiko. Mengambil risiko
    sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan berakibat
    kegagalan.


    DAFTAR PUSTAKA
    Anorogo, Panji. Sudantoko, Djoko. 2002, Koperasi,Kewirausahaan, dan
    Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta.
    Danuhadimedjo, R Djatmiko, 1998. Kewiraswastaan Dan Pembangunan,
    Alfabet, Bandung.
    Davis, Ralph C. 1988. Fundamental Of Top Management, Kogakusha
    Compay Limited, Tokyo.
    Geoffrey G. Meredith, et al. 2000, Kewirausahaan Teori dan Praktek.
    Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
    Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis (Konsep
    Membangun Masyarakat Entrepreneur Indonesia), PT Elex Media
    Komputindo Gramedia Jakarta.
    Hasibuan, H. Malayu. 2004. Manajemen (Dasar, Pengertian, Dan Masalah)
    Bumi Aksara, Jakarta.
    Purnomo, 2001. Kewirausahaan (materi Pokok), Pusat Penerbitan
    Universitas Terbuka, Jakarta.
    Soemanto, Wasty, 1984, Pendidikan Wirausaha (Sekuncup Ide Profesional) ,
    Bina Aksara, Malang.
    Sumahamijaya, Suparman, 1980. Membina Sikap Mental Wiraswasta,
    Gunung Jati, Jakarta.

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan