Posted by : sahdarullah
Minggu, 24 November 2013
I. PENGERTIAN
Komunikasi bukan hanya sekesar sebagai
proses pemberitahuan dari satu pihak
ke pihak yang lain, yang dapat berupa rencana-rencana, instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, sarana-sarana dan sebagainya.Oleh karena itu apabila
seseorang mengirimkan surat,
menempelkan pengumuman, menelpon dan sebagainya, maka orang tersebut telah
menganggap dirinya melaksanakan komunikasi.
Komunikasi
diartikan sebagai penyampaian warta dari pihak yang satu kepada pihak lainnya,
bertujuan menjalin pengertian yang baik antara si pemberi warta dengan orang
yang menerima warta.
Jadi
komunikasi yang dimaksud disini adalah jalinan pengertian antara pihak yang
satu dengan pihak yang lain, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat
dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan.
Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian
dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.
Pemindahan pengertian tersebut melibatkan
lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga
ekspresi wajah, intonasi dll.
II. PROSES KOMUNIKASI
Dalam proses komunikasi terdapat
tahap-tahap dimana suatu “gagasan” atau “pengertian” dikirimkan dari sumbernya
(komunikator) sampai gagasan atau pengertian tersebut dijalankan oleh orang
yang menjadi sasaran komunikasi (komunikan atau penerima).
Tahap-tahap
komunikasi adalah :
1.
Tahap
idiasi;
Tahap idiasi adalah proses penciptaan
gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2. Tahap encoding; tahap dimana semua gagasan atau informasi
disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirim
kepada komunikan dan juga pilihan saluran media komunikasi yang akan digunakan.
Sandi
atau simbol dapat berupa kata-kata (lisan atau tulisan), gambar/poster/grafik
atau tindakan.
3. Tahap pengiriman; pengiriman pesan dapat dilakukan dengan
berbicara, menulis, menggambar, dan bertindak. Keputusan yang tepat dalam
memilih/menentukan saluran yang tepat merupakan hal yang sangat penting.
Komunikasi lisan
digunakan apabila kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan penerima
memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakantubuh, intonasi suara, dll.) dan
memungkinkan umpan balik diperoleh segera.
Komunikasi tertulis
dapat disampaikan melalui saluran-saluran seperti : memo, surat, laporan
catatan, dll.
4. Tahap penerimaan; penerimaan pesan ini dapat melalui proses
pendengaran, membaca atau mengamati, tergantung pada saluran atau media yang
digunakan untuk mengirimkannya.
5. Tahap decoding; pesan
yang diterima diinterpretasikan, dibaca, diartikan dan diuraiakan secara
langsung atau tidak langsung melalui proses berpikir.
Dalam tahap decoding
ini dapat terjadi ketidak sesuaian atau bahkan penolakan terhadap gagasan atau
ide yang di “encoding” oleh komunikator.
6. Tahap tindakan atau
umpanbalik (feedback); penerima akan menyampaikan berita balasan yang ditujukan
pada pengirim. Dalam tahap ini respon komunikan dapat berbentukusaha melengkapi
informasi, meminta informasi tambahan, atau melakukan tindakan lain.
III. SALURAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A.
Komunikasi Internal;
komunikasi antara para anggota organisasi. Terdiri
dari :
1.
Komunikasi
vertikal
2.
Komunikaso
horizontal
3.
Komunikasi
diagonal
Jadi komunikasi
berfungsi sebagai :
1.
memberikan
perintah/instruksi
2.
menyampaikan
informasi
3.
memberi
laporan
4. memberi saran, nasehat
dari seseorang kepada orang lain.
B. Komunikasi eksternal
Komuniasi antara
pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
Komunikasi ini terdiri
dari dua jalur secara timbal balik, yakni
- Komunikasi dari
organisasi kepada khalayak dan,
-
Khalayak
kepada organisasi.
IV. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
1.
Giver
(komunikator), yaitu orang yang menyampaikan ide, pesan.
2.
Pesan,
yaitu informasi = ide
3.
Saluran,
yaitu alat yang dipakai untuk komunikasi
4.
Feed
Back (action), yaitu reaksi yang
diberikan oleh receiver (penerima)
V. SYARAT-SYARAT KOMUNIKASI YANG BAIK
1.
Komunikasi
harus mudah dimengerti (jelas, tegas, singkat),
2.
Komunikasi
harus lengkap,
3.
Komunikasi
harus tepat waktu,
4. Komunikasi menggunakan
media yang tepat,
5.
Komunikasi
harus timbal balik,
6. Komunikasi perlu
memperhatikan situasi dan kondisi.
7. Komunikasi perlu
menghindarkan kata-kata yang kurang enak/kurang baik.
VI. HAMBATAN-HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI
EFEKTIF
A. Hambatan organisasional ini terdiri dari
(1)
Tingkat
hierarchi (hirarki);
(2)
Wewenang
manajerial
(3)
Spesialisasi
B.
Hambatab
Antar Pribadi
(1)
persepsi
selektif
(2)
status
atau kedudukan komunikator
(3)
keadaan
membela diri
(4)
pendengaran
lemah
(5)
ketidak
tepatan menggunakan bahasa
VII. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM ORGANISASI.
Manajer
harus dapat meningkatkan efektifitas komunikasi dalam organisasinya, untuk
dapat mengatasi kesulitan/hambatan dalam berkomunikasi.
Ada
beberapa cara yang perlu dilakukan:
1. Meningkatkan kesadaran
anggota organisasi akan pentingnya kebutuhan komunikasi.
2. Penggunaan umpan –
balik (komunikasi dua arah)
3.
Menjadi
komunikator yang lebih efektif
4.
Membuat
pedoman komunikasi yang baik.
|
PROSES KOMUNIKASI
MODEL KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
|
||||||
MODEL KOMUNIKASI YANG LEBIH LUAS (TERPERINCI)
DALAM ORGANISASI
|
Hambatan-hambatan komunikasi secara organisasional
|
WKL. DIREKTUR WKL. DIRWKTUR
MANAJER DEVISI
MANAJER DIVISI
MANAJER PABRIK
MANAJER PABRIK
PENYELIA
PENYELIA
KARYAWAN KARYAWAN
|
HILANGNYA INFORMASI DALAM RANTAI PERINTAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar