Posted by : sahdarullah
Minggu, 24 November 2013
1. Pengertian
Pengorganisasian (organizing) dapat diartikan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagi-bagi pekerjaan kepada
karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan hubungan-hubungan.
Pengorganisasian adalah
suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, menetapkan orang-orang pada setiap aktivitas ini,
menyediakan alat-alat, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan
kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut. (Malayu SP.
Hasibuan)
Pengorganisasian adalah
suatu proses penetapan dan pembagian
pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung
jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur organisasi,
sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerjasama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
(M. Manullang)
Organisasi (Organization) adalah merupakan suatu wadah atau tempat
kerja kerjasama untuk melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan rencana yang telah sitetapkan. (Alex S. Nitisemito).
Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengorganisasian (organizing) adalah fungsi manajemen yang sifatnya dinamis dan merupakan proses untuk memperoleh
organisasi (organization) yang
menjadi alat dan wadah manajer melakukan aktivitas dalam mencapai tujuan. Jadi
hasil dari pengorganisasian adalah Organisasi.
2. Unsur-unsur organisasi :
Alex S. Nitisemito mengemukakan unsur-unsur
organisasi adalah :
1.
Sebagai tempat/wadah
2.
Proses kerjasama (dua orang
atau lebih)
3.
Jelas tugas dan kedudukan
masing-masing
4.
Ada tujuan tertentu.
Unsur-unsur
organisasi menurut Malayu
SP. Hasibuan : (122)
1.
Manusia
2.
Tempat kedudukan
3.
Tujuan
4.
Pekerjaan
5.
Struktur
6.
Teknologi
7.
Lingkungan
3. Asas-asas organisasi
Asas organisasi merupakan pedoman dasar
yang perlu diikuti oleh manajer agar suatu organisasi dapat berjalan dengan
baik. Olehnya sudah jelas bahwa
untuk terwujudnya suatu organisasi
yang baik, efiektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan harus didasarkan
pada prinsip (asas) organisasi.
Asas
organisasi (Menurut Malayu SP. Hasibuan)
1.
Perumusan tujuan
2.
Kesatuan perintah
3.
Pembagian pekerjaan
4.
Pelimpahan wewenang
5.
Rentangan kekuasaan (span of
authority)
6.
Keseimbangan wewenang dan
tanggung jawab
7.
Kemutlakkan tanggung jawab
8.
Efisiensi
9.
Penetapan personalia
10. Koordinasi
Asas-asas
organisasi menurut Alex. S. Nitisemito :
1.
Perumusan tujuan
2.
Pembagian kerja
3.
Pendelegasian wewenang
4.
Koordinasi
5.
Efisiensi
6.
Pengawasan umum.
Masing-masing
para ahli mengemukakan asas yang berbeda, tapi pada prinsipnya sama.
4. Langkah-langkah manajemen
dalam pembentukan kegiatan proses pengorganisasian
1. Sasaran, manajer harus mengetahui tujuan
organisasi yang ingin dicapai.
2. Penentuan kegiatan, artinya manajer harus
mengetahui, merumuskan dan mengspesifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan.
3. Pengelompokkan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.
4.
Pendelegasian wewenang,
artinya manajer harus menetapkan
besarnya wewenang yang akan
didelegasikan pada masing-masing departemen/bagian.
5.
Rentang kendali, artinya
manajer harus menetapkan jumlah personil pada setiap departemen/bagian.
6. Manajer harus menetapkan tugas-tugas
perorangan (uraian tugas).
7.
Tipe organisasi, artinya
manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang akan digunakan.
8.
Bagan organisasi, artinya
manajer menetapkan bagan/struktur organisasi yang akan digunakan.
Bila langkah-langkah
tersebut dilaksanakan secara ilmiah, maka organisasi yang disusun akan baik,
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Tipe-tipe/Bentuk Organisasi
Dalam masyarakat kita kenal
berbagai macam organisasi, namun Secaran
umum kita dapat mengenal
bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut :
A.
Organisasi garis (line organization)
B.
Organisasi garis dan staf (lene
and staff organization)
C.
Organisasi fungsional
(functional organization)
D.
Organisasi panitia (committee
organization)
ORGANISASI GARIS
Tipe organisasi ini hanya mengenal satu
komando, sehingga dengan demikian setiap orang dalam organisasi hanya mengenal
satu pimpinan yang langsung membawahinya.
Organisasi gari ini banyak digunakan oleh
perusahaan yang masih berskala kecil.
Dalam organisasi ini pendelegasian
wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan
kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga
dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek.
Kebaikannya :
1.
Kesatuan perintah/komando
sangat terjamin
2.
Proses pengambilan keputusan,
kebijaksanaan dan instruksi berjalan dengan cepat, tidak bertele-tele.
3.
Pengawasan melekat (waskat)
secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dapat dilaksanakan.
4. Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan
umumnya sangat baik.
5.
Koordinasi relatif mudah
dilakukan
6. Rasa solidaritas antara karyawan umumnya
sangat baik.
Kelemahan :
1. Maju mundurnya organisasi sangat tergantung pada satu orang (pimpinan)
2. Adanya kecenderungan pimpinan untuk
bertindak secara otoriter.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang
terbatas.
STRUKTUR ORGANISASI GARIS (LINI ORGANIZATION)
Keterangan :
Garis
perintah/komando
Garis koordinasi
ORGANISASI GARIS DAN
STAFF (Line and Staff Organization)
Pada dasarnya organisasi
garis dan staf ini sama dengan organisasi garis, hanya saja pada organisasi
bentuk ini terdapat staf ahli yang
bertugas memberi
nasehat/pertimbangan-pertimbangan, saran kepada pimpinan sesuai dengan
keahliannya.
Organisasi garis dan staf
banyak digunakan oleh organisasi yang sudah besar.
Kebaikan :
1.
Kesatuan komando tetap dipertahankan, sebab pimpinan
tetap berada dalam satu orang.
2.
Adanya pengelompokkan wewenang, yaitu wewenang lini
dan wewenang staf.
3.
Adanya pembagan tugas dan tanggung jawab yang jelas
antara pimpinan, staf dan pelaksana.
4.
Bakat karyawan dapat dikembangkan karena mereka
bekerja sesuai dengan kecakapan dan keahliannya.
5.
Pelaksanaan tugas pimpinan relatif lebih lancar,
karena mendapat bantuan data, informasi, saran, dan pemikiran dari para
stafnya.
Kelemahan :
1.
Kelompok bawahan sering bingung untuk membedakan
perintah atau bantuan nasihat.
2.
Persaingan yang kurang sehat sering terjadi, sebab
setiap unit atau bagian menganggap hanya bagian/tugas-tugasnya yang paling
penting.
3.
Solidaritas karyawan kurang, karena tidak saling mengenal.
STRUKTUR ORGANISASI GARIS dan STAF
Keterangan :
Garis
perintah/komando
Garis
koordinasi
ORGANISASI FUNGSIONAL
Organisasi
fungsional adalah organisasi yang
disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Pada tipe
organisasi ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
sesuai dengan keahlian/spesialisasi masing-masing pejabat.
Pimpinan/Direktur Utama
mendelegasikan wewenang kepada para direktur dan direktur memerintahkan/memberi
tugas kepada para pelaksana sesuai spesialisasinya. Dengan demikian maka para
bawahan akan mendapat perintah dari beberapa orang atasan dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas bidang/spesialisasi masing-masing.
Kebaikan
:
1.
Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan secara optimal.
2.
Keuntungan adanya spesialisasi dapat diperoleh hasil
kerja yang optimal.
3.
Efisiensi dan
produktivitas dapat ditingkatkan.
4.
Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang
mengejakan pekerjaan yang sama tinggi.
Kelemahan
:
1.
Para bawahan sering bingung
karena mendapat perintah dari beberapa atasan.
2.
Para karyawan sulit mengadakan
alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam, kecuali mengikuti pelatihan
terlebih dahulu.
3.
Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan.
STRUKTUR ORGANISASI
FUNGSIONAL
ORGANISASI KOMITE (PANITIA)
Tipe organisasi panitia
biasanya tidak bersifat permanen, atau dengan kata lain hanya bersifat
sementara. Organisasi ini ada hanya apabila dibutuhkan.
Tujuan utama diadakan
panitia adalah membuiat keputusan atau
memberikan informasi pemecahan masalah yang memerlukan integrasi pengetahuan,
informasi, kemampuan dan kepentingan.
Kebaikan
:
1.
Ada pemusatan
informasi, kemampuan dan kepentingan untuk merumuskan kebijakan, perencanaan
dan lain sebagainya.
2.
Dapat menyelesaikan masalah yang kompleks.
3.
Mengurangi kecurigaan dan ketegangan
4.
Mungkin dapat memperbaiki hubungan pribadi antar
pribadi.
5.
Demokratisasi proses pembuatan keputusan
6.
Menghasilkan kesepakatan dan
keterkaitan dalam melaksanakan keputusan
7.
Merupakan mekanisme koordinasi.
Kelemahan
:
1.
Keputusan hasil konsensus berarti
bukan sepenuhnya keputusan masing-masing, karena masing-masing berkorban.
2.
Pertanggungjawaban terpecah-pecah
3.
Dapat mengebabkan penyimpangan dari masalah utama.
4.
Tanggung jawab masing-masing panitia kurang
bertanggung jawab.
5.
Sering menimbulkan konflik
kalau tidak ada yang mengalah atau saling mau berkorban.
Struktur organisasi
panitia dapat menyesuaikan dengan bentuk
panitia yang dibentuk. Atau disesuaikan dengan
kerangka kepanitiaan yang dibentuk.
PEMILIHAN TIPE ORGANISASI
YANG TEPAT
Tipe organisasi mana
yang paling baik, sudah tentu tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing
perusahaan.
Dalam memilih tipe
organisasi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Tujuan yang ditetapkan harus
dapat dicapai
2.
Harus memungkinkan pencapaian
tujuan secara efisien dan efektif.
3.
Harus mementingkan pembagian kerja.
4.
Harus memungkinkan pelaksanaan
komunikasi timbal balik.
5.
Harus memungkinkan dilaksanakannya pengaswan.
TEORI-TEORI ORGANISASI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan
merupakan tugas utama bagi seorang Manajer.
Pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara berbagai alternatif
mengenai sesuatu cara bertindak (Harold Koontz).
Pengambilan keputusan adalah
suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk
melakukan aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang (Malayu SP. Hasibuan)
Mengapa pengambilan keputusan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam Manajemen
?
Karena :
1.
Keputusan merupakan permulaan dari semua kegiatan
manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual, kelompok maupun
institusi.
2.
Keputusan ditujukan untuk masa yang akan datang,
dimana masa yang akan datang itu tidak menentu (penuh dengan ketidak pastian)
3.
Keputusan akan menciptakan
masalah (aktivitas) tetapi juga akan menyelesaikan masalah
Macam-macam Keputusan :
1.
Individual-decision, yaitu keputusan yang diambil
dengan cepat serta kurang memperhatikan dan mempertimbangkan data, fakta,
informasi dll.
2.
Group decision, yaitu keputusan yang diambil dengan telebih dahulu
menganalisa data, fakta dan informasi, mempertimbangkan situasi, tujuan maupun
kemampuab organisasi.
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan
menurut GR. Terry :
1.
Merumuskan problem yang bersangkutan
2.
menganalisa problem tersebut
3.
menetapkan sejumlah alternatif
4.
mengevaluasi masing-masing alternatif
5.
memilih alternatif yang akan
menjadi keputusan dan akan dilaksanakan.
Proses pengembilan keputusan
rasioal menurut : James A.F. Stoner :
1.
Pengamatan situasi
2.
Kembangkan alternatif
3.
Mengevaluasi alternatif dan memilih yang terbaik
4.
Implementasikan keputusan dan
menitor hasil.
Proses
Pengambilan Keputusan Rasional (James
A.F. Stoner)
Teknik-teknik Pengambilan keputusan
Berbagai teknik yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan, seperti :
1.
Operation Research
2.
Linear Programming
3.
Probability
4.
Ranking an statistical weighting
5.
Gaming war games, dll.
JOHN ROBERT BEISHLINE,
mengemukakan bahwa untuk memecahkan problem yang dihadapi dapat dengan :
1.
Manajemen konvensional (tradisional)
2.
Manajemen sistimatis
3.
Manajemen
berdasarkan ilmu pengetahuan, dengan langkah sbb. :
a.
mengumpulkan fakta, data dan informasi
b.
menganalisa data
c.
menetapkan keputusan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar