Musibah lebih disebabkan oleh perbuatan maksiat. Dan bencana dapat dihindari dengan memperbanyak taubat “
Posted by : sahdarullah
Senin, 11 November 2013
“Musibah lebih disebabkan oleh perbuatan
maksiat. Dan bencana dapat dihindari dengan memperbanyak taubat “ kilah Amru
Khalid mydalam bukunya Ghayyir Nafsaka. Ali bin Abi Thalib KW mengungkapkan :
“Bencana kerap disebabkan oleh kemaksiatan. Dan hanya taubatlah yang dapat
memalingkannya.”
Adam AS diusir dari surga, karena maksiat.
Iblis mendapat laknat dari Allah, karena maksiat. Kaum Nuh ditenggelamkan,
karena maksiat ( Al Qamar 11-12 ). Allah SWT menenggelamkan Fir’aun, karena
maksiat ( Al Qashas 40 ). Kaum Luth dibinasakan Allah SWT karena maksiat ( Al
Hijr 74 ). Kaum ‘Ad dan kota mereka yang tidak tertandingi, dilenyapkan Allah
SWT karena maksiat ( Al Ahzab 9 ). Bani Israil, diazab Allah juga karena
maksiat ( Al Isra 5 ). Rasulullah SAW bersabda : “Bila terjadi kemaksiatan di
umatku, maka Allah akan memberikan azabnya untuk semua.” HR.Ahmad ). Kemudian
Rasul SAW mengingatkan : “Kalian harus mewaspadai dosa-dosa kecil. Kelak ia
akan menumpuk dalam diri seseorang dan kemudian membinasakannya.“ ( HR.Ahmad ).
Ketika Umar bin Khattab RA melepas pasukan
perangnya, khalifah kedua ini berpesan : “Aku tidak takut dengan musuh-musuh
kalian. Aku hanya takut bila kalian berbuat maksiat. Sebab bila kalian berbuat
maksiat, Allah tidak akan menolong kalian “.
Ketika pasukan Muslimin menaklukkan Qurbus
dan memukul mundur pasukan adidaya Romawi, sementara kaum Muslimin merayakan
kemenangannya, Abu Darda menangis. Ketika ditanya sebabnya, sahabat besar ini
menjawab “Aku menangisi umat yang telah melakukan kemaksiatan. Allah kemudian
meminggirkan mereka.”
Satu hari Anas bin Malik bertanya kepada
Aisyah RA : “Ibu, terangkan kepadaku tentang gempa yang terjadi.” Ummul
Mukminin ini menjawab : “Gempa terjadi bila maksiat merejalela. Zina adalah
pemandangan yang lumrah. Minuman keras menjadi konsumsi umum dan dosa-dosa
besar tidak lagi luar biasa. Allah pun kemudian memerintahkan timpakan gempa
pada mereka,“ jelas Siti Aisyah RA.
Anas bin Malik ketika melihat ada yang
meremehkan dosa-dosa kecil berkata : “Kalian telah banyak melakukan perbuatan
dosa kecil yang di masa Rasulullah merupakan dosa-dosa besar yang dapat
membinasakan.” Lalu beliau membaca firman Alah : “Ingatlah di waktu kamu
menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu
apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya sesuatu yang
ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar “ ( An-Nur 15 ).
Ujar Ibnu Qayyim, “Janganlah dirimu pernah
merasa tenang setelah melakukan maksiat. Karena tidak ada dosa yang tanpa
sangsi. Anda yang bangga dengan maksiat, lebih dibenci Allah dari sekedar
maksiat yang dilakukan “ Simak Al An’Am 44.
Dalam satu hadis qudsi, Allah SWT berfirman
: “Aku adalah Tuhan, tidak ada Tuhan selain Aku. Bila dipatuhi Aku senang, dan
bila didurhakai, Aku akan murka. Bila Aku murka, Aku akan melaknat hingga tujuh
turunan.”
Seorang ulama salaf berkata : “Setiap seorang hamba
berbuat dosa, bumi tempat ia berdiri meminta keizinan Tuhan untuk
membenamkannya dan langit yang di atas kepalanya memohon izin untuk gugur menimpanya,
tetapi Tuhan berfirman pada langit dan bumi itu. ‘Tahanlah bahaya untuk
hamba-Ku dan beri dia waktu. Mungkin dia bertaubat kepada-Ku lalu Aku ampunkan
dan mungkin saja dia menggantikan kerja buruknya dengan amalan yang baik, lalu
Aku gantikan dosanya dengan pahala.” Inilah yang dimaksud dengan firman-Nya
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi dari terjatuh dan kalau keduanya
terjatuh tiada seorang pun yang akan menahan selain Dia “ (Fatir 41 ).
Untuk mengatsi maksiat, ujar Amru Khalid dalam bukunya
Ghayyir Nafsaka, anda harus memiliki niat dan tekad untuk meninggalkannya.
Sebab Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum,
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “ ( Ar-Rad
11 ).
Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda : “Setiap orang
terbaik diantara yang bersalah adalah yang bertaubat “ ( HT.Turmuzi, Ibnu Majah
dan Al Hakim ). Allah SWT Maha Pengampun. Firman-Nya “Dan mintalah engkau
ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “ (
Al Muzammil 20 ).
Dalam hadis qudsi Allah SWT berfirman : “Wahai anak Adam,
selama engkau berdoa kepada-Ku, berharap dan meminta ampun. Niscaya Aku
mengampunimu dan tak Kupedulikan ( berapa besar dosamu ). Wahai Anak Adam,
seandainya dosa-dosamu menumpuk hingga mencapai sejauh mata memandang langit ,
lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Wahai anak Adam,
seandainya engkau menjumpai-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan kamu ketika
mati berada dalam keadaan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Ku, niscaya
Aku menyambutmu dengan ampunan sepenuh bumi pula “ ( HR.Turmuzi )
Siti Aisyah RA bertanya kepada Rasul SAW : “Wahai
Rasulullah, apakah ada umatmu yang nanti dapat masuk surga tanpa hisab ?
“Beliau menjawab : “Ada, yaitu orang yang mengenang dosanya lalu dia menangis.“
Malik bin Dinar berkata : “Menangis karena menyesali kesalahan mengeringkan
kesalahan itu, sebagaimana angin mengeringkan daun basah.“ Dalam satu hadis
Rasul SAW menerangkan bahwa mata yang mengeluarkan air mata karena takut kepada
Allah, tidak akan disentuh oleh api neraka “
Hari terbaik bagi kita adalah ketika kita
bertaubat dengan sungguh – sungguh dan Allah menerimanya. Taubat merupakan
anugerah terbesar yang dikaruniakan Allah kepada kita agar dapat meraih
surga-Nya bersama orang-orang yang dipilih-Nya. Wallahualam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar