• Posted by : sahdarullah Minggu, 10 November 2013



    Kita yakini bahwa belum ada suatu perusahaan pun yang dapat mengoperasikan
    faktor produksi tanpa memanfaatkan tenaga kerja. Bahkan ada semacam kecenderungan,
    makin besar perusahaan dari segi kualitas dan kuantitas, makin besar jumlah kebutuhan
    akan tenaga kerja. Meskipun telah ditemukan teknologi baru berupa mesin-mesin
    otomatif dan komputerisasi, tetapi bagi sebagian besar perusahaan belum dapat
    melaksanakan kegiatannya tanpa adanya tenaga kerja. Justru dengan semakin
    moderennya peralatan produksi (mesin-mesin) kebutuhan tenaga kerja yang professional
    juga makin meningkat.
    Pengembangan suatu system pendidikan dan pelatihan terpadu dalam kaitannya
    dengan upaya pengembangan sumber daya manusia umumnya dan pembangunan
    ketenagakerjaan, khususnya kiranya memang merupakan keharusan dan kebutuhan yang
    semakin terasa dewasa ini. Kendatipun gagasan ini sesungguhnya bukan merupakan hal
    baru, namun rintisan pelaksanaannya berdasarkan konsep yang jelas ternyata belum
    direalisasikan sebagaimana diharapkan.
    Tanggung jawab pengadaan tenaga berkualitas tersebut, merupakan tanggung
    jawab banyak pihak, seperti : pemerintah, badan usaha pemakai tenaga kerja, lembaga
    pendidikan dan pelatihan, lembaga pendidikan formal termsuk perguruan tinggi,
    koperasi, usaha Negara, usaha swasta, organisasi karyawan, dan lembaga
    kemasyarakatan. Tanggung jawab itu perlu secara terkoordinasi dan terpadu; dan oleh
    karenanya timbul pemikiran konseptual untuk mengembangkan suatu system pendidikan
    dan pelatihan terpadu, yang mampu melaksanakan program orientasi terpadu guna
    menghasilkan tenaga kerja professional dan terampil. System orientasi tersebut sangat
    dibutuhkan sebagai wahana pembinaan ketenagakerjaan yang mampu beroperasi secara
    efektif dan menghasilkan tenbaga kerja yang siap pakai.


    Tujuan orientasi adalah untuk membantu karyawan baru, membuat penyesuaian
    yang mulus di tempat kerja mereka. Untuk melakukan hal itu, dibutuhkan program
    orientasi yang terencana dan di laksanakan dengan baik yang akan :
    Mengurangi tingkat kegelisahan karyawan
    Mendorong sikap positif terhadap organisasi
    Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak tertangani pada saat perekrutan
    Memperkuat dan menetapkan ekspektasi kerja yang realistis
    Tujuan pelatihan di tempat kerja, baik karyawan baru ataupun karyawan lama,
    adalah untuk memastikan adanya kesesuaian antara persyaratan yang dituntut oleh suatu
    pekerjaan dengan ketrampilan serta kompetensi karyawan.
    Orientasi memungkinkan karyawan baru mungkin akrab dengan lingkungan kerja
    dan mendapatkan rasa memiliki yang merupakan bibit dari komitmen terhadap
    organisasi. Sasaran utama orientasi di tempat kerja adalah untuk :
    _ Membuat karyawan baru merasa diterima dan nyaman
    _ Menciptakan persepsi positif terhadap organisasi
    _ Mengkomunikasikan prosedur dasar organisasi kepada karyawan baru
    _ Membentuk dasar untuk pelatihan berkelanjutan
    _ Mengkonfirmasikan keputusan karyawan untuk bergabung dengan organisasi
    _ Memulai proses pengintegrasian karyawan baru ke dalam angkatan kerja
    organisasi
    A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
    Penggunaan istilah pelatihan (training) dan pengembangan (development)
    dikemukakan oleh beberapa para ahli. Pendapat-pendapatnya dapat diketahui sebagai
    berikut :
    Dale Yoder menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan
    pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen.
    Istilah yang dikemukakan oleh Dale Yoder adalah rank and file raining, supervisor
    training, dan management development.

    Edwin B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan
    pengembangan ntuk tingkat pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah
    training operative personnel dan excecutive development.
    B. Pelatihan Karyawan
    Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh
    efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan dating melalui
    pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap
    yang layak.
    Berdasarkan rumusan tersebut, pelatihan merupakan kunci manajemen lini dan
    staf. Manajemen lini memiliki tanggung jawab yang sebesar terhadap penyelanggaraan
    pelatihan, sedangkan staf membri teknis opersaional untuk membantu lini dlam
    melaksankan fungsinya. Pelatihan berhubungan dengan efektivitas pekerjaan individu
    tenaga kerja dan hubungan antar tenaga kerja yang dikembangkan merupakan program
    untuk memudahkan pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan pelaksanaan pelatihan adalah
    agar para manajer mendapat pengetahuan tentang sikap dan kelakuan tenaga kerja yang
    diperlukan agar kondisi perusahaan efektif. Selain tujuan yang ingin dicapai agar
    pelaksanaan pelatihan dalam ilmu pengetahuan, perilaku ini berhubungan erat dengan
    fungsi pelatihan yang berperan luas dalam pengambangan manajer.
    Manajer yang moderen berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang meluas di
    luar pekerjaan. Mereka tidak hanya merasa puas dengan perumusan hubungan
    antarmanusia. Kecakapannya harus meliputi kemampuan untuk menyatakan secara
    umum keterangan riset yang pokok serta melihat, merasa, dan memahami antar hubungan
    dari keanekaragaman perwujudan perilaku individu dalam pekerjaan.
    Berbagai metode dapat digunakan dalam program pelatihan. Metode pelatihan
    yang paling terkenal dan banyak digunakan, antara lain :
    1) Metode On The Job Training
    Hampir 90% dari pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode on the job
    training. Prosedur metode ini informal, observasi sederhana dan mudah serta praktis.
    Pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain yang sedang
    bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Aspek-aspek lain dari on the job

    training adalah lebih formal dalam format. Pegawai senior memberikan contoh cara
    mengerjakan pekerjaan dan pegawai baru memperhatikannya.
    Metode ini dapat pula menggunakan peta-peta, gambar-gambar, samplesampel
    masalah dan mendemonstrasikan pekerjaan agar pegawai baru dapat
    memahaminya dengan jelas. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan skill yang
    dapat dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Manfaat dari metode ini
    adalah peserta belajardengan perlengkapan yang nyata dan dalam limgkungan
    pekerjaan atau job yang jelas.
    2) Metode Vestibule atau balai
    Vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang disunakan untuk
    tempat pelatihan bagi pegawai baru yang akan menduduki suatu pekerjaan. Metode
    ini merupakan metode pelatihan yang sangat cocok untuk banyak peserta (pegawai
    baru) yang dilatih dengan jenis pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama.
    Pelaksanaan metode ini biasanya dilakukan dalam waktu beberapa hari sampai
    beberapa bulan dengan pengawasan instruktur, misalnya pe;atihan pekerjaan,
    pengetikan klerek, operator mesin.
    3) Metode Demonstrasi dan Contoh
    Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu
    pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian
    dan memeragakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah bagi
    manajer dalam mengajarkan pegawai baru mengenai aktivitas nyata melaui suatu
    tahap perencanaan dari “Bagaimana dan apa sebab” pegawai mengerjakan pekerjaan
    yang ia kerjakan. Metode ini sangat efektif, kaena lebih mudah menunjukkan kepada
    peserta cara mengerjakan suatu tugas, karena dikombinasikan dengan alat Bantu
    belajar seperti : gambar-gambar, teks materi, ceramah, diskusi.
    4) Metode Simulasi
    Metode ini merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk
    realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap sebagai tehnik
    duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Metode simulasi yang popular
    adalah permainan bisnis (bussiness games).

    Metode ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat
    bermanfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
    5) Metode Apprenticeship
    Metode ini adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan (skill) pengrajin
    atau pertukangan. Metode ini tidak mempunyai standar format. Pegawai peserta
    mendapatkan bimbingan umum dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.
    6) Metode Ruang Kelas
    Metode ini merupakan metode training yang dilakukan di dalam kelas
    walaupun dapat dilakukan di area pekerjaan. Metode ruang kelas adalah kuliah,
    konferensi, studi kasus, bermain peran dan pengajaran berprogram (programmed
    instruction).
    Pelatihan karyawan dewasa ini menjadi sangat penting dikarenakan beberapa
    alasan. Pelatihan dapat mengurangi jumlah waktu belajar yang diperlukan karyawan
    utnuk mencapai suatu tingkat atau standar yang telah ditetapkan pada suatu pekerjaan
    tertentu. Pe;atihan bermanfaat bagi karyawan secara individual karena memungkinkan
    mereka memperoleh tambahan pengetahuan dan ketrampilan dan bahkan mungkin dapat
    membentuk sikap positif karyawan yang bermanfaat bagi organisasi. Bagi organisasi
    secara keseluruhan, pelatihan memberi peluang yang lebih baik bagi suatu perusahaan
    untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, baik dari segi jumlah maupun mutunya.
    Pelatihan karyawan, seperti halnya penempatan karyawan, harus dipandang
    sebagai suatu proses, bukan sebagai kejadian sesaat (short affair). Pada umumnya dalam
    seluruh masa kerjanya, karyawan akan dilatih dan dilatih kembali berkali-kali dari waktu
    ke waktu.
    C. Pengembangan Karyawan
    Proses pengembangan terdiri atas tindakan memutuskan kompetensi, ketrampilan
    atau pengetahuan yang perlu dikembangkan, dan bagaimana mencapainya. Sebagaimana
    dengan kebanyakan keputusan maajerial, seorang manajer harus mengambil keputusan
    ini berdasarkan sumber daya dan kesempatan yang tersedia. Tidak ada gunanya
    merencanakan program pengembangan besar-besaran jika sumber dayanya habis

    ditengah jalan. Tidak ada gunanya mengirim seorang anggota tim untuk mengikuti kursus
    pelatihan berbiaya mahal jika ia tidak diberi kesempatan untuk mempraktekkan
    ketrampilan yang ia peroleh tersebut setelah kembali bekerja.
    Jadi, titik awalnya adalah mengenali status kompetensi pemegang tugas.
    Kompetensi mana yang diperlukan untuk tugas itu? Ketrampilan mana yang dimilki
    pemegang tugas, tetapi belum dimanfaatkan? Setelah mengidentifikasi kebutuhankebutuhan
    pengembangan tersebut, seorang manajer dapat menyusun suatu rencana
    pengembangan. Pastikan bahwa rencana tersebut mencakup tindakan-tindakan SMART :
    spesifik (specific), dapat di ukur (measurable), dapat dicapai (achievable), realistis
    (realistic), dan terutama tepat waktu (timely). Barangkali sulit merencanakan
    pengembangan atau pelatihan untuk waktu yang paling sesuai, tetapi kegiatan-kegiatan
    yang terlalu cepat atau terlalu lambat akan kehilangan banyak nilai.
    Berbagai metode dapat digunakan dalam program pengembangan. Metode
    pengembangan yang paling terkenal dan banyak digunakan, antara lain :
    a) Metode Understudy
    Teknik pengembangan understudy serupa dengan metode on the job. Belajar
    dengan berbuat ditekankan melalui kebiasaan. Pada tehnik understudy tidak
    melakukan tugas secara penuh, tetapi diberikan tanggung jawab yang diberikan
    kepadanya. Dalam understudy, peserta diberikan latar belakang masalah dan
    pengalaman-pengalaman tentang suatu kejadian, kemudian mereka harus menelitinya
    dan membuat rekomendasi secara tertulis tentang masalah-masalah yang
    berhubungan dengan tugas-tugas unit kerja.
    Motivasi dan minat kerja pada umumnya tinggi apabila digunakan tehnik
    understudy. Konsep understudy memungkinkan perencanaan pegawai secara
    sistematis dan terkoordinasi serta dapat digunakan dengan jarak waktu yang lama.
    b) Metode Job Rotasi dan kemajuan berencana
    Job rotasi yang melibatkan perpindahan peserta dari suatu pekerjaan pada
    pekerjaan lainnya. Kadang-kadang dari suatu penempatan pada penempatan lainnya
    yang direncanakan atas dasar tujuan belajar. Keuntungan job rotasi adalah antara lain
    : pegawai peserta mendapatkan gambaran yang luas mengenai berbagai macam jenis
    pekerjaan, mengembangkan kerjasama antara pegawai, menentukan jenis pekerjaan

    yang sanagt diminati oleh pegawai, mempermudah penyesuaiaan diri dengan
    lingkungan tempat bekerja, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
    penempatan kerja yang sesuai dengan potensi pegawai.
    c) Metode Coaching-Counseling
    Coaching adalah suatu prosedur mengajarkan pengetahuan dan ketrampilanketrampilan
    kepada pegawai bawahan. Peranan job coach adalah memberikan
    bimbingan kepada pegawai bawahan dalam menerima suatu pekerjaan atau tugas dari
    atasannya.
    Counseling merupakan pemberian bantuan kepada pegawai agar dapat
    menerima diri, memahami diri dan merealisasikan diri, sehingga potensinya dapat
    berkembang secara optimal dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan
    penyuluhan pegawai, diharapkan aspirasinya dapat berkembang dengan baik dan
    pegawai yang bersangkutan mampu mencapai kepuasan kerja.
    Lain halnya dengan fungsi pelatihan, arti pentingnya pengembangan manajer baru
    disadari dan diterima secara luas dewasa ini. Alasan mengapa pengembangan sangat
    penting adalah sama dengan alas an mengapa pelatihan penting. Jika kita berpendapat
    bahwa training dan re-training adalah suatu proses terus menerus yang tiada akhirnya,
    maka kita juga harus menerima pendapat pengembangan manajer yang terus menerus;
    dimana setiap manajer berkembang melalui serangkaian posisi atau jabatan operasional.
    Pengembangan bukanlah sekedar pelatihan. Banyak kesempatan untuk
    menjalankan pengembangan muncul dari pekerjaan itu sendiri. Lihatlah apa yang dapat
    ditawarkan pekerjaan tersebut sebelum berinvestasi dalam alternative-alternatif lain yang
    mahal dan menyita waktu. Kesempatan-kesempatan ditempat kerja ini dapat terlewatkan
    atau diabaikan begitu saja hanya karena mengutamakan penyelesaian pekerjaan tersebut.
    Mendatangi tempat kerja adalah cara yang sangat baik untuk mempelajari persoalanpersoalan
    yang ada.
    Jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan mengapa pelatihan dan
    pengembangan tenaga kerja harus dikembangkan adalah jika perusahaan tidak
    mengembangkannya, maka perusahaan akan kehilangan karyawannya. Organisasi yang
    tidak memberi harapan bagi orang-orang yang mempunyai keterampilan kemungkinan

    hanya akan memiliki staf yang tidak terampilan dan tidak dapat diandalkan. Dalam katakata
    yang lebih positif, manusia yang berkembang adalah sumber yang lebih berharga.
    Manajer akan memperoleh lebih banyak dari mereka sebagai ganti uang yang perusahaan
    keluarkan. Pengembangan staf yang ada pun jauh lebih murah daripada merekrut dan
    mendidik karyawan-karyawan baru. Berinvestasi dalam orang dan pengembangannya
    akan mengurangi biaya operasi organisasi dan menghasilkan kepuasan pelanggan yang
    lebih besar.
    Keputusan yang benar-benar sulit adalah menentukan berapa biaya investasi
    untuk mengembangkan orang-orang. Makin besar investasi, makin leluasa perusahaan
    dalam mempekerjakan seseorang, dan mereka makin tertarik memasuki persaingan.
    Setiap organisasi harus menentukan pilihan antara berinvestasi dalam manusia dan risiko
    kehilangan investasi tersebut.
    Dari sudut pandang langsung perusahaan, pengembangan seseorang di tempat
    kerja dapat membantunya untuk secara lebih kopeten melakukan pekerjaannya. Ini akan
    makin meningkatkan produktivitasnya sendiri dan produktivitas oragnisasi tersebut.
    Tanggung jawab untuk mewujudkan pengembangan manusia ini dapat dipandang
    sebagai suatu yang sangat mirip dengan peran orangtua. Beberapa manajer sangat
    bersikap mengajari dan keras. Manajer lain bersikap lebih membantu dan mendorong
    orang untuk mencari jalannya sendiri dan menilai perkembangannya sendiri. Jika anda
    sudah pernah merasakan orangtua yang baik, besar kemungkinan anda akan
    berkembangan menjadi individu yang matang, percaya diri, sanggup menguasai diri, dan
    sanggup mengambangkan diri sendiri. Sama halnya, jika anda membimbing tim anda
    dengan cara memberdayakannya dan penuh perhatian, kemungkinan besar mereka akan
    menjadi anggota-anggota tim yang berhasil dan percaya diri. Lepas dari kepuasan karena
    ikut serta dalam pengembangan orang lain, sikap yang positif terhadap perkembangan
    orang lain ini membantu anda untuk berkinerja lebih baik dan memberi kontribusi yang
    lebih bernilai.
    Pengembangan sering diartikan pelatihan dan terlalu sering pelatihan itu berarti
    kursus. Namun, sebenarnya pengembangan adalah suatu proses yang jauh lebih luas dan
    lebih kaya daripada hanya mengikuti kursus pelatihan. Belajar seumur hidup yang

    sesungguhnya dapat terjadi dalam bentuk berbagai cara, lingkungan social, hubungan dan
    pembicaraan.
    C. Proses Pelaksanaan pelatihan
    Keputusan penyelenggaraan Pelatihan dan Pengembangan haruslah bertumpu
    pada data terbaik yang tersedia, yang dihimpun dalam suatu penilaian kebutuhan (needs
    assessment). Dalam penilaian kebutuhan dilakukan diagnosis terhadap masalah-masalah
    saat ini dan tantangan-tantangan di masa mendatang yang akan dihadapi. Cascio (1995)
    menyatakan Penilaian kebutuhan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tipe analisis yaitu analisis
    organisasional, analisis operasional, dan analisis individu.

    0 komentar

  • Copyright © 2013 - Unbreakable Machine Doll - Ilmu Bermanfaat - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan